NovelToon NovelToon
Sweet Marriage With You (Season 1)

Sweet Marriage With You (Season 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sendu

Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 14

"Kamu?!!...apa yang membuat kamu datang selarut ini Dinda?"

Mesya terkejut karena saat membuka pintu ia melihat Dinda yang tengah berlinang air mata berada di depan pintu rumah mereka.

"Kak Sand!!....." Lirih Dinda

Mendengar kedatangan Dinda, Sandi pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu untuk menemui Dinda.

"Dinda?!...apa yang kamu lakukan disini? Mengapa kamu datang selarut ini? Apakah ada masalah?" Tanya Sandi

Tanpa memgatakan sepatah kata pun Dinda menerobos masuk dan langsung memeluk Sandi.

Sandi membawa Dinda ke dalam rumah dan mendengarkan semua cerita Dinda.

"Dia masih terus menghantui Dinda, Kak Sandi. Bukankah seharusnya dia masih dipenjara. Bagaimana bisa dia sudah bebas" ucap Dinda

Melihat Dinda yang ketakutan Sandi mencoba untuk menenangkannya. Namun Dinda nampak benar-benar ketakutan dengam teror yang terus menghantuinya akhir-akhir ini.

"Dinda takut Kak Sandi... Apa yang harus Dinda lakukan. Dia terus mencoba menghubungi Dinda, bahkan beberapa kali saat di jalan Dinda selalu dicegat oleh orang-orang yang gak dikenal"

"Oke tenang dulu ya Dinda...."

"Bagaimana jika orang yang dipenjara bukan pelaku sebenarnya?" Sela Mesya

Sandi dan Dinda yang mendengar hal itu pun sontak menoleh ke arah Mesya.

"Apa maksud kamu Mesya?!" Tanya Sandi

"Iya bagaimana jika seandainya pelaku sebenarnya bukan yang ada di penjara, melainkan orang yang sekarang terus meneror Dinda"

"Itu gak mungkin!! Kalau memang bukan dia, kenapa setelah dua tahun dia baru kembali meneror ku lagi" Jawab Dinda yang kesal

Sejak awal Dinda memang tidak menyukai Mesya, sehingga melihat keberadaan Mesya saat itu benar-benar membuat Dinda jengkel.

"Karena itu trik untuk mengelabui kamu. Penjahat sebenarnya berkeliaran selama dua tahun ini, dan orang yang dipenjara hanya kambing hitam. Bahkan mungkin sebenarnya selama dua tahun ini penjahatnya berada disekitar kamu" jelas Mesya

"Jangan berbicara seperti itu Mesya, yang ada Dinda akan semakin cemas" ucap Sandi

"Tapi bagaimana jika yang aku ucapkan benar itu Kak Sand?!"

"Apa maksud kamu?!"

*****

"Hei Ajiz, lu bisa kasih ini ke si Mesya gak? Soalnya gue ada acara mendadak hari ini. Gak mungkin bisa gue tinggalin juga"

Ajay memberikan sebuah USB berwarna hitam kepada Ajiz dan memintanya untuk memberikannya kepada Mesya hari itu.

"Oke deh..."

"Oh iya, si Mesya janjian di alun-alun. Jadi lu tinggal ke alun-alum aja ntar siang"

"Oke Bang"

Ajiz yang mendapat tugas dari Ajay pun terlihat sangat senang karena ia bisa bertemu dengan Mesya hari itu.

Siangnya Ajiz berad di alun-alun menunggu Mesya, setelah menunggu beberapa waktu Ajiz melihat Mesya memasukin alun-alun. Bergegas Ajiz melambaikan tangannya untuk memanggil Mesya.

"Bang Ajiz?!....kenapa dia?" Mesya mengerutkan dahinya.

"Hai Mesya!!....aku"

"Bang ajay kemana?! Kenapa kamu yang datang kesini?"

"Oh itu, Bang Ajay ada urusan yang katanya gak bisa ditinggal. Jadi kebetulan dia menyuruh aku untuk mengantarkan ini kepadamu"

Ajiz memberikan sebuah klip plastik  berisi USB yang Mesya inginkan.

"Terima kasih ya..."

Setelah mendapatkan USB Mesya hendak beranjak pergi, namun ia tiba-tiba dihentikan oleh Ajiz yang memintanya untuk tinggal sebentar.

"Aku ingin bicara dengan kamu sebentar saja, Mesya"

Mesya menarik menghela nafas kasar, ia pun kembali duduk dan meminta Ajiz untuk segera berbicara.

"Mesya... Aku ingin minta maaf, jika sebelumnya mungkin aku membuat kamu marah. Aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu, aku hanya spontan dan aku...."

"Sudahlah lupakan itu semua Bang Ajiz...." Potong Mesya

"Aku sudah memaafkan  kamu bahkan sebelum kamu meminta maaf" lanjut Mesya

"Tapi kenapa sikap kamu sekarang begini padaku, Mesya? Tidak seperti kamu yang dulu"

"Semuanya sudah berbeda Bang, sudah aku katakan aku berhenti mengejarmu. Aku lebih memilih orang yang bisa menghargai ku jauh lebih baik daripada aku harus terus mengharapkan kamu"

"Tapi aku mulai jatuh cinta kepadamu, Mesya"

"Tapi semuanya sudah terlambat, Bang"

"Apa maksud kamu?!"

Ajiz termenung menunggu jawaba dari Mesya. Namun, Mesya tak mengucapkan sepatah katapun dan beranjak meninggalkan Ajiz

"Tunggu Mesya!! Jawab dulu pertanyaanku. Apakah kamu sudah memiliki pria lain dihatimu?!" Teriak Ajiz memanggil Mesya

Mesya menghentikan langkahnya dan berbicara membelakangi Ajiz.

"Iya, kamu benar Bang. Aku sudah memiliki pria lain dihatiku"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Mesya pun pergi meninggalkan  Ajiz. Setelah mendengar kalimat yang diucapkan oleh Mesya, Ajiz hanya terdiam dan menatap punggung Mesya yang menjauh tanpa kembali menoleh ke arahnya.

Mesya berlari menuju rumah mertuanya untuk menemui Dinda, namun di persimpangan jalan Mesya di cegat oleh beberapa orang yang tak dikenal.

"Siapa kalian?!"

Meski dalam kewaspadaan namun tiba-tiba sebuah tangan membekap mulut Mesya dari belakang. Pandangan Mesya mulai kabur saat ia menyadari jika sapu tangan yang membekap mulutnya itu diberi obat bius.

"Bagus!! Ayok kita bawa wanita ini"

Ketiga pria dengan tubuh tegap itu menyeret tubuh Mesya dan memasukannya ke dalam mobil. Dinda yang saat itu berjalan ke luar rumah melihat pemandangan itu dan berteriak mengejar orang-orang yang membawa Mesya pergi.

"Hey kalian berhenti!!"

Dinda berusaha berlari mengejar mobil tersebut, namun tiba-tiba sepasang tangan lain membekap mulut Dinda dan membawanya pergi.

*****

"Uuhh...."

Mesya perlahan sadar dan membuka matanya, namun Mesya saat merasa kepalanya sedikit pusing Mesya mendapati tangannya terikat cukup kuat.

"Ah.. kenapa ini?!"

Mesya mencoba memberontak untuk melepaskan ikatan tangannya, namun semakin Mesya berusaha ikatan itu justru melukai tangannya.

Mesya melihat sekeliling dan menyadari dirinya berada di sebuah gudang terbengkalai yang tidak diketahui lokasinya. Mesya lebih terkejut saat melihat Dinda yang juga terikat berada didekatnya.  Mesya mencoba memanggil Dinda, namun Dinda tak kunjung sadar.

"Dinda!! Bangun Dinda!!"

Mesya merayap dan mencoba mendekati Dinda. Namun karena tangan dan kakinya yang terikat membuat Mesya tersungkur di atas lantai.

"Aaahh..."

Mesya terus berusaha melepaskan ikatan ditangannya. Meski tangannya terluka akhirnya Mesya berhasil membuka tali yang mengikat tangannya.

"Dinda!! Bangun Dinda... Kita harus segera pergi Dinda"

Mesya terus menepuk wajah Dinda untuk membangunkannya, setelah selang beberapa waktu akhirnya Dinda tersadar dan terkejut melihat Mesya ada di hadapannya.

"Ada apa ini?!"

"Kita harus pergi Dinda!!"

Mesya membuka ikatan di tubuh Dinda dan mengajak Dinda untuk keluar dari gudang tersebut, namun pintu gudang terkunci. Mesya mencoba mencari cara lain agar bisa keluar dari tempat tersebut, hingga sebuah palu besar yang berada di pojokan  menarik perhatian Mesya.

"Apa yang mau kamu lakukan Mesya!!"

Mesya membawa palu besar di tangannya dan mulai mencoba menghancurkan pintu gudang yang terkunci. Setelah beberapa kali mencoba Mesya kelelahan bahkan tangannya pun berlumuran berdarah.

"Biar aku mencobanya"

Dinda mengambil palu besar di tangan Mesya dan mencoba untuk menghancurkan pintu. Namun nyatanya Dinda tak memiliki kekuatan yang cukup besar bahkan untuk mengangkat palu ditangannya.

"Tidak apa-apa, biar aku mencobanya lagi"

Mesya kembali mengambil palu yang ada di tangan Dinda dan kembali memukul pintu dengan palu tersebut. Pada pukulan ke tiga Mesya akhirnya berhasil membuka pintu tersebut dan mengajak Dinda untuk segera pergi.

Dinda hanya terdiam saat tangan Mesya yang dipenuhi dengan luka itu menarik tangannya. Sejak pertama kali bertemu dengan Mesya, Dinda sudah mulai membencinya karena menganggap Sandi yang selalu menyayanginya telah berubah dengan kehadirannya Mesya. Namun hari itu yang melihat Mesya berjuang untuk membawanya melarikan diri membuat Dinda merasa menyesal terhadap istri sepupunya itu.

"Pelabuhan???"

Mesya yang berhasil menembus hutan menemukan mereka berada di sebuah pelabuhan. Melihat jarak pelabuhan dan rumah mereka yang lumayan jauh, membuat Mesya menyadari jika mereka mungkin dibius cukup lama.

"Kita ada di pelabuhan?!" Ucap Dinda

"Sebaiknya kita cari pemukiman warga untuk meminta bantuan dulu"

Mesya kembali menarik tangan Dinda dan membawanya ke sebuah kedai kelapa di tepi pantai. Melihat sekeliling yang ramai membuat mereka berpikir jika itu tempat yang aman dari orang yang mungkin ingin mencelakai mereka.

"Mes...Kak Mesya, sebaiknya Kak Mesya obati luka Kak Mesya dulu"

Dinda tak tega melihat tangan Mesya yang terluka, sampai Mesya merobek sebagian pakaiannya sebagai pengganti perban.

"Kak Mesya!!..."

"Kita harus mencoba menghubungi Kak Sand atau orang rumah untuk memberitahukan keberadaan kita sebelum orang-orang jahat itu menemukan keberadaan kita" Jelas Mesya

Mesya yang melihat sepasang kekasih yang berada tak jauh dari tempatnya mencoba menghampiri keduanya dan meminjam ponsel salah satu dari mereka untuk menghubungi Sandi. Beruntung mereka berbaik hati meminjamkan ponselnya setelah melihat keadaan Mesya yang sangat mengkhawatirkan.

"Terima kasih, Mba"

Mesya mengetik nomor Sandi dan mencoba meneleponnya. Setelah beberapa kali memanggil Mesya pun terlihat lega saat panggilannya tersambung.

["Hallo Kak Sand"]

"Mesya?!.. apa itu kamu? Kamu ada dimana, kamu menelepon pakai handphone siapa ini? Dimana kamu Sand akan menjemput kamu"

Sandi yang sebelumnya mengetahui jika Mesya hilang bersamaan dengan Dinda pun panik. Bahkan kedua keluarga mereka tak mengetahui kemana keduanya pergi, dalam keadaan panik Sandi berhasil mendapatkan panggilan dari nomor yang tak dikenal dan itu adalah Mesya.

["Kak *****....kam*...di..**long!!.. pel**uhan"]

Suara panggilan yang terputus-putus membuat Sandi tak mendengar jelas apa yang dikatakan oleh Mesya. Namun samar-samar ia mendengar jika Mesya meminta tolong dan mengatakan kalimat pelabuhan.

"Mesya!! Hallo!! Apa kamu di pelabuhan?!.....hallo!!"

Sebelum mendapat jawaban Sandi mendapatkan panggilan terputus sehingga ia tak mendapatkan informasi jelas keberadaan Mesya.

"Sandi!! Apakah barusan Mesya menelepon mu?!...."

Santi beserta keluarga yang mendengar Sandi berteriak memanggil nama Mesya pun menghampiri Sandi yang sata itu terlihat sangat cemas.

"Ada apa Sandi?!...."

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!