100 tahun yang lalu, seorang wanita bernama Xia Lin Yao, wanita yang memiliki banyak bakat, bahkan memiliki perguruan yang begitu besar. Pada suatu hari beberapa pembunuh bayaran berhasil menyelinap ke dalam perguruannya, saat dia sedang bermeditasi. Dan dia pun berhasil di tangkap oleh mereka.
Namun saat berhadapan dengan orang yang memerintahkan pembunuh bayaran itu, dia meledakan diri untuk membunuh semua musuhnya, dan saat dia terbangun, dia sudah berada dalam tubuh seorang wanita yang begitu lemah.
"Dimana aku? Kenapa aku berada di dalam tubuh wanita yang lemah ini?
**
Jangan lupa untuk mendukung cerita Xia Lin 😊😊
Dan di mohon untuk tidak melakukan plagiat pada karya orang lain. Terima kasih 🙏😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #28
Luka pangeran Rong telah di obati oleh Lin Yao, dan saat ini mereka tengah duduk di bawah pohon.
"Kulit harimau itu, pasti sangat hangat jika di buat mantel untuk ibu." Gumam Lin Yao seraya menatap harimau yang mati.
Pangeran Rong yang mendengar gumaman Lin Yao tersenyum.
"Dia pasti mengkhawatirkan tubuh ibunya, karena sebentar lagi musim dingin akan datang."
Pangeran Rong menatap Lin Yao "Nona, kau telah mengobati luka ku. Ambil lah kulit harimau itu jika kau menginginkannya."
Lin Yao menatap pangeran Rong dengan terkejut "Apakah suaraku cukup keras tadi, sehingga dia mendengarnya?"
Pangeran Rong tersenyum "Anggap saja ini sebagai salah satu barang yang di bawa dalam pernikahan."
"Tu... Tuan, jika memang anda menginginkan kulit harimau itu, silahkan. Anda tidak perlu berkata seperti itu pada saya."
Pangeran Rong mengangguk "Apa nona tidak tertarik dengan ku?"
Lin Yao dan Xiao Bo yang berdiri tidak jauh dari mereka terkejut mendengar ucapan pangeran Rong.
"Tuan, jika anda sedang bergurau, lebih baik anda bergurau dengan pengawal anda. Jangan dengan saya." Ucap Lin Yao, yang merasa jika pangeran Rong sangat percaya diri.
"Jika saya tidak bergurau dengan nona, apakah nona akan tertarik? Karena sebenarnya aku tertarik pada nona."
Lin Yao tertegun dengan apa yang pangeran Rong katakan. Dan Xiao Bo saat ini ingin bersorak bahagia dalam hatinya, karena akhirnya dia melihat sendiri jika pangeran Rong benar-benar telah tertarik pada seorang wanita.
"Tu.... Tuan, anda...."
Sraaaaaak sraaaak
Lin Yao, pangeran Rong dan Xiao Bo mendengar suara langkah kaki beberapa orang yang mendekati tempat mereka berada.
"Lin yao! Lin'er!"
Seseorang berteriak memanggil nama Lin Yao dari jauh. Namun suara langkah mereka seperti semakin dekat.
Dan mereka bisa melihat tuan muda Xiao dan beberapa pengawal muncul dari balik semak-semak yang tidak jauh dari mereka.
"Lin'er, akhirnya aku menemukanmu. Ah, ya... Yang mulia pangeran Rong, anda..." Ucap tuan muda Xiao.
"Kak, kak Ming Yu." Ucap Lin Yao.
"Dasar kau ini anak nakal, bagaimana bisa kau pergi ke tempat yang berbahaya seperti ini sendirian? Kau membuat bibi Wei sangat khawatir." Ucap tuan muda Xiao memarahi Lin Yao.
"Maafkan aku kak Ming Yu. Tapi kenapa kakak.... Bukankah kak Ming Yu berkata jika kakak akan pergi hari ini?"
"Bagaimana bisa aku pergi setelah tahu dari bibi Wei kau pergi ke pegunungan ini sendirian. Kau memang harus di hukum."
"Maaf kak Ming Yu."
"Sudahlah, asalkan tidak terjadi apa-apa denganmu."
"Te.... Tetapi tuan itu... Terluka karena menolongku dari seekor harimau yang ingin menerkam ku."
Tuan muda Xiao menoleh pada pangeran Rong yang tangannya telah di balut oleh Lin Yao.
"Yang mulia, mohon maafkan kesalahan yang sudah adik saya lakukan. Dia benar-benar telah membuat kesalahan besar kali ini." Ucap tuan muda Xiao seraya membungkuk pada pangeran Rong.
"Tidak apa-apa, ini hanya luka ringan." Ucap pangeran Rong.
Lin Yao terkejut saat melihat tuan muda Xiao membungkuk dan memanggil laki-laki yang telah menolongnya dengan sebutan yang mulia.
"Lin Yao, apa yang kau lakukan. Segera meminta maaf dan berterima kasih pada yang mulia pangeran Rong." Ucap tuan muda Xiao pada Lin Yao.
"Ya.... Yang mulia pangeran Rong?"
Pangeran Rong tersenyum melihat reaksi Lin Yao yang baru tahu, jika laki-laki yang sudah menolongnya 2 kali itu adalah seorang pangeran. Pangeran yang terkenal kejam dan berdarah dingin, karena telah banyak membunuh para musuhnya di medan perang, juga sangat sulit di dekati oleh kebanyakan orang, terlebih wanita.
"Sepertinya nona pertama keluarga Liu tidak mengenali saya di kota ini." Ucap pangeran Rong.
"Mohon maafkan dia yang mulia, itu karena selama ini Lin Yao selalu berada di dalam rumah. Jadi dia tidak mengenali anda." Ucap tuan muda Xiao.
Pangeran Rong mengangguk "Aku mengerti. Tetapi, nona muda pertama. Pertanyaan yang aku ajukan padamu, aku ingin kau menjawabnya sesegera mungkin."
Lin Yao membulatkan kedua matanya dengan apa yang telah dia dengar, dia sangat mengingat pertanyaan apa yang di maksud oleh pangeran Rong itu.
"Yang mulia, ha... Hamba...."
"Pikirkanlah dulu, karena aku tidak akan menanyakan hal itu kedua kalinya padamu."
Lin Yao menunduk "Hamba mengerti yang mulia."
Tuan muda Xiao yang tidak mengerti maksud dari pembicaraan pangeran Rong dan Lin Yao hanya bisa diam.
"Baiklah, karena tuan muda Xiao sudah berada disini. Aku akan pergi sekarang." Ucap pangeran Rong.
"Yang mulia, saat ini yang mulia sedang terluka karena adik saya. Jadi biarkan saya membantu mengantarkan anda ke istana." Ucap tuan muda Xiao.
Pangeran Rong mengangguk "Baiklah jika seperti itu."
Tuan muda Xiao mengangguk. Mereka lalu kembali ke ibu kota dengan kereta kuda yang tuan muda Xiao bawa.
...----------------...
Lin Yao telah sampai di depan pintu gerbang paviliun, setelah dia dan tuan muda Xiao mengantarkan pangeran Rong ke istananya.
"Masuk dan pergilah ke kamar bibi Wei, dia sudah sangat mengkhawatirkan mu. Semua barang-barang mu biar kakak yang urus." Ucap tuan muda Xiao pada Lin Yao.
"Baik kak, terima kasih."
Lin Yao masuk ke dalam paviliun dan berjalan menuju kamar ibunya.
"Nona, akhirnya nona kembali. Feng Ying sangat mengkhawatirkan nona." Ucap Feng Ying dengan nada cemas.
"Maaf sudah membuat mu khawatir, Feng Ying."
Feng Ying mengangguk.
"Aku harus menemui ibu dulu, ibu pasti sudah sangat khawatir padaku."
"Iya nona."
Lin Yao berjalan dan berdiri di depan pintu kamar nyonya Liu.
"Ibu, Lin'er sudah kembali." Ucap Lin Yao di depan pintu kamar nyonya Liu.
Kraaaak
Pintu kamar terbuka, bibi Hong yang membukakan pintu sedikit membungkukkan badannya pada Lin Yao.
"Silahkan nona, nyonya sudah menunggu anda."
"Baik, terima kasih bibi Hong."
Lin Yao masuk ke dalam kamar lalu berjalan mendekati tempat tidur ibunya.
"Ibu, Lin'er sudah kembali." Ucap Lin Yao.
"Lin'er, kau akhirnya pulang, ibu sangat mengkhawatirkan mu. Karena itu ibu meminta Ming Yu untuk mencarimu."
"Maafkan Lin'er, ibu. Lin'er hanya ingin mencari tumbuhan obat di dalam hutan pegunungan itu."
"Tetapi setidaknya kau harus membawa seseorang untuk melindungimu, kau tahu ibu sangat khawatir terjadi sesuatu padamu."
"Maafkan Lin'er, bu. Lin'er tidak akan pernah melakukannya lagi."
Lin Yao duduk di sisi tempat tidur lalu memeluk nyonya Liu.
"Maafkan Lin'er karena sudah membuat ibu dan yang lainnya Khawatir." Ucap Lin'er.
Nyonya Liu mengangguk, dia merasa sangat lega melihat putrinya kembali dalam keadaan baik-baik saja.
"Berjanjilah pada ibu, jika kau tudak akan melakukan hal ini lagi, Lin'er." Ucao nyonya Liu seraya melepaskan pelukan mereka.
"Baik Lin'er berjanji pada ibu."
Nyinya Liu mengangguk.
"Baiklah, Lin'er harus segera membersihkan semua tanaman obat yang Lin'er dapatkan di dalam hutan." Ucap Lin Yao.
"Iya."
Lin Yao mengangguk, dia lalu berdiri dan keluar dari kamar nyonya Liu.
"Dia benar-benar sudah dewasa, dan menjadi wanita yang berani." Ucap nyonya Liu melihat Lin Yao yang semakin menjauh.
"Anda benar nyonya." Ucap bibi Hong.
Di depan aula paviliun, tuan muda Xiao meletakkan tas yang Lin Yao bawa ke dalam hutan itu.
"Kakak, biarkan saja tas itu. Aku akan membersihkan semua tanaman obat yang aku dapatkan." Ucap Lin Yao pada tuan muda Xiao.
"Kau sudah menemui bibi Wei?"
"Sudah kak."
Tuan muda Xiao mengangguk.
"Apa kau mendapatkan banyak tanaman obat di dalam hutan itu, Lin'er?"
"Iya kak, aku nememukan tanaman Bai Qian, Cang Er Zi, Bai Xian Pi, dan 6 jenis tanaman obat lainnya. Mereka tumbuh cukup banyak di dalam hutan, jadi dengan senang aku memetiknya."
"Baguslah, kalau begitu kau tanamlah sebagian tanaman obat itu disini. Agar kelak kau tidak perlu pergi ke pegunungan itu lagi."
"Iya kak, tetapi tanah disini tidak terlalu lembab. Aku khawatir mereka tidak dapat tumbuh dengan baik."
"Bukankah kau akan membuat kolam di samping kamar mu? Kau bisa menanamnya di sekitar kolam itu."
"Kak Ming Yu benar. Baiklah, kalau begitu aku akan menanamnya disana."
Tuan muda Xiao mengangguk seraya tersenyum.
w gak dapat motivasi hidup apapun dr cerita ini.
sekian. terima kasih
MC kaga sempurna Dimata w.
rumah bordil = rumah tempat pelacuran
rumah bordir = tempat untuk bordir ( semacam sulam ) untuk kain sebagai hiasan ataupun sebagai badge atribut
yee akan laucing pangeran kecil😊😘