Arabella harus menelan kekecewaan dan pahitnya kenyataan saat dirinya mengetahui jika pria yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya akan bertunangan dan menikah dengan wanita yang sudah dijodohkan dengan pria itu.
Arabella pikir dirinyalah wanita satu-satunya yang dicintai pria itu, tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai pelampiasan selama wanita yang dijodohkan berada di luar negeri.
"Bagaimana jika aku hamil? apa kau memilih ku dan membatalkan perjodohan mu?"
"Aku tidak mungkin mengecewakan kelaurga ku Ara."
Jawaban Maher cukup membuat hati Arabella seperti ditikam benda tajam tak kasat mata. Sakit, terlalu sakit sampai dirinya lupa bagaimana melupakan rasa sakit itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon suami
"Ada apa?" Maher datang dengan pakaian lengkap dan rapi, pria itu sepertinya akan pergi.
"Sekertaris mu, mengirim ini." Wanita cantik itu menyodorkan kotak kue di depan Maher.
Maher tertegun, wajahnya mendadak kaku mendengar ucapan calon tunangannya.
"Ara." Gumam Maher, yang langsung keluar dengan tergesa.
"Sayang! kau tidak pamit padaku?" Teriak wanita yang sudah dijodohkan dengan Maher.
"Dia itu." Gerutunya sambil menaruh kotak kue di atas meja.
Karina mengambil pakaian yang tadi kotor karena terkena noda makanan, wanita itu mencuci pakaiannya karena tidak memilki ganti, Maher memberikan handuk kimono pada Karina. Sedangkan dirinya bersiap untuk berangkat bekerja karena harus keluar kota pagi ini bersama Arabella.
Sedangkan di tempat berbeda, Arabella merasakan sesak di dada. Wajahnya sudah basah dengan air mata, sepanjang jalan ke kantor Arabella menahan air matanya agar tidak jatuh. Dan kini dirinya bisa menangis sepuasnya di dalam toilet.
Arabella menumpahkan tangisnya dengan rasa sakit yang didada, dirinya tidak menyangka jika Maher memiliki wanita lain selain dirinya.
"Kenapa rasanya sakit sekali tuhan." Tangannya mencekram dadanya yang terasa begitu sesak. Rasanya sangat sulit untuk bernapas.
Kenangan bersama Maher berputar di kepalanya, perlukan manis dan hangat Maher membuat dirinya gelap mata. Arabella pikir Maher adalah pria baik seperti yang dia pikirkan, tapi nyatanya pria itu tak lebih dari seorang pria baji*ngan.
Dirinya tertipu dengan kebaikan Maher selama ini, dan itu kerena dirinya begitu bodoh.
"Mbak Bella ini berkas yang di minta pak Maher." Seorang staf wanita memberikan berkas yang di minta atasanya.
"Berikan saja langsung, aku banyak pekerjaan Des." Jawab Arabella beralasan.
"Tapi mbak-"
"Ara keruangan saya sekarang!"
Keduanya terkejut saat pintu ruangan CEO terbuka kasar dan suara keras atasan mereka yang tiba-tiba.
Brak
Di tambah Maher yang membanting pintu saat menutupnya.
"Tuh mbak, pak bos ngamuk saya ngak berani masuk." Desi langsung meninggalkan berkas diatas meja Arabella dan berlalu pergi.
Arabella menghela napas, meksipun dadanya kian sesak tapi dirinya butuh pekerjaan ini.
Dengan berat hari Arabella masuk keruangan Maher, wanita itu masuk dengan santai seperti tidak pernah terjadi sesuatu.
"Ini berkas yang anda minta. Dan satu jam lagi kita akan-"
Arabella berdiri mematung saat melihat tatapan tajam Maher yang pernah dirinya lihat saat pertama kali masuk kerja.
"Kita akan ke kota B." Lanjutnya dengan sebisa mungkin, biarpun napasnya sudah mulai sesak.
Maher mengambil berkas yang diberikan Arabella, pria itu melihatnya sebentar lalu berdiri dan mendekati Arabella.
Arabella membuang wajahnya, saat Maher menatap matanya. Arabella sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Ara aku-"
Brak
"Sayang, kau meninggalkan ini." Karina masuk tanpa permisi.
Arabella mengusap wajahnya yang tiba-tiba basah, sedangkan Maher Menatap Karina yang masuk tanpa permisi.
"Kenapa kamu kesini?" Ucap Maher dengan nada santai, tidak ada kemarahan di wajah pria itu.
"Aku mengantarkan ini, kau lupa tidak memakai dasi mu." Ucap Karina dengan senyum manis.
"Jika di kantor kau harus terlihat rapi, tapi penampilanmu tadi malam juga sangat menawan." Ucap Karina sambil memasangkan dasi di leher Maher.
Sontak mendengar ucapan wanita itu, Arabella menatap Maher sekilas, dan pria itu hanya diam menerima Karina memasangkan dasinya.
Tadi Maher melupakan dasinya, dan jasnya pun tidak dia pakai. Lantaran mendengar terikan Karina yang memanggilnya.
Arabella yang menahan rasa sakit didada. Segera pergi dirinya benar-benar tidak tahan melihat kedekatan Maher dengan wanita lain.
"Eh, kamu!"
Arabella berhenti di ambang pintu, matanya terpejam sesaat.
"Saya nona." Sapanya setelah berbalik. Arabella menampilkan senyum terpaksanya.
"Ya, kamu yang tadi datang ke apartemen." Ucap Karina. "Terima kasih sudah mengingat ulang tahun calon suamiku." Katanya dengan senyum manis.
Arabella manatap Maher yang juga menatapnya. "Sama-sama nona." Setelah itu Arabella pamit pergi.
Dada Maher terasa nyeri saat melihat tatapan kekecewaan yang Arabella tunjukan padanya.
"Ara." Gumam Maher dengan perasaan tak menentu.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak dukungan kalian 😘😘