GAIRAH SUAMI KU
"lepaskan,tolong ....jangan seperti ini pak. Saya ngak mau " teriak nadine saat dia yang baru saja memapah pria yang dia tolong,
"tolong saya,tubuh saya terasa panas " ucap pria itu,wajah nya sudah memerah dan tatapan nya penuh dengan kabut gairah.
sreeek....sreeet
Pria itu menarik kemeja yang dipakai oleh nadine,dia langsung mencium nadine dengan kasar. Nadine terus menolak ,tapi tenaga nya tak bisa menghentikan kegilaan pria itu. Dia menangis dan tetap berusaha melepaskan diri,tapi semua nya sia-sia.
"hiks...hiks...jangan pak,seminggu lagi saya menikah. Tolong jangan lakukan ini pada saya" teriak nadine,dia menangis dan memohon pada pria yang sudah menarik paksa seluruh pakaian yang dia pakai hingga kini dia sudah polos.
"saya akan bertanggung jawab,saya yang akan menikahi mu" ucap pria itu dengan suara serak nya
Malam itu,menjadi malam yang panas bagi kedua nya . Sekaligus malam yang naas,nadine hanya bisa pasrah karena memang dia sudah tak bertenaga lagi .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 09
🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳
Pekerjaan yang cukup melelahkan,Nadine membereskan semua barang miliknya. Dia baru saja selesai rapat bersama divisi lainnya,kini dia bergegas untuk pulang.
Nadine sudah memberikan kabar pada Liam kalau dia akan lama pulang nya ,dia ngak mau mendapatkan telpon dari ibunya Liam dan memarahinya lagi seperti dulu saat Liam mengantarkan nya ke acara pernikahan teman sekantor nya .
Nadine berjalan dengan lelah menuju lobi perusahaan,dia melihat Liam disana sudah tertidur. Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam,harus nya mereka sudah pulang pukul enam sore tadi.
Senyuman tipis tersemat dibibir Nadine,dia mendekati Liam dan mengelus pipi pria yang dia cintai itu. Dia merasa sedih juga senang melihat kekasih nya itu sudah menunggunya disana,senang karena liam menunggu nya . Sedih karena ibu nya Liam pasti akan menelpon nya dan memarahi nya ,
Cup
"Sayang ,bangun. Ayo kita pulang " ucap Nadine sambil mengecup pipi Liam sekilas
Liam terbangun dan tersenyum,dia mengucek mata nya sebentar kemudian berdiri. Menggandeng tangan Nadine dan membawa nya keluar dari perusahaan, menuju mobil nya .
"Makasih udah mau nungguin aku sayang,kamu udah makan ?" ucap Nadine dengan lembut.
"Sudah,tadi aku keluar sebentar dan beli makanan trus makan disana " jawab Liam dan Nadine pun menganggukan kepala nya dengan cepat.
Drrrttt....drrrtt
Ponsel Nadine bergetar,dia memang sengaja memasang mode getar karena dia ngak mau mengganggu rapat nya tadi. Apalagi tadi rapat bersama pemilik dan petinggi perusahaan, hanya ada beberapa orang yang merasa tertarik dan ingin berinvestasi tapi belum tau mereka bersedia atau tidak karena tadi mereka masih menjelaskan keuntungan yang akan didapat jika ingin berinvestasi .
Nadine menatap layar ponsel nya, dia terkejut melihat panggilan dari ibu nya Liam. Dia melirik ke arah Liam yang serius mengemudikan mobil nya,Liam belum mengetahui nya karena memang tak ada suara sama sekali.
"Ya bu" jawab Nadine dengan sopan,dia mengaktifkan loudspeaker ponsel nya membuat liam melotot mendengar suara ibu nya .
"Kamu bersama Liam ? " tanya ibu Liam dengan ketus
"Ya bu,liam lagi bawa mobil . Kami baru pulang kerja " jawab Nadine, liam sudah melotot dan berbisik
"Kenapa diangkat ?" tanya Liam dengan gerakan bibir nya ,membuat Nadine mengangkat bahu nya karena bingung.
Liam menunjukan ponsel nya yang mati,dia sengaja mematikan ponsel nya agar ibu nya ngak sibuk menelpon dirinya karena dia ingin berdua dengan Nadine saat ini. Sudah hampir seminggu mereka hanya bertemu sebentar saja,membuat nya merasa ingin mengenal Nadine lebih dalam lagi.
Liam masih ingin berdua dengan Nadine, dia ingin menikmati bersama Nadine sebelum pernikahan mereka nanti. Dia tidak ingin diganggu oleh ibu nya ,karena memang hanya ibu nya yang selalu mengganggu nya selama ini .
"Kalian baru pulang ? Ibu tadi telpon Liam, tapi ponsel nya mati. Kata teman satu divisi nya mereka pulang sudah dari jam enam tadi,kamu yang menyuruh Liam untuk menunggu mu hah?" bentak ibu Liam membuat liam menyuruh Nadine untuk mematikan ponsel nya .
"Matikan saja ponsel nya, nanti aku yang bilang kalau ponsel mu habis baterai " ucap Liam lagi dengan bibir yang hanya digerakan saja, tidak mengeluarkan suara sama sekali.
"Liam....ibu tau kau disana,segera jemput ibu jika kau tidak ingin jadi anak durhaka " bentak ibu Liam dengan cukup keras,dia merasa kesal karena Liam mematikan ponsel nya begitu saja .
"Iya bu,nanti Liam akan jemput ibu. Saya bisa naik taksi saja " jawab Nadine,dia sudah memperkirakan hal ini hingga akhirnya ibu Liam mematikan panggilan ponsel nya.
"Kenapa kau mengangkat nya ? Aku masih ingin bersama mu,entah kenapa malam ini aku ingin menghabiskan waktu dengan mu. Aku merasa setelah malam ini kita akan jadi jauh " ucap Liam dengan nada sedih .
"Kamu mikir apa sih? Kita akan menikah minggu depan ,jadi ngak akan ada yang memisahkan kita lagi " jawab Nadine yang merasa bingung dengan ucapan Liam
Liam memiliki firasat ngak enak malam ini ,makanya dia menunggu Nadine dan selalu ingin bersama nya malam ini. Tapi kemudian Nadine menyuruh Liam untuk berhenti didepan,persimpangan yang berlawanan dengan rumah nya .
"Berhenti didepan saja sayang,biar aku naik taksi dari depan sana atau naik bus. Hhmm....sebentar lagi ada bus yang menuju halte depan rumah ku kok" ucap Nadine dengan pelan .
"Ngak,biar aku antar saja. Setelah itu baru aku jemput ibu " jawab Liam membuat Nadine menggelengkan kepala nya dan tersenyum.
"Tolong lah sayang,aku ngak mau nanti ibu mu marah lagi pada ku. Aku hanya ingin jadi menantu yang baik,apalagi minggu depan kita sudah menikah " ucap Nadine dengan suara lembut nya,dia lelah bolak balik dimarahi oleh ibu nya Liam bahkan ibu nya pernah memarahinya didepan teman teman nya membuat nya merasa malu.
Ingin sekali Nadine mengakhiri hubungan nya dengan Liam karena ibu nya Liam, tapi kemudian dia kembali memikirkan bagaimana lama nya mereka menjalin hubungan yang tak mudah sehingga dia memilih untuk bertahan .
"Maafkan aku yang ngak bisa tegas dengan ibu ku,aku berjanji akan mengubah nya mulai kedepan nya " ucap Liam dan Nadine hanya tersenyum juga menganggukan kepala nya saja .
Nadine turun di persimpangan itu,dia berjalan menuju belokan yang mengarah ke perumahan milik kedua orang tua nya . Tak jauh dari sana ada sebuah halte bus ,perlu beberapa menit untuk sampai di perumahan miliknya saja.
Nadine melihat beberapa orang dengan sebuah mobil berhenti dan cukup ramai didekat halte bus itu,Nadine yang penasaran mendekati nya dan mendengarkan semua pembicaraan disana. Mata nya juga menelisik beberapa orang yang ada disana ,memperhatikan apakah ada yang dia kenal.
"Pergi....jangan dekati aku " teriak seorang pria yang terbilang tampan dan gagah.
"Sudah mbak ,sebaiknya anda pergi saja . Kalian bisa membicarakan nya besok-besok" ucap seorang pria paruh baya yang cukup dikenal oleh Nadine.
Pria paruh baya itu merupakan tetangga nya Nadine,rumah nya tak jauh dari rumah Nadine. Dia dari tadi ada disana dan menyaksikan kedua nya, mata nya juga memperhatikan ke arah sekitar nya.
"Tapi pak,saya ini tunangan nya . Kami akan segera menikah,saya ngak mau meninggalkan nya " jawab seorang wanita yang terbilang cantik juga seksi,pakaian nya pun terlihat elegan dan sedikit terbuka.
"Ngak pak,dia ini mau menjebak saya. Dia ssshhhttt....tolong suruh dia pergi,saya harus segera pulang. Tubuh saya sakit,saya ingin mengambil obat resep dari dokter saya di apartemen saya " jelas pria tampan itu,terlihat wajah nya memang sudah memerah
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘😘😘