"Mencintaimu dengan Tulus: Kisah Cinta LDR"
Matara Vega Sakti dan Sherina Ayesha Wicaksono, dua mahasiswa semester satu yang menjalin cinta di tengah jarak. Mereka berbagi impian, harapan, dan tawa. Namun, ketika Sherina pulang ke Indonesia untuk liburan semester, perasaan cemburu Vega mulai menggerogoti hubungan mereka.
Konflik memuncak ketika Vega menemukan Sherina dekat dengan teman lamanya. Kesalahpahaman dan kecurigaan membuat hubungan mereka goyah. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menahan badai?
Di tengah kebimbangan dan kesulitan, Vega dan Sherina harus memilih antara memperbaiki hubungan atau berpisah. Akankah mereka menemukan jalan kembali ke pelukan each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LYS Halaman 8
Sherina bangun dari pelukan Vega dan tersenyum. "Aku...aku hanya tidur diapartemen saja." kata Sherina sedikit gugup.
Vega bangun, tersenyum dan memeluk Sherina kembali lebih erat. "Aku senang kamu selalu cantik dan menggemaskan, Sayang."
Sherina merasa senang dengan perhatian Vega. Dia membalas pelukan Vega dan mereka berdua berpelukan lebih erat.
Tiba-tiba, ponsel Sherina berdering. Dia memutuskan untuk mengabaikannya dan terus berpelukan dengan Vega.
"Aku tidak ingin telepon itu mengganggu kita, Sayang," kata Sherina sambil tersenyum.
Vega tersenyum. "Aku juga tidak ingin itu mengganggu kita."
Mereka berdua kemudian terus berpelukan dan menikmati waktu mereka bersama. Tapi, ponsel Sherina terus berdering membuat Vega melepas pelukan.
"Ponselmu terus berdering, Sayang. Terima saja siapa tahu itu penting." kata Vega memilih duduk di tepian tempat tidur dan menaruh tas di atas kasur.
"Baiklah." Sherina, menurut dan menggapai ponsel miliknya.
Tapi, Sherina merasa sedikit gugup ketika melihat nama akun Ari_bintang_5 di layar ponselnya. Dia tidak ingin Vega tahu bahwa Ari menghubunginya.
"Halo?" kata Sherina mencoba untuk tidak terdengar gugup.
"Aku hanya ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja," kata Ari di ujung telepon.
Sherina merasa sedikit tidak nyaman dengan pertanyaan Ari. Dia tidak ingin Vega tahu bahwa Ari menghubunginya.
"Aku baik-baik saja, Ari," kata Sherina terus mencoba untuk tidak terdengar gugup. "Tapi aku sedang sibuk sekarang. Bisa kita bicara nanti?"
Ari terdiam sejenak sebelum menjawab. "Baiklah, tidak masalah."
Sherina merasa lega ketika Ari tidak keberatan. Dia tidak ingin Vega tahu bahwa yang menghubunginya adalah Ari.
"Sudah dulu ya," kata Sherina sebelum menutup telepon.
Vega melihat Sherina dengan tatapan yang sedikit curiga. "Siapa itu?" tanya Vega sambil menunjuk ke arah ponsel Sherina.
Sherina merasa sedikit gugup dengan pertanyaan Vega. Dia tidak ingin Vega tahu bahwa Ari yang menghubunginya, dan tidak ingin Vega tahu jika tadi baru saja keluar bersama Ari.
"Hanya teman aku," kata Sherina sambil tersenyum, mencoba untuk tidak terdengar gugup dan terlihat biasa saja lalu Sherina menaruh ponsel di atas nakas.
Vega melihat Sherina dengan tatapan yang sedikit curiga. "Jangan berbohong, Sherina" Vega menatap Sherina dengan curiga.
Sherina merasa sedikit terjebak dengan tatapan Vega yang curiga. Dia tidak ingin Vega tahu bahwa Ari yang menghubunginya, dan tidak ingin Vega tahu jika tadi baru saja keluar bersama Ari.
"Aku...aku tidak berbohong, Sayang," kata Sherina tersenyum masih mencoba untuk tidak terdengar gugup.
Vega masih menatap Sherina dengan tatapan yang curiga. "Jangan berbohong, Sherina. Aku tahu kamu selalu jujur padaku," kata Vega sambil menunjuk ke arah ponsel Sherina.
"Aku...aku jujur kok, Sayang," kata Sherina.
Vega masih menatap Sherina dengan tatapan yang curiga. "Sherina, aku tahu kamu tidak berbohong. Tapi aku juga tahu bahwa kamu sedang menyembunyikan sesuatu dari aku," kata Vega mendekati Sherina dan menatapnya lebih dalam.
Sherina menggigit bibir bagian bawah merasa semakin gugup. Tapi, Sherina memberanikan untuk menatap Vega dan tersenyum seperti biasanya.
Sherina membingkai wajah Vega, gemas. "Ya ampun, Sayang kamu ini bicara apa sih? Jangan curigaan seperti itu lah," kata Sherina mencoba meyakinkan Vega.
Tapi, Vega tidak percaya begitu saja pada Sherina. Dia tahu bahwa Sherina sedang menyembunyikan sesuatu dari dia.
"Baiklah, aku tidak akan memaksa kamu untuk memberitahu aku," kata Vega. "Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak akan pernah mempercayai kamu jika kamu terus menyembunyikan sesuatu dari aku."
Sherina meneguk ludah semakin kesini semakin merasa terjebak dengan pernyataan Vega.
Dengan wajah datar, Vega mengambil ponsel Sherina dan melihat siapa yang baru saja menghubunginya. Seketika, Vega memejam dalam dan meremas ponsel Sherina sedikit kencang.
"Kamu mulai berbohong padaku?" kata Vega menatap Sherina, menunjukan log panggilan disalah satu aplikasi.
Sherina menggeleng.
"Lalu, ini apa!" Vega berbicara sedikit tinggi, membuat Sherina terlonjak kaget karena, sebelumnya Vega belum pernah seperti ini padanya. "Ini akun milik siapa, Sherina?" Vega menahan amarah, berusaha berkata lembut supaya Sherina tidak takut. Vega membaca pesan didalamnya.
Sherina menunduk, semakin gugup.
Vega menatap Sherina dengan tatapan yang curiga. "Jawab, Sherina. Aku tahu kamu tahu siapa pemilik akun ini, disini ada pesannya." kata Vega sambil menunjuk kearah ponsel Sherina.
Sherina diam membisu dia tidak tahu harus berkata apa pada Vega.
Vega meneguk ludah kasar, hatinya terasa panas mengetahui ini. Dari nama depannya saja, Vega sudah tahu siapa pemilik akun ini.
Sedangkan Sherina, dia semakin takut dan merasa bersalah pada Vega, andai saja tadi memilih untuk jujur saja mungkin dirinya tidak akan ada dalam situasi seperti ini. Sherina tidak menyukai situasi ini.
"Vega, aku," Sherina bingung ingin bicara apa, tapi, Sherina memberanikan untuk menatap Vega.
Tapi, Vega sudah tidak sabar lagi. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Sherina, aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Siapa pemilik akun ini? Dan apa hubunganmu dengan dia?" kata Vega sambil menatap Sherina dengan tatapan yang serius.
"Pemilik akun itu adalah Ari, Veg," kata Sherina takut-takut.
Vega menekuk kedua tangan dipinggang hatinya semakin panas mendengar pengakuan Sherina, tapi, berusaha untuk tidak emosi. "Lalu?" tanya Vega ingin tahu lebih lanjut dan ingin Sherina lebih jujur padanya.
Sherina memilin jemarinya. "Tadi, Ari mengajak aku keluar, Veg. Awalnya aku memang ingin meminta izin padamu tapi, Ari mengatakan jika kamu terlalu mengekang aku jadi, aku tidak jadi meminta izin padamu. Tapi percayalah, Sayang, aku tidak memiliki hubungan apapun dengan, Ari, kami murni hanya teman lama." jelas Sherina berharap Vega tidak akan marah karena sudah jujur padanya.
Vega tersenyum sedih mendengarkan pengakuan Sherina. Dia merasa kecewa dan marah karena Sherina tidak meminta izin padanya karena perkataan Ari.
"Kamu lebih menurut perkataan, Ari?" tanya Vega dengan nada yang sedikit tinggi.
Sherina menatap, Vega. "Perkataan, Ari memanglah benar Veg, kamu mengekang aku!" kata Sherina dengan suara tak kalah tinggi. "Dari awal pertemuan kita dengan Ari ditaman, kamu sudah berani melarang aku Vega, aku tidak suka!"
Vega merasa semakin marah. "Aku seperti itu hanya demi hubungan kita Sherina aku tidak ingin hubungan kita bermasalah hanya karena teman lama kamu itu!" jelas Vega dengan nada yang semakin tinggi.
Sherina menggeleng. "Ari, baik Vega, dia tidak akan merusak hubungan kita. Percayalah." kata Sherina dengan nada lembut.
Vega merasa semakin kecewa. " Aku marah padamu Sher, kamu berani membohongi aku karena dia." kata Vega dengan nada sedikit menurun.
_____________________________
Wajah kecewa Vega.