Li Yuanting, seorang jenderal perang bengis dan tak kenal takut dari zaman kuno, bereinkarnasi ke tubuh Ethan Zhao berusia 27 tahun, seorang pria tampan yang culun dan sering dihina, dijadikan anjing pesuruh oleh keluarga besar Zhao serta istrinya sendiri.
Li Yuanting yang menempati tubuh Ethan, akhirnya membalas mereka, dengan kemampuan strategi miliknya dan juga gabungan bakat yang dimiliki Ethan. Bagaimana perjalanan sang jenderal?
Yuk! Mampir baca!
Yang gak suka silahkan skip! Tidak perlu memberikan rating buruk👊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Dengan Identitas Baru
Keesokan harinya, Evelyn menatap Ethan dengan tatapan serius sambil bersedekap. Ia sudah tidak tahan melihat pria itu dengan gaya berantakan dan pakaian lusuh miliknya yang sama sekali tidak cocok untuk dunia modern.
"Kau tidak bisa terus-terusan terlihat seperti ini, Ethan," ujar Evelyn sambil menunjuk dari kepala hingga kaki pria itu. "Kalau kau mau bertahan di dunia ini, penampilanmu adalah hal pertama yang harus diubah."
Ethan menatap Evelyn dengan alis terangkat. "Penampilan? Apa pentingnya itu? Di zamanku, yang terpenting adalah kemampuan bertarung dan strategi, bukan bagaimana seseorang terlihat."
Evelyn mendengus sambil meraih lengan Ethan. "Itu zamanku, ini zamanku. Di sini, penampilan bisa jadi setengah dari kesuksesanmu. Ikut aku."
Tanpa memberi Ethan kesempatan untuk menolak, Evelyn menyeretnya ke sebuah salon mewah di pusat kota. Saat mereka masuk, para staf salon segera menyambut dengan ramah, tetapi mata mereka langsung tertuju pada Ethan. Beberapa dari mereka berbisik, memperhatikan pria dengan pakaian sederhana yang tampak jauh dari kata menarik.
"Aku ingin dia diubah total," kata Evelyn dengan nada tegas sambil menunjuk Ethan.
"Diubah ... total?" ulang seorang stylist wanita, memperhatikan Ethan dari ujung kepala hingga kaki. Dia tampak ragu. "Hmm ... ini akan membutuhkan usaha, tapi kami bisa mencoba."
Ethan memandang para stylist dengan penuh curiga. "Apa yang akan mereka lakukan padaku?" tanyanya dingin.
"Tenang saja," jawab Evelyn sambil tersenyum sinis. "Mereka hanya akan membuatmu terlihat seperti manusia modern, bukan seseorang yang baru keluar dari masa lalu."
Meskipun enggan, Ethan akhirnya mengikuti instruksi mereka. Rambutnya dipangkas rapi dengan potongan modern, wajahnya dibersihkan dan dirawat hingga tampak bersinar, dan alisnya sedikit dirapikan untuk memberikan kesan tegas. Seluruh proses membuat Ethan merasa seperti seorang prajurit yang sedang dipermak untuk upacara kerajaan.
Beberapa jam kemudian, Evelyn menunggu di sofa sambil memainkan ponselnya. Ketika Ethan keluar dari ruangan, semua mata langsung tertuju padanya. Para stylist yang tadi tampak ragu kini tertegun, bahkan ada yang berdecak kagum.
Evelyn, yang awalnya sedang asyik dengan ponselnya, mendongak dan tertegun. Matanya membesar saat melihat sosok Ethan yang sekarang berdiri di hadapannya. Dengan rambut yang ditata rapi, kulit bersih bercahaya, dan pakaian baru yang dipilih dengan cermat oleh stylist, Ethan terlihat seperti model papan atas.
"Kau bercanda ...." gumam Evelyn dengan nada tak percaya.
Ethan, yang merasa canggung dengan semua perhatian itu, mengerutkan dahi. "Kenapa kau menatapku seperti itu?"
Evelyn bangkit dari sofa dan berjalan mendekat, menatap Ethan dari dekat. "Aku tidak percaya pria culun itu ternyata ...." Ia menghentikan kalimatnya sejenak, berusaha mencari kata yang tepat. "Benar-benar tampan."
Ethan hanya mendengus. "Aku tidak peduli dengan itu. Jika ini yang diperlukan untuk menjalani dunia ini, maka anggap saja aku sudah mematuhinya."
Salah satu stylist, yang masih kagum, menambahkan, "Dengan wajah seperti itu, kau bisa dengan mudah menjadi pusat perhatian di mana saja. Serius, kau seperti keluar dari majalah mode."
Evelyn tersenyum tipis, meskipun matanya tidak bisa berhenti memandangi Ethan. "Setidaknya sekarang kau terlihat layak untuk berjalan di sebelahku."
Ethan mengangkat alis, sedikit bingung. "Apa maksudmu?"
Evelyn menggelengkan kepala. "Sudahlah. Ayo pergi. Masih banyak yang harus kita lakukan."
Saat mereka keluar dari salon, Ethan merasa lebih percaya diri, meskipun dia masih tidak sepenuhnya memahami pentingnya penampilan dalam dunia modern ini. Satu hal yang ia tahu, dunia ini mungkin berbeda, tetapi dirinya tetap seorang jenderal—dan sekarang ia memiliki penampilan yang mampu membuat siapa pun terpukau.
*****
Setelah beberapa hari beradaptasi dengan dunia modern di apartemen Evelyn, Ethan Zhao—atau lebih tepatnya jenderal besar Li Yuanting—akhirnya memutuskan untuk kembali ke mansion keluarga Zhao.
Ingatan Ethan Zhao terus mengganggu pikirannya, terutama gambaran ibunya yang diperlakukan seperti pelayan rendahan oleh keluarga Zhao. Sebagai seorang jenderal, ia tidak bisa membiarkan penghinaan seperti itu berlanjut.
Saat mobil yang dikendarai Ethan berhenti di depan mansion Zhao yang megah, dia menatap bangunan itu dengan tatapan dingin. Di balik fasad mewah itu, ia tahu ada penghinaan, pengkhianatan, dan kekejaman yang tersembunyi.
Ketika Ethan masuk ke mansion dengan langkah tenang namun penuh wibawa, suasana di dalam langsung berubah hening. Para pelayan yang melihatnya tertegun, beberapa bahkan menjatuhkan barang yang mereka bawa.
"E—Ethan Tuan Muda?" gumam salah satu pelayan dengan suara gemetar.
Ethan tidak menanggapi mereka, hanya melangkah masuk dengan kepala tegak, auranya yang dingin dan kuat membuat semua orang merasa terintimidasi.
Di ruang tengah, Felix Zhao, adik tiri Ethan, sedang duduk santai di sofa sambil tertawa bersama Clara, istri Ethan. Ketika mereka mendengar suara langkah, mereka berdua menoleh, dan tawa mereka langsung lenyap.
"Ethan?!" seru Felix dengan nada terkejut, bangkit dari sofanya. Matanya membesar melihat pria yang seharusnya sudah mati itu berdiri di depannya.
Clara, yang awalnya duduk dengan angkuh, kini tampak pucat. Matanya melirik Ethan dengan ekspresi campuran antara terkejut dan takut. "K—kau ... kau masih hidup?"
Ethan menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, seolah-olah ia sedang menilai dua orang itu seperti musuh di medan perang. "Tentu saja aku masih hidup," jawabnya datar namun penuh tekanan. "Kenapa? Kalian kecewa?"
Felix mencoba menyembunyikan kegugupannya dengan tertawa kecil. "Tentu saja tidak! Aku hanya terkejut. Kau ... kau menghilang begitu saja. Kami pikir kau ...."
"Mati?" potong Ethan dengan nada tajam, membuat Felix terdiam.
Clara, yang selama ini selalu memandang rendah Ethan, mencoba menguasai dirinya. "Bagaimana bisa kau kembali, Ethan? Bukankah—"
"Bukankah aku seharusnya mati di dasar jurang?" Ethan menyelesaikan kalimatnya dengan suara dingin, membuat Clara membeku di tempatnya.
Felix menelan ludah, mencoba menguasai situasi. "Ethan, ini semua salah paham. Aku senang kau kembali. Tapi bagaimana kau selamat?"
Ethan melangkah mendekati mereka, langkahnya perlahan namun penuh tekanan. "Itu tidak penting. Yang penting adalah aku kembali, lebih kuat dari sebelumnya. Dan mulai sekarang, tidak ada yang akan memperlakukan aku atau ibuku seperti sampah lagi."
Felix dan Clara terdiam, merasa terintimidasi oleh aura Ethan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Pria yang dulu lemah dan sering dipermalukan kini berdiri di depan mereka seperti seorang raja yang baru saja mengambil kembali tahtanya.
Sebelum Felix atau Clara bisa menjawab, suara seorang wanita tua yang lembut namun lelah terdengar dari arah dapur. "Ethan? Benarkah itu kau?"
Ethan menoleh dan melihat ibunya, seorang wanita dengan wajah pucat dan tubuh kurus, berdiri di sana dengan mata yang berkaca-kaca. Ia terlihat seperti tidak percaya bahwa putranya masih hidup.
Ethan mendekati ibunya, tatapannya yang dingin melunak untuk pertama kalinya. "Bu," katanya pelan, suaranya penuh emosi.
Air mata mengalir di pipi ibunya saat ia memeluk Ethan dengan erat. "Kupikir aku telah kehilanganmu ...." bisiknya.
Ethan membalas pelukan itu dengan lembut, namun matanya kembali dingin saat menatap Felix dan Clara dari atas bahu ibunya. Dalam hatinya, ia bersumpah bahwa mulai hari ini, tidak ada yang akan menyakiti ibunya lagi.
Dan mereka yang pernah menginjak-injak martabatnya, terutama Felix dan Clara, serta keluarga Zhao yang lain, akan membayar mahal atas apa yang telah mereka lakukan.