"Maaf Tuan Muda, karena kesalahpahaman ini. Anda harus menikahi saya." Ucap Carine Anastasya Conwer dengan tatapan sendu.
"Aku tidak butuh maafmu Carine Anastasya, nama palsumu itu tidak bisa mengelabuiku. dan satu lagi, jangan mimpi untuk menjadi istri spesialku. kau bukan tipe, selera, dan wanita yang kucintai. paham!" Tekan Reno Zesnard Phoenix dengan mata menatap tajam.
"Baik Tuan, saya tahu posisi saya." Ujar Carine Anastasya Conwer seraya menundukkan kepala.
Notes: biar tidak bingung, dianjurkan untuk baca novel pertama dengan judul 👉SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA. agar ceritanya nyambung dan teman-teman tidak bertanya-tanya untuk beberapa isi cerita yang mungkin tak dijelaskan secara rincih, termasuk beberapa tokoh cerita yang tak di detail kan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa lalu dan Tuan Muda.
"Aku tidak boleh seperti ini, pria itu bisa seenaknya memperlakukanku dan bahkan dia sudah merenggut kesucian yang kujaga. aku bisa melewati semuanya, aku yakin aku bisa," Ucap Carine merendam diri di dalam bathup dengan tubuh polos, Carine terus bergumam pada dirinya sendiri dan menatap pantulannya di cermin yang ada di hadapannya.
air mata yang dia paksakan agar tak keluar, kini luruh kembali dan Ia terisak di dalam kamar mandi tanpa satu pun yang mendengarnya.
"Aku.... bisa berdiri di atas kakiku dan aku punya papa yang selalu menjadi pelindung." Gumam Carine memegang kepalanya yang mulai terasa sakit, kepingan cerita kembali berputar-putar di ingatannya.
masa lalu.......
Beberapa pria berpakaian hitam menarik paksa lengan Carine dan membuangnya begitu saja di tepi jalan. Carine yang masih berusia tujuh tahun kala itu, tidak mengingat jelas siapa dirinya dan dari mana asalnya. bahkan wajah orang tuanya Carine sudah lupa dan tak ingat sama sekali.
hidup menjadi seorang gelandangan sangatlah sulit, Carine pontang-panting ke sana kemari hanya untuk mendapatkan makanan bagi perutnya yang sudah keroncongan. bahkan bocah usia tujuh tahun itu pernah memakan bekas makanan yang sudah dibuang di tempat sampah.
hingga keberuntungan berpihak pada Carine, saat seorang pria dewasa gagah nan tampan. memintanya ikut dengan lembut,
"Hai Nona cilik, siapa namamu? sepertinya kau tidak berasal dari negara ini. wajahmu ras luar, kau bisa berbahasa Indonesia?" tanya pria dewasa itu sembari mencondongkan badan ke hadapannya.
Carine tidak menjawab, hanya gelengan kepala yang Ia lakukan. "Tuan, sepertinya dia korban perdagangan manusia." tutur pria dewasa yang satu nya.
"Bawa dia ke kediamanku Axel, aku akan memperkenalkannya pada Kanaya dan putra-putraku." tutur Tuan Agam membelai lembut pipi Carine, Ia menatap manik mata abu-abu milik Carine dan tersenyum hangat. hati kecilnya menyukai Carine, mungkin karena Tuan Agam tidak mempunyai anak perempuan.
Tiba di sebuah rumah besar bak istana milik Tuan Agam, Carine di kenalkan ke seluruh keluarga inti Tuan Agam. semua menerimanya dengan sangat baik juga hangat, hanya dua orang yang terlihat tidak menyukainya. Aston dan Reno, kedua putra Tuan Agam menatapnya penuh selidik.
ketika Tuan Aston yang menatapnya penuh selidik kemudian berubah datar, berbeda dengan Tuan Muda. matanya tak luput melihat penampilan Carine dan seolah tidak menyukainya.
"No papa! Non mi piace." Ucap Tuan Muda kecil sembari menunjuk Carine dengan tatapan tak suka, ia menggunakan bahasa Italia yang artinya, Tidak papa! aku tidak menyukainya.
"Ren, dia bisa menjadi saudarimu." tutur Kanaya membujuk Reno kecil. Kanaya juga menyukai Carine dan Ia satu pendapat dengan suaminya untuk mengadopsi Carine.
"No Mom! Non mi piace." ucap Tuan Muda lagi dengan sangat tegas.
"Mom, papa, aku juga tidak ingin menambah adik. aku akan mengangkatnya sebagai bawahanku, dia bisa menjadi mata-mata di dunia bawah. tapi dengan syarat, kalau dia bisa mengalahkan Reno. dia bisa menjadi bawahanku, tapi kalau Reno menang, dia bisa menjadi saudariku." ujar Aston terdengar aneh di telinga semua orang.
Reno di kalahkan? mustahil bukan, secara perbedaan dari segi manapun terlihat sangat jelas. terlebih, ucapan Aston sangat tak masuk akal.
"Axel, latih dia selama seminggu. aku menunggunya, agar pertandingan ini terlihat adil." Ucap Agam mengambil keputusan setelah mendapat penolakan kedua putranya.
"Hei Nona cilik, berusahalah untuk menjadi putriku. gunakan otakmu," tutur Agam lembut pada Carine.
Axel meraih tangan Carine dan menggengam nya keluar dari kediaman Tuan besar. Axel membawa Carine kecil ke kediamannya. lalu menyuruh pelayan membersihkan tubuh Carine.
"Tuan, aku mendapat ini di balik dress yang Nona kenakan." ucap sang pelayan menyerahkan benda seperti tanda pengenal.
"jadi namanya Carine," ucap Axel melihat tanda pengenal itu. dan menyadari sesuatu disana, Carine bukan orang sembarangan. dia berasal dari kalangan atas, tapi di negara yang berbeda. dengan mudah Axel mengetahui hal itu dari tanda pengenal yang ada.
"Rawat dia dengan baik selama seminggu." suruh Axel meninggalkan kediamannya.
satu minggu kemudian......
tanpa pelatihan apapun, Axel membawa Carine ke kediaman Tuan besar. dan disinilah mereka semua berada, di taman belakang. Tuan Muda yang sedang memegang buku catatan kecil sembari menatap tajam manik mata Carine, dan Tuan besar dan Nyonya besar yang selalu menebar senyuman hangat padanya. berbeda dengan Tuan Aston yang datar dan selalu datar.
"siap?" bisik Axel di telinga Carine, menggunakan bahasa negara Carine.
Carine mengerti dan mengangguk. lalu maju kedepan dengan kaki gemetar, Tuan Muda menyerahkan buku catatan kecilnya ke tangan pelayan dan maju kedepan, mereka berdua berhadap-hadapan.
"Ti odio, (aku membencimu)." ucap Tuan Muda dengan bahasa Italia nya.
"Sta a te, (terserah)." balas Carine dengan tatapan nanar.
"quindi capisci? (kau mengerti?)" Tuan Muda membelalak matanya.
"Ho imparato in appena una settimana la tua lingua. (aku belajar hanya dalam seminggu tentang bahasa Anda)" balas Carine, Tuan Muda semakin membelalak matanya, kemudian manik Tuan Muda kembali datar.
lalu mereka beradu kekuatan fisik, pertengkaran anak kecil itu terlihat imut. dan hasil tak terduga, Carine menang? Tuan Muda jatuh tersungkur ke atas rerumputan.
"Se mi metti in imbarazzo, ti faro pagare in futuro. Non sono davvero serio. (kau membuatku malu, aku akan menagihnya di masa yang akan datang. aku tidak benar-benar serius.) " ujar Tuan Muda meninggalkan taman dengan pelayan di sampingnya.
"Anak itu." kata Agam pada Kanaya, mereka memandang punggung putra muda mereka.
"baiklah, kapan pun, aku akan menerimamu sebagai mata-mataku. jadi belajarlah yang giat," tutur Aston meninggalkan taman.
setelah kepergian kedua putra mereka, Axel mendekati Tuan besar dan Nyonya besar lalu berlutut di hadapan keduanya. satu tangan lainnya Axel menyentuh pucuk kepala Carine.
"Tuan, Nyonya, izinkan saya merawat anak ini. dan menjadikannya putriku." izin Axel dengan nada serius.
"Ya, kami tidak bisa merawatnya. kau rawat dia dengan baik, Phoenix grup menantinya." balas Agam pada sekertarisnya, lalu Axel berterimakasih pada Tuan nya itu.
sejak saat itu...
Hari-hari Carine dipenuhi warna ketika dirinya tinggal di kediaman sekertaris Axel. bahkan untuk menyenangkan Carine kecil, Axel membuat taman belakang dengan sangat indah. agar Carine tak jenuh. hingga Carine memberanikan diri memanggil sekertaris Axel dengan sebutan papa.
sekertaris Axel tersenyum mendengar panggilan itu, pria itu sama sekali tidak menolak.
"kau sangat imut sayang," ucap papa Axel membelai hangat pipi Carine kecil.
Carine tertawa ceria, sudah tidak ada lagi wajah yang ditekuk. "Papa, aku orang Indonesia." ucap Carine terbata-bata.
"Ya, kau sudah berkebangsaan Indonesia." balas Axel mengangguk, Ia sudah mengurus semuanya, bahkan Axel sudah mencari tahu keluarga Carine dan mengapa Carine ditelantarkan. Axel memilih untuk membesarkan Carine mulai saat ini.
"Papa, Tuan Muda masih membenciku?" tanya Carine duduk di pangkuan Axel.
"dia selalu mengumpat tentang Carine imut ini setiap hari." balas Axel terkekeh pelan.
"Oh kasiannya Tuan Muda." Carine ikut tertawa kala mengingat wajah masam Tuan Muda, Tuan Muda sengaja kalah hari itu, Carine tahu pasti Tuan Muda mengalah karena tak mau memiliki saudari sepertinya.
"mulai besok kau akan bersekolah di luar negri, dan saat papa membahasnya dengan Tuan Agam. Tuan Muda menguping pembicaraan kami." kata Axel.
Carine tersenyum mendengarnya, Carine berlalu ke kamar karena sudah larut malam.
...----------------...
Carine masih di dalam bathup.
"Tuan Muda membenciku sedari dulu, dia menolakku, sekarang menghancurkan diriku." tuturnya tertawa sinis.
Carine yang bergumam di dalam kamar mandi membuatnya terlonjak kaget, saat pintu di buka dengan sangat keras oleh Tuan Muda.
"kenapa kau begitu lama?" tanya Tuan Muda berdiri di samping bathup.
Carine tidak menjawab dan hanya membuang muka agar tidak bersitatap dengan pria itu.
tidak mendapat jawaban, Reno meraih tubuh polos Carine dan menggendongnya Ala bridal. "Apa yang kau lakukan!" ucap Carine kaget sekaligus malu.
Reno membilas tubuh Carine di bawah shower, lalu mengenakan bathrobe ke tubuh wanitanya. "aku sudah melihat semuanya." kata Reno.
Reno menggendong Carine ala bridal lagi, dan membawanya masuk ke walk in closed. Reno memilih baju tidur dan dalaman Carine di lemari wanitanya. "pakai ini, tunggu aku di dalam kamar." tutur Reno meninggalkan Carine.
Carine memegang tengkuknya, "dia kemasukan?" tanya Carine bergidik ngeri, Carine menatap pakaian dalamnya, seketika pipinya merona merah.
...bersambung..........
Info pemenang give away🎁✨
selamat untuk:
Daisy.🌼
Arsyila quinza amalia.🌼
silahkan chat Mom di instagram.
terimakasih dukungannya yah🥰
untuk giveaway selanjutnya, Mom pilih perorangan yah. yang paling aktif di kolom komentar+like. selamat malam🥰🙏
klo hatinya memang untuk Reno, ngapain pke acara kabur?? apalagi pke ketemu sama Max yang notabene menyukai amat sangat ke Carine. haddeehhh