Most Wanted Vs Nerd Girl

...Aku bingung apakah ucapanmu benar adanya ataukah hanya sekadar leluconmu saja? Jika aku menganggapnya sebagai lelucon, aku takut itu akan membawaku ke dalam lubang penyesalan. Akan tetapi jika aku menganggapnya serius, aku takut jika hal itu akan membawaku ke dalam lubang kehancuran...

...-Most Wanted vs Nerd Girl-...

***

Di malam yang sunyi, Ratu kembali dibuat sibuk dengan urusan dapurnya. la menyiapkan makan malam tentu sembari mengulum permen lolipop yang dibelikan oleh Raja tempo hari itu.

Dirinya memutuskan untuk memasak ayam tepung kecap usai membaca resep dari internet. Ia sengaja memasak menu yang berbeda agar tidak merasa bosan dengan menu yang hanya begitu-begitu saja.

Di lain sisi Raja diam-diam meraih ponsel Ratu. Jemarinya terus memijati ponsel hitam Ratu sekedar scroll sosial media milik Ratu. Kening Raja berkerut mendapati begitu banyak lelaki yang mengirim pesan pada Ratu melalui akun Instagram.

Ya, walaupun ada beberapa akun yang sengaja menghujat Ratu lantaran begitu dekat dengan Raja. Akan tetapi Raja justru berfokus pada puluhan lelaki yang terus mengirimi Ratu pesan, namun tidak ada yang Ratu balas. Bahkan Ratu membacanya saja tidak.

Tak lama muncul sebuah pesan dari layar ponsel Ratu. Raja yang semula hendak meletakkan kembali ponsel milik sang gadis lantas mengurungkan niatnya.

Cowok SKSD Cap Buaya🐊

|Hai!

|Gue kangen sama lo, nich!

|Mau gue jemput, hm?

|Kita jalan2. Gue traktir lo permen.

|Lo mau beli seberapa pun gue bayarin.

|Gimana, mau kan, hm? 😌

Wajah Raja kini berubah semakin datar, mata elangnya terus menatap tajam ke arah Ratu yang sibuk di dapur. Jarak keduanya tidak terpaut jauh hanya sekitar beberapa langkah saja.

Cowok SKSD Cap Buaya🐊

|Kok lo cuma ngeread doang?

|Sekarang lo sombong banget, ya.

|Padahal gue kangen banget loh 😏

Read.

Entah siapa sebenarnya lelaki bernama 'Cowok SKSD Cap Buaya' plus emoticon crocodile itu. Yang jelas, Raja amat tidak menyukai keberadaan cowok pengirim pesan, rasanya ia ingin meretakkan seluruh tulang cowok itu kemudian melemparkannya ke rawa-rawa untuk dimangsa oleh buaya lainnya.

Raja lantas mendekati Ratu yang masih saja sibuk dengan masakannya tanpa menyadari keberadaan Raja di sampingnya. Saat Ratu tengah menggoreng ayam tiba-tiba saja Raja menarik lengan Ratu kencang lalu menyudutkannya pada dinding, bahkan lolipop Ratu terjatuh tergeletak di lantai.

"K-Kakak tolong lepasin, nanti ayamnya bisa gosong. Lolipop Ratu juga Kakak jatuhin," pinta Ratu berusaha memberontak.

"Jawab pertanyaan gua dulu, jujur!" ketus Raja.

"Tanya apa?" tanya Ratu menautkan alisnya.

"Siapa itu 'Cowok SKSD Cap Buaya'?" Raja mengunci tubuh Ratu dengan kedua tangannya. "Jawab!"

"Kak Dylan, kenapa?" jawab Ratu menatap manik mata elang Raja.

"Apa hubungan lo sama Dylan? Gua udah bilang jauhin cowok selain gua, 'kan? Lo berani nentang perintah gua, hah!?" Raja mendekatkan wajahnya pada Ratu membuat degup jantung Ratu semakin cepat.

"D-dia K-Kakak kelas Ratu, juga teman sekelas Kakak, 'kan? G-gak mungkin Kakak gak kenal," celetuk Ratu dengan gugup.

"Oh, lo udah berani chat-an sama cowok lain, hm?" Raja semakin menajamkan matanya membuat Ratu tidak lagi kuasa menatap manik mata Raja.

"R-Ratu gak chat-an, Kak. Dari tadi Ratu ada di sini masak makan malam buat Kakak." Ratu terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menyadari sesuatu. "Kok baunya kayak gosong gitu, ya? Eh, bentar ... tadi Ratu goreng ayam, 'kan? Berarti ayamnya gosong, dong!"

Ratu lantas mendorong Raja dengan sekuat tenaganya. "Tuh, beneran gosong, 'kan? Gimana, dong, Kak? Malam ini mau makan apa kalau ini gosong? Padahal tadi minyaknya juga agakan banyak tapi tetap aja gosong dan kering gini," omelnya.

"Pesan online apa susahnya?" sahut Raja santai sembari berjalan kembali menuju meja makan. "Lagian itu kecap alami, 'kan?"

"Ih, garing. Kecap mah manis kalau ini pahit kayak kehidupan," balas Ratu sembari membuang ayam gosongnya. "Tapi kalau beli Ratu gak ada uang, Kak. Emangnya bisa pesan online bisa pakai kartu ATM? Ratu aja gak tahu caranya pesan gimana?"

"Zaman sekarang serba canggih. Nih, pesan!" Raja melemparkan ponselnya dan beruntung Ratu bisa menangkapnya jika tidak mungkin ponsel Raja akan mencium lantai. "Ponsel lo, gua sita!"

"Loh, kok gitu? Nanti Ratu pakai apa kalau mau chat sama teman-teman Ratu?" Ratu lantas berdiri di samping Raja dengan wajah sebal.

"Nanti gua beliin ponsel dan nomor baru. Cuma ketiga sahabat lo yang boleh tahu. Dan cuma boleh masuk group angkatan sama kelas doang, paham?" Raja bangkit lalu mendekatkan wajahnya pada Ratu membuat sang gadis tidak bisa bernapas. "Atau bibir ini jadi milik gua selamanya."

Mendengar ucapan Raja, sontak Ratu menganggukkan kepalanya cepat. "Iya, R-Ratu gak akan kasih tahu sama yang lain kok. K-Kakak mau makan apa malam ini?"

Raja kembali duduk lalu menarik lengan Ratu membuat sang gadis duduk di pangkuannya. Raja meraih paksa ponselnya yang ada di tangan Ratu kemudian membuka sebuah aplikasi di sana. "Gua ajarin. Perhatiin baik-baik, gua gak mau ngulangin penjelasan gua."

Ratu terdiam memperhatikan ponsel Raja. Ia menganggukkan kepalanya pertanda ia sudah mengerti bagaimana cara memesan makanan melalui online. Ia sontak menoleh hingga tanpa sengaja bibir Raja menyentuh pipi kanannya. "Kak!?"

"Gua gak cium lo, gak usah baper. Tadi cuma gak sengaja kalau lo mau lagi gua kasih," goda Raja masih dengan wajah datarnya.

"Kakak kalau ngegodain orang kasih senyum, dong! Masa kasih wajah datar gitu, gak asik, deh!" lontar Ratu.

Raja mengulum senyum manisnya walaupun terpaksa. Ratu memegangi kedua pipi Raja yang mana terdapat sebuah lubang di sana. "Kakak punya lesung pipi, Ratu pengin!" seru Ratu.

"Lo juga punya," sahut Raja memudarkan senyumannya.

Ratu tersenyum simpul sembari meraba kedua pipi gembulnya. Merasa menemukan apa yang ia cari, ia semakin melebarkan senyumannya. Melihat senyum di bibir gadis di hadapannya, Raja lantas mengacak-acak puncak kepala Ratu lalu membawa sang gadis dalam dekapannya.

Ratu bisa mendengar degup jantung Raja yang semakin cepat, entahlah mengapa bisa begitu dirinya tidak mengerti. Ratu mendongakkan kepalanya menatap Raja yang masih memeluk dirinya. "Kakak kenapa meluk Ratu? Juga kenapa jantung Kakak degupnya cepat banget? Kayak habis lomba lari aja, deh," kekeh Ratu.

Raja semakin mengeratkan pelukannya, ia mencium singkat kening Ratu. "Please be my girl forever because you are my happiness," ungkap Raja terdengar begitu tulus.

...🍬...

Di kelas yang ramai akan penghuni, Ratu bersama ketiga sahabatnya tengah berbincang mengenai cowok ganteng di sekolah mereka. Wajah mereka nampak begitu berseri terutama Niara, gadis pencinta cogan di circle Ratu.

Niara mengetukkan jari telunjuk ke arah bibirnya beberapa kali sebelum akhirnya ia mengajak ketiga kawannya untuk berjalan-jalan ke mal. "Guys! Kita ke mal besok, yuk! Besok hari Minggu, 'kan?" ajaknya.

"Ayoklah!" seru Meyla dan Alisya bersamaan.

Ketiganya menoleh menatap Ratu yang kini tengah menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ratu mengigit bibir bawahnya, sebenarnya ia sangat ingin girl time akan tetapi ia tidak tahu apakah Raja mengizinkannya ataukah tidak.

"Ratu tanya sama Kak Raja dulu, ya? Ratu takut nanti Kak Raja marah sama Ratu. Maafin Ratu, ya? Sekarang Ratu gak sedekat dulu sama kalian," lirih Ratu menundukkan pandangannya.

Niara dan Meyla lantas memeluk Ratu erat memberinya semangat. "Santai aja. Pokoknya kalau Kak Raja mulai main kasar lagi sama lo, lo lapor gue, oke? Tangan gue gatel banget pengen nonjok orang," cakap Niara.

"Iya, lapor sama gue juga. Nanti gue pukul pakai tongkat baseball." Meyla mengayunkan tangannya seolah tengah membawa tongkat baseball sungguhan.

"Gue ikutan! Ikutan do'ain," gurau Alisya. "Tapi gue iri sama lo, Ratu. Lo itu gak cantik tapi banyak banget yang suka sama lo. Lo pakai guna-guna, 'kan?"

"Guna-guna itu apa?" tanya Ratu polos.

"Ilmu hitam untuk menarik hati lawan jenis," jawab Niara. "Zaman kekinian mana ada guna-guna, yang benar aja lo."

"Ilmu hitam? Ih, Ratu gak pakai kayak gituan. Lagian untuk apa sih pengin disukai sama banyak cowok? Padahal disukai banyak cowok gak enak, gak nyaman, dan gak bebas juga. Pokoknya lebih enak jadi normal, deh!" jelas Ratu membuat ketiganya diam.

"Nanti Ratu tanya sama Kak Raja dulu, ya? Gak pa-pa, 'kan?" Ratu kembali mengigit bibir bawahnya merasa tidak enak dengan ketiga sahabatnya.

"Oke! Nanti kalau lo bisa, hubungi gue, oke? Tapi lo beneran gak dikasarin lagi sama Kak Raja, 'kan?" Niara tampak begitu khawatir pada Ratu terlebih Ratu adalah sahabatnya sedari kecil.

Ratu menggeleng cepat sembari mengulum senyumnya. "Enggak kok. Eh, Ratu mau tanya sesuatu sama kalian, dong! Boleh, 'kan?"

"Boleh, dong! Buruan mau tanya apa? Jangan buat gue mati penasaran, ih," sosor Meyla.

"Hehehe ... sabar dulu, Meyla. Sebenarnya maksud dari kata 'please be my girl forever because you are my happiness' itu apa?" Dengan wajah polosnya Ratu bertanya membuat ketiga sahabatnya saling berpandang.

"Tolong jadilah gadisku selamanya karena kamu adalah kebahagiaanku." Meyla menerjemahkan apa arti dari ucapan yang ia dengar barusan.

"Siapa yang bilang gitu sama lo!?" Dengan nada ngegas Niara dan Alisya bertanya bersamaan.

"Oh, itu Kak Raja. Memangnya kenapa? Maksudnya apa, sih? Ratu gak paham," celetuk Ratu begitu polosnya.

"Kak Raja pengin ngejadiin lo jadi ceweknya untuk selamanya soalnya lo itu alasan dia bahagia. Sebenarnya dia mabuk gak, sih? Susah banget ditebak pikirannya," jelas Niara tak percaya dengan apa yang terjadi.

"Eh?" Ratu terdiam, seketika ia teringat kala ia berjumpa dengan Stefan, Papa Raja. Raja memperkenalkan dirinya sebagai calon istri Raja di hadapan Stefan.

Mulanya ia hanya mengganggap itu candaan saja, namun kejadian semalam seolah memberitahukan padanya jika itu bukanlah candaan.

Apa Kak Raja beneran mau jadiin Ratu istrinya? Tapi untuk apa menjalin hubungan serius kalau gak ada perasaan? Ah, gak mungkin. Pasti semalam Kak Raja cuma bercanda aja, tepisnya dalam hati.