NovelToon NovelToon
Nikah Paksa

Nikah Paksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:13.3k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

"Apa-apaan ini?" teriak Alea

"Nikah sama aku!" perintah Niko.

"Gak mau!" tolak Alexa

"Kamu nolak siap-siap aku hancurin karier kamu juga kehidupan kamu!" ancam Niko.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Puluh Empat

Nicholas baru saja sampai di kantor. Ada banyak karyawan yang menyapa, bahkan ada karyawati yang terang-terangan menggoda hanya untuk sekadar mendapatkan perhatian bos mereka. Namun tidak berhasil. Alih-alih ingin mendapatkan perhatian, karyawati itu justru mendapatkan surat peringatan.

"Maaf, Tuan. Adik Anda menunggu di ruangan Anda," ucap Vera, sekretaris Nicholas.

"Jangan berani sebut dia adik saya," peringat Nicholas.

Vera lantas mengangguk seraya menunduk, tidak berani menatap wajah atasannya.

Tanpa menunggu waktu lagi Nicholas masuk ke ruangannya. Pandangannya mengarah pada Reno yang sedang duduk bersandar di sofa dengan kedua kakinya naik dinaikkan ke atas meja.

"Siapa yang mengizinkan kamu masuk ke ruanganku!" Nicholas memandang Reno dengan tatapan penuh permusuhan.

Mata Reno yang awalnya terpejam membuka setelah mendengar suara berat Nicholas.

"Kenapa? Aku adikmu, bukan?" tanya Reno setengah mengejek Nicholas.

"Turunkan kakimu!" perintah Nicholas.

"Ya, baiklah." Reno menurunkan kedua kakinya dari atas meja.

Nicholas mengayunkan langkah menjauh dari Reno, lantas duduk di kursinya. "Katakan apa urusanmu dan lekas pergi!"

"Sabar sedikit." Reno bangkit dari tempat duduknya, mengayunkan langkah menuju ke dekat Nicholas. Ia duduk di kursi bersebarangan langsung dengan Nicholas.

"Aku tidak suka basa-basi," tekan Nicholas sebelum duduk menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi.

"Baiklah, akan aku katakan. Aku butuh uang," ucap Reno membuat Nicholas berdecih.

"Bukan urusanku! Minta saja pada si tua bangka itu." Sudut bibir Nicholas terangkat sebelah untuk menggoda Reno.

"Aku belum selesai bicara," ucap Reno. "Berikan aku pekerjaan," pinta Reno.

"Sudah, bukan?" ucap Nicholas.

"Berikan aku pekerjaan yang normal. Bukan pekerjaan untuk sekadar memata-matai ayahku sendiri," jelas Reno.

Ya, Nicholas menempatkan Reno untuk memata-matai ayahnya sendiri, itupun dengan sebuah perjanjian, bahwa Nicholas tidak akan menyentuh Emma.

Nicholas menyetujui hal itu. Permintaan kecil untuk hal besar, maka dari itu sampai saat ini Nicholas tidak menyingkirkan Emma.

"Kendalikan wanita sialan itu!" perintah Nicholas. "Jika tidak aku yang akan menyingkirkannya."

"Dia tidak mau mendengarkan aku karena aku tidak memiliki uang banyak sepertimu," aku Reno.

"Aku tidak peduli," ucap Nicholas acuh.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaan yang aku minta?" tanya Reno. "Tanyakan pada Arif. Aku tidak mengurusi urusan seperti itu."

Nicholas menegakkan kembali tubuhnya, membuka laci meja kerjanya, lantas mengambil sebuah amplop cokelat dengan ukuran lumayan besar.

"Bayaran untukmu!" Nicholas mendorong amplop cokelat itu ke hadapan Reno.

Reno menyunggingkan senyum sinis sebelum mengambil amplop berisi uang cash. "Aku bukan anak durhaka dengan mengkhianati ayah kandungku sendiri demi keuntunganku, 'kan?"

Nicholas mengedikan kedua bahunya untuk merespon perkataan Reno. "Lain kali jangan ke sini!"

"Aku hanya ingin melihat kantormu. Lumayan juga," ucap Reno.

"Hanya ingin melihat atau mencari sesuatu?" Mata elang Nicholas menatap tajam ke arah Reno.

"Maksudnya?" Meskipun Reno tahu maksud perkataan Nicholas, tetap saja Reno bertanya untuk memperjelas.

"Jangan coba menusukkku dari belakang!" ucap Nicholas. Nada bicaranya begitu tenang, tetapi ada banyak ancaman di dalamnya.

"Aku tahu mana yang lebih menguntungkan." Reno kembali menyunggingkan senyuman miring.

"Bagus," ucap Nicholas.

"Baiklah, urusanku sudah selesai." Reno berdiri. "Senang berbisnis denganmu," ucap Reno sebelum pergi dari ruangan itu.

-

-

-

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, Alexa sedang bersiap-siap untuk pergi. Nicholas sudah berjanji mengajaknya night drive. Atasan model turtleneck berbahan rajut, berwarna merah maroon menjadi pilihan Alexa, dipadukan dengan celana jeans berwarna hitam, juga sepatu high heels berwarna senada dengan pakaiannya. Rambut panjang gelombangnya sengaja Alexa urai.

Alexa jelas sangat antusias setelah seharian dikurung di tempat mewah itu. Pada akhirnya ia bisa pergi untuk menghirup udara kebebasan. Meskipun sebelumnya ia dan Hana melakukan banyak hal. Mereka belanja banyak barang, bertotal puluhan juta, bahkan hampir menyentuh angka tiga digit. Alexa mengatakannya kepada Nicholas bermaksud untuk membuatnya marah dan berpikir ulang saat akan mengurungnya lagi. Akan tetapi harapan Alexa tidak sesuai ekspresinya. Melihat nominal hampir mencapai angka 100 juta Nicholas justru menunjukkan senyum remeh.

"Hanya segini?" tanyanya dengan ekspresi remeh.

Alexa menelan salivanya sendiri. Entah mengapa sikap Nicholas yang tenang justru membuat Alexa ngeri dan juga frustrasi. Alexa tidak tahu lagi harus berbuat apa. Hanya bisa bertanya dalam hati, sekaya apa suaminya hingga uang baginya bukan masalah.

"Sudah siap?" tanya Nicholas.

Alexa berbalik menghadap Nicholas. Matanya berbinar melihat melihat ketampanan sang suami yang nyaris sempurna. Alexa tidak akan bisa mengelaknya. Jika biasanya Nicholas tampil dengan setelah kemeja, kini pria itu memakai kaos warna hitam ketat yang menampakkan bentuk tubuhnya yang sempurna. Dipadukan dengan celana jeans warna navi yang sangat pas di kakinya seolah celana itu dibuat khusus untuknya, juga topi, jam tangan, dan sepatu. Semua benda yang melekat di tubuhnya, memang terlihat sederhana, tetapi semuanya memiliki harga yang sangat fantastis.

"Sudah puas liatinnya?" tanya Nicholas membuat Alexa sadar.

"Issshh, ganggu banget." Alexa berjalan ke dekat Nicholas, berjinjit untuk mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu. Nicholas langsung melingkarkan satu tangannya di pinggang Alexa, takut Alexa jatuh.

"Aku punya kebaikan apa ya di masa lalu, hingga memiliki suami yang tampan dan kaya seperti." Alexa menepuk-nepuk pipinya dengan jari telunjuknya, ekspresi wajahnya seolah sedang berpikir.

"Cih." Nicholas berdecih lantas menarik diri memberi jarak dengan Alexa. "Ayo berangkat." Nicholas lebih dulu melangkah, meninggalkan Alexa.

Alexa masih tersenyum-senyum sendiri sembari melihat punggung tegap Nicholas. Alexa tidak akan memungkiri ia jatuh cinta pada fisik Nicholas yang nyaris sempurna itu.

Keduanya sudah sampai di basement. Mereka menaiki mobil convertible berwarna putih. Alexa melotot, ia belum pernah melihat mobil itu ada di garansi mansion mereka.

"Boleh buka atapnya?" izin Alexa.

"Boleh." Nicholas menekan tombol untuk membuka atap mobilnya.

Seketika angin menerpa wajah mereka dan membuat rambut mereka berterbangan.

"Mobil baru?" tanya Alexa disambut anggukkan Nicholas.

"Hadiah pernikahan kita dari salah satu partner bisnisku," jelas Nicholas.

"Dia royal sekali padamu," ucap Alexa. "Pasti partner bisnis kamu itu wanita," tebak Alexa dibalas gumaman oleh Nicholas.

"Kenapa? Cemburu?" tanya Nicholas.

"Cih, tidak ya." Alexa menjawab sembari memutar bola matanya malas.

"Tapi aku melihat ada api cemburu di matamu."

"Jangan percaya diri."

"Aku memang selalu percaya diri."

"Hah, dasar menyebalkan!"

Alexa melipat kedua tangannya, kemudian mengubah arah panduannya, hal itu justru membuat Nicholas terkekeh.

Setelah itu hening mengambil alih suasana. Alexa diam karena masih kesal, sedangkan Nicholas diam karena berkonsentrasi mengemudi, apalagi mereka sudah masuk ke jalan tanpa hambatan.

Alexa menoleh saat Nicholas menekan tombol untuk menutup atap mobil. Dalam diam Alexa memerhatikan Nicholas yang nampak sangat keren saat mengemudi dengan satu tangannya.

"Apa kamu mengajakku keluar hanya untuk berdebat?" tanya Alexa setelah lama diam.

"Jelas bukan?" jawab Nicholas menoleh sekilas ke arah Alexa.

"Lalu?"

Nicholas tidak langsung menjawab. Justru, pandangannya fokus pada kaca spion di samping kanannya, melihat mobil yang ada di belakang mobil mereka. Matanya menyipit untuk mempertajam penglihatannya.

"Kencangkan sabuk pengaman kamu!"

Eh?

"Ada apa, Nick?"

"Bahaya."

1
tina
lanjut kak
tina
lanjut
Maricha: siap 😍😍😍😍🥰
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Eny Agustin Pramita
lanjut doonkkkk....
tina
lanjut kak
Reni Anjarwani
doubel up
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
sengaja ya Alexa,,suka banget bikin suami mu naik darah...
sabaaaar yaaa ,,sebentar juga malam
tina
lanjut kak
Upi Raswan
semua warisan untuk istrinya ...kereeen nicholas, Alexa pasti bakalan kaget sampai njundil ,, tapiii kira2 Alexa bakalan marah gak yaa kalo suatu saat nicho ngaku kalo dia pria yg bersamanya malam itu. Nicho kenapa kesannya membiarkan pelaku penjebakan?
ditunggu jawabannya thoor ,,kalo bisa jangan kelamaan hehe
Maricha: siap Kak
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
jangan jangaaaaan....Ada yg sepemikiran?
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang
Maricha: Untuk sementara off dulu ya Kak. Stori ini lagi proses revisi total
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!