Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12. Kenyataan
Senja langsung mengecup suaminya posesif, dia sangat bersyukur berjodoh dengan lelaki baik dan setia, bukan hanya itu dia juga sangat kaya dan punya masa depan yang begitu cerah.
"Arkan menekan tengkuk Senja memperdalam ciumannya, tangan Arkan sudah mulai bermain di di dada Senja, namun aktivitasnya harus terhenti karena terdengar suara pintu di ketuk.
"Tok, tok, tok." Pintu di ketuk dari luar.
Senja segera mendorong Arkan dan membenarkan pakaiannya kembali yang kancing bajunya sudah terbuka sedikit.
Arkan sangat kesal pada orang yang mengetuk pintu dan membuat aktivitasnya terganggu.
"Masuk!" titah Senja yang sudah merapikan pakaian dan rambutnya.
Bik Ijah langsung memutar kenop pintu kamar Arkan dan Senja, pintu terbuka, Bik Ijah langsung masuk.
"Tuan, makan malam sudah siap." Bik Ijah memberitahu majikan nya. Bik Ijah tersenyum melihat bibir nona mudanya agak sedikit bengkak, rambut juga sedikit berantakan.
"Baik Bik, kami akan segera turun." Sahut Arkan kesal pada Bik ijah.
"Oh ya Bik, tolong beri tahu Mama dan Papa juga ya ? Suruh mereka makan malam!" titah Arkan sangat kesal pada Bik ijah.
"Baik tuan," jawab bik Ijah lagi.
"Kalau begitu saya permisi, mari nona, tuan," ujar Bik Ijah ingin secepatnya pergi dari kamar tuan dan nona nya. Bing Ijah merasa takut melihat raut wajah Arkan.
Tidak lama setelah Bik Ijah pergi, Arkan dan Senja juga turun, kamar Arkan dan Senja berada di lantai tiga, keduanya turun menggunakan lif yang akan membawa mereka ke lantai dasar.
Setelah keluar dari lif keduanya langsung menuju meja makan, ternyata di sana sudah ada Pak Handoko dan Mama Ratih, kedua paruh baya itu sudah duduk di kursi meja makan menunggu sang tuan rumah.
Arkan menarik satu kursi untuk istri tercintanya duduk, setelah Senja duduk, barulah Arkan duduk di samping istrinya itu. a
"Silahkan di nikmati makan malamnya tuan!" ucap Bik Ijah setelah siap menata makanan di meja makan.
"Terimakasih Bik jawab Senja sopan. Kemudian Arkan mempersilahkan kedua mertuanya makan.
Semuanya makan dengan nikmat tanpa ada sindiran atau hinaan sekarang ini, biasanya kalau di rumah mertuanya Arkan selalu mendapat hinaan dan sindiran dari Firman.
Setelah selesai makan malam, ke empat orang berbeda usia itu berkumpul di ruang tv. Mama Ratih yang sejak dari sore sudah penasaran pada menantunya ini, dia sudah tidak sabar ingin bertanya pada menantunya. "Nak Arkan, sebenarnya ini rumah siapa? Mama dari tadi tidak melihat yang punya rumah." Tanya Mama Ratih pada menantu nya.
Belum sempat Arkan buka suara, Senja langsung menyahut.
"Ma, bagai mana mungkin Mama tidak melihat, sedangkan Yuang punya rumah sudah dari tadi di depan mata kita."
Mendengar perkataan Senja, Mama Ratih dan Pak Handoko melirik kesana kesini, namun tidak ada siapa-siapa, yang ada hanya mereka berempat saja, karena masih penasaran dan bingung kini Pak Handoko yang bertanya.
"Siapa, Mana orangnya?" tanya Pak handoko. "Siapa lagi kalau bukan menantu Mama dan Papa yang tampan ini. Mas Arkan lah yang punya rumah." Senja memberitahu kedua orang tuanya.
"Apa?" Pak Handoko dan Mama Ratih sangat terkejut, kenyataan ini sangat membuatnya terkejut. Kedua mata nya membulat, mulut nya terbuka, keduanya sungguh tidak percaya apa yang tadi mereka dengar dengar.
"Senja, kamu jangan bercanda nak. Apa kamu ingin membohongi Mama sama Papa mu?" kesal Mama Ratih pada Senja karena dia masih tidak percaya apa yang di dengar tadi.
"Yang di katakan Senja benar, Ma, Pa, rumah ini memang punya ku." Sahut Arkan membenarkan perkataan istrinya. Mama Ratih dan Pak Handoko hanya bisa diam, dia tidak berkata apa-apa lagi. Kedua paruh baya itu masih tidak percaya dengan fakta yang di dengarnya.
Melihat raut wajah kedua mertuanya seperti masih bingung dan tidak percaya, akhirnya Arkan menceritakan yang sebenarnya pada kedua mertuanya itu.
"Ma, Pa, sebelumnya aku minta maaf karena tidak jujur dari awal kepada Papa dan Mama, aku tidak bermaksud membohongi kalian berdua dan termasuk Senja." Ujar Arkan merasa bersalah pada kedua mertuanya itu.
Mama Ratih dan Pak Handoko hanya diam tanpa bertanya apapun, begitu juga dengan Senja, dia hanya jadi pendengar saja di samping suaminya.
#####
Sebenarnya aku seorang CEO, aku menjadi tukang ojek hanya iseng aja, aku ingin merasakan bagai mana jadi tukang ojek yang mencari rezeki di bawah terik matahari." Arkan terpaksa berkilah karena tidak mungkin Arkan mengatakan kalau dia menyamar sebagai tukang ojek karena ingin mencari wanita yang tulus.
"Sekali lagi aku minta maaf,Ma, Pa, aku waktu itu aku terpaksa menutupi dari kalian karena aku takut kalau Senja tidak mau sama aku." Lanjut Arkan lagi
Pak Handoko menghela nafasnya, dia tidak menyangka kalau menantunya ini adalah seorang CEO. Pak Handoko sama Mama Ratih merasa sungkan pada menantunya ini.
Tapi biar bagai manapun Arkan tetap lah menantunya. Sedangkan Mama Ratih dalam hatinya sangat bahagia, ternyata menantu yang di kira tukang ojek adalah orang kaya raya.
"Kamu tidak perlu minta maaf Nak. justru kami yang seharusnya minta maaf dengan kelakuan anak kami Amira dan Arsen." Pak Handoko merasa tidak enak karena Kedua Anaknya selalu menghina Arkan.
"Soal itu tidak usah di bahas lagi Pa, aku sudah tidak apa-apa. Aku tau Kak Mira itu sebenarnya baik, tapi itu karena hasutan dari suaminya makanya Kak Mira jadi seperti itu." Arkan tidak marah atau dendam pada kedua Kakak iparnya itu.
"Terimakasih Nak Arkan, kamu sangat baik, sangat beruntung Senja mendapat kan suami seperti mu." Puji Mama Ratih pada menantu kesayangannya itu.
Arkan yang merasa di puji jadi salah tingkah, dia sangat malu sebenarnya, namun istrinya menggenggam tangannya agar Arkan tidak salah tingkah.
"Terimakasih karena Mama sama Papa sudah mau menerimaku sebagai menantu walaupun aku hanya tukang ojek."
Mama sama Papa tidak memandang status, yang penting orangnya baik dan setia, buktinya sekarang kamu padahal orang kaya, Mama sama Papa tidak menyangka dan tidak pernah bermimpi punya menantu seperti mu. Mama bersyukur kalau Putri Mama di berikan suami seperti mu." Mama Ratih sangat bahagia karena Putrinya memiliki suami sekaya dan sebaik Arkan.
Lagi-lagi Arkan di buat melambung tinggi oleh mertuanya itu.Kemudian Arkan melanjutkan ceritanya lagi.
"Sebenarnya aku bukan hanya punya perusahaan tapi, aku juga pemilik restoran tempat Senja bekerja, dan butik tempat Mbak Desi bekerja itu juga punya ku, tapi Kakek menyuruh Mbak Desi mengelolanya."
Senja terkejut, satu fakta lagi dia dengar sekarang, ternyata dia bekerja di restoran suaminya sendiri. Bukan hanya Senja yang terkejut, Mama Ratih dan Pak Handoko juga sama, ketiganya merasa seperti Mimpi.
Semuanya melamun sibuk dengan pemikirannya masing-masing, bagai mana tidak melamun, ternyata menantu yang di kira miskin begitu kaya.
"Ma, Pa, kalian tidak marah 'kan karena waktu itu aku tidak jujur pada kalian?" tanya Arkan yang takut mertuanya kecewa padanya.
Pak Handoko yang sadar dari lamunannya langsung menyahut.
"Tidak Nak, kami justru sangat bangga sama kamu, begitu banyak kekayaan kamu, tapi kamu tidak sombong dan mau menjadi tukang ojek." Pak Handoko sangat bangga pada menantunya ini.
BERSAMBUNG
MOHON LIKE DAN KOMEN YA SOB AGAR AUTHOR SEMANGAT UNTUK BERKARYA.