Mempunyai keluarga yang bahagia adalah impian kasih, wanita berumur 29 tahun itu hidup sederhana,jadi ibu rumah tangga yang mengurus anak dan suami.
Setiap wanita selalu memimpikan kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Tapi apa yang terjadi jika harapan itu dipatahkan dengan sebuah penghianatan.
" Tega kamu mas, kamu gak mikir gimana perasaan aku dan anak - anak. Dimana otak kamu mas, kamu sudah menghancurkan semuanya mas." Ucap kasih sambil menangis.
Hati wanita mana yang tidak sakit,mengetahui laki - laki yang dicintainya berbuat curang di belakangnya.
" Aku udah gak ada rasa sama kamu." Jawab Raka dengan enteng.
Kehidupan pernikahan yang di bangun itu hancur sudah,apakah masih dapat diperbaiki ?
Mampukah kasih menerima,bertahan,memaafkan atau melepaskan?
Akankah ada seseorang yang datang menghapus luka itu dan menggantinya dengan kebahagian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 "Menjenguk"
Sore hari setelah jam pulang kantor tiba, teman Raka dari divisi keuangan berkumpul untuk pergi menjenguk Kasih di rumah sakit.
"Aku, Fitri dan Nadia berangkat duluan soalnya kami masih harus mampir di toko buah untuk dibawa ke rumah sakit. Nanti kita kumpul di rumah sakit, setelah itu kita pergi ke ruangan Kasih bersama-sama." Ucap Anton karena Nadia dan Fitri akan menumpang dengan mobilnya sedangkan Adam, Dion, dan Sheila berangkat dengan mobil masing-masing.
"Baiklah, nanti kita bertemu di sana saja" Ucap Adam kemudian mereka semua bergegas masuk kedalam mobil masing-masing.
Ketika semua orang dengan ringan kaki untuk pergi menjenguk istri rekannya tersebut, berbeda dengan Sheila yang sebenarnya malas untuk ikut. Tapi apa boleh buat, Sheila tidak punya alasan untuk mengelak agar tidak ikut.
Dengan wajah yang ogah-ogahan Sheila melajukan mobilnya.
"Rasanya malas sekali ikut menjenguk wanita itu. Tapi tidak apalah paling tidak aku bisa melihat mas Raka nanti." Ucap Sheila.
Setelah sampai di rumah sakit, mereka sudah berkumpul yang pertama sampai adalah Dion dan Adam, setelah itu menyusul Anton, Nadia dan Fitri.
"Kalian sudah sampai, kalau begitu Ayo kita keruangannya Kasih." Ucap Anton.
"Tunggu dulu, Si cantik sheila belum datang" ucap Dion.
"Oh iya, Sheila belum datang ya, kemana itu anak?" ucap Fitri
"Biasa tuan putri pasti lama kayak keong." sahut Nadia.
"Kamu kenapa si Nad, gak suka bangat kelihatannya sama Sheila. Kamu iri ya melihat kecantikannya sheila." Ucap Dion.
"Idih... ngapain iri sama dia, liat auranya aja udah gak enak, gak ada tuh aku lihat aura kebaikan dari tu anak yang ada aura mistis." Ucap Nadia.
"Enak saja bilang calon jodohku punya aura mistis, Dasar singa betina bar-bar." Balas Dion.
"Cocok sih kalau kalian di satuin sama-sama punya aura mistis." ucap Nadia sinis.
"Dasar kamu ya singa betina, jomblo abadi.Pantas saja gak ada laki-laki yang mau sama kamu, awas jadi perawan tua. Kalau ngomong itu mulut di kira-kira." Ucap Dion.
"Bukan laki-laki yang gak mau dekat sama aku, tapi laki-laki minder mau dekatin aku. Secara gue perempuan cantik, mandiri, hanya laki-laki yang berkelas yang berani dekatin cewek kayak aku." Ucap Nadia dengan percaya dirinya.
Ketika Dion ingin membalas perkataan Nadia Adam datang memotong perkataan Dion.
" jadi cewe...." Ucap Dion mengantung
"Sudah, kalian tiap hari ada aja debatnya. kita tunggu Sheila sekitar 15 menit lagi, kalau dia belum nyampe juga baru kita duluan masuk".Titah Adam.
Sedangkan orang yang ditunggu-tunggu sudah sampai di parkiran rumah sakit, tapi Sheila tidak langsung turun, dia memperbaiki riasannya dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya.
"Siapa tahu mas Raka sedang khilaf dan terpanah melihat kecantikanku." Ucap Sheila sambil memonyongkan bibirnya dan berfose **** di kaca spion mobilnya.
Setelah merasa lebih oke sesudah memperbaiki riasannya barulah Sheila turun dari mobilnya dan berjalan mencari keberadaan teman-temannya.
"Nah, itu dia Sheila" ucap Adam.
"Sudah kumpul semua ya, apa kalian sudah lama menunggu aku ?" tanya Sheila
"Ya kami sudah lama menunggumu disini sampai sudah mau karatan, emang kamu dari mana saja sih?" Jawab Nadia.
"Maaf tadi macet di jalan." Ucap Sheila memberi alasan.
"Semuanya sudah disini, jadi ayo kita keruangan Kasih." Ajak Fitri yang malas mendengar perdebatan temannya lagi.
"Assalamualaikum...apa kami mengganggu?" tanya Fitri basa-basi.
"Walaikumsalam, Kalian datang. Astaga kenapa gak kasih kabar kalau mau datang menjenguk?" tanya Raka.
"Kalau kami kasih tahu kamu kalau kami semua akan menjenguk Kasih pasti kamu bilang. Gak usah repot-repot Kasih sudah baik-baik saja." Ucap Anton meniru ucapan Raka.
"Mas, di suruh masuk dong tamunya masak berdiri terus di pintu ?" Suruh Kasih.
"Oh iya, silahkan masuk!" Ucap Raka.
Selama mereka menjenguk Kasih, Fitri dan Nadia terlihat sibuk mengobrol dengan Kasih, para laki-laki juga asyik dengan obrolan mereka hanya Sheila yang sesekali ikut menimpali obrolan mereka.
Dia hanya sibuk mencuri-curi pandang ke arah Raka yang semakin mempesona dengan kemeja yang digulung sampai siku dan 2 kancing kemeja atasnya dibuka di tambah rambut Raka yang sedikit berantakan menambah kesan **** bagi siapa saja yang melihatnya.
Fantasi Sheila semakin liar dia bahkan membayangkan yang tidak-tidak dengan Raka.
Tak terasa jam besuk Pasien sudah habis, teman-teman Raka sudah berpamitan untuk pulang tak lupa untaian doa untuk kesembuhan kasih mereka ucapkan.
Kini hanya Kasih dan Raka yang ada di ruangan tersebut, sedangkan orang tua Raka dan Dara sudah kembali ke rumah Raka.
Raka menyuruh mereka pulang ke rumah untuk istirahat di rumah biar dia saja yang menjaga Kasih malam ini dan besok pagi orang tuanya datang lagi untuk menjaga Kasih karena dia harus bekerja.
Sedangkan di bandara sedang terjadi drama yang menguras air mata melepas kepergian seseorang.
Ya siapa lagi kalau bukan ulahnya nenek Murni dan ibu Risma mamanya Arkan. Mereka yang tidak rela melepas kepergian Arkan menangis tersedu-seduh dan meminta Arkan cepat pulang. Bagaimana tidak sedih kedua wanita tersebut sewaktu Arkan tinggal di kota ini saja sangat sulit mereka untuk bertemu apalagi sebentar lagi mereka akan di pisahkan dengan laut dan pulau bahkan benua.
"Pa, kenapa mama dan nenek papa ajak kesini sih, Arkan sudah bilang sama papa, kalau Arkan gak usah diantar sampai bandara. Arkan bisa pergi sendiri pa. Memangnya Arkan bocah yang masih diantar kemana-kemana." Ucapnya sedikit kesal.
"Mama sama Nenekmu yang memaksa papa
untuk ikut mengantar kamu ke bandara, kamu tau sendiri kalau permintaan mereka tidak di turuti oleh papa, bisa-bisa perang dunia ke tiga terjadi." Ucap Pak Arman dengan santai.
Setelah drama tangis haru selesai sudah waktunya Arkan dan asisten Rendy berangkat, pak Arman memeluk anak semata wayangnya serta memberi nasehat agar masalah di sana cepat selesai.
Kini giliran dua wanita tercantik di rumah pak Arman, memeluk Arkan sebagai tanda perpisahan mereka, tak lupa berbagai nasehat tak luput dari pendengaran Arkan. Arkan hanya menganggukkan kepalanya agar drama ini cepat selesai.
"Arkan pergi dulu ya pa, ma, nek. Doakan Arkan bisa cepat menyelesaikan masalah di sana." Pamit Arkan dan di jawab anggukan kepala oleh papa dan mamanya.
" Jangan hanya kerja saja di sana kalau bisa pulangnya bawa cucu menantuku." Singgung sang nenek yang membuat semua orang menatap nenek Murni.
Mereka takut Arkan marah dengan ucapan sang nenek.
la gini dong ceritanya GK tentang kekayaan yg kadang diluar nurul ,saking kebanyakan harta 👋👍
hadewww dasar kunyang😏