WARNING *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA⚠️ ⚠️
Emile adalah seorang mahasiswi yang terpaksa harus menyudahi kuliahnya karena alasan ekonomi dan juga adik kesayangannya yang tengah sakit. Dia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan membiayai pengobatan adiknya yang tak ramah di kantong. Dalam pertemuan yang tak di sengaja dengan bosnya di sebuah bar membuat hidupnya berubah drastis. Ia terjebak dalam sebuah perjanjian kontrak dengan Harry Andreson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selalu Merepotkan
Seperti biasa, Emile masih tetap bekerja di kantor Harry sebagai cleaning service. Saat ini ia tengah beristirahat bersama dua rekannya Reyhan dan Viona. Mereka bercengkrama dengan sesekali menyelipkan tawa mereka, entah apa yang mereka bahas.
Tatapan Reyhan sedari tadi tidak pernah lepas dari Emile. Ya, memang pria itu sudah menyimpan perasaan pada Emile semenjak ia bekerja pertama kali di kantor itu. Viona yang menyadari tatapan Reyhan pun hanya tersenyum misterius saja. rupanya ia juga tahu jika Reyhan menyukai Emile.
"Sudah lah Rey, Emile tidak akan pergi kemana-mana. Biasa saja tatapanmu itu. atau jangan-jangan kau menyukai Emile ya." celetuk Viona membuat Reyhan tersadar.
"Ck, tidak ada. Kau itu selalu mengarang cerita yang tidak semestinya." kata Reyhan.
"Kau menyukaiku?" tanya Emile sambil tersenyum ke arah Reyhan
"Tidak, mana ada." kata Reyhan dengan menyangkalnya dan memalingkan wajahnya.
"Ahh iya toh, sungguh kau menyukaiku?" kata Emile dengan memastikannya lagi tidak percaya.
"Ya, aku menyukaimu." kata Reyhan dengan nada serius yang membuat dua wanita itu langsung terdiam.
"Aku menyukaimu, aku menyukai kau juga, semuanya aku suka, karena kita rekan kerja. naaaaahh loo, pada kaget semua kan hahahaha." kata Reyhan dengan gelak tawanya membuat kedua wanita itu saling tatap dengan wajah datarnya.
"Dasar kau ini!!" kata Viona dengan memukul Reyhan.
Tiba-tiba saja, Daniel datang yang membuat mereka bertiga serentak terdiam. melihat suasana yang langsung berubah, Daniel pun langsung menegur mereka bertiga.
"Apakah ceritanya sangat lucu, sampai-sampai ada telepon kalian tidak langsung mengangkatnya. Tuan Harry meminta kopi." kata Daniel yang membuat ketiganya terkejut.
Tatapan Emile dan Daniel saling bertemu sebelum akhirnya pria itu pergi dari sana. Dengan segera Emile pun membuatkan kopi untuk Harry, hanya saja bukan ia yang akan mengantarnya, melainkan Viona. Entah kenapa, firasatnya selalu buruk ketika ia akan masuk ke ruangan Harry. karena itulah ia lebih memilih cari aman saja.
Tak berselang lama, Viona pun kembali dengan wajah pucat pasi nya kemudian menangis begitu saja. Sudah bisa di tebak jika gadis itu baru saja terkena sasaran amarah Harry. Emile yang melihat itu merasa sangat bersalah dan juga ia mengumpati Harry dengan kasarnya.
"Sungguh, aku benar-benar takut." kata Viona.
"Dia mengatakan apa saja padamu, Vi?" tanya Emile.
"Sudahlah, lebih baik sekarang kau saja yang kesana, Mil. Kuatkan mentalmu ya, Mil. maaf, jadinya kau harus kesana karena aku." kata Viona dengan merasa tak enak hati pada Emile.
"Ahh tidak, tidak. pria gila itu memang selalu mengincar ku, entah apa masalahnya denganku. Seharusnya memang aku yang kesana bukan kau." kata Emile dengan menghembuskan nafas kasarnya.
Ia pun langsung menuju ke ruangan Harry. Di depan ada Daniel yang menatapnya sekilas. Lirikan sinis milik Emile mampu membuat Daniel bergidik, tapi ia menghiraukannya saja dan memilih melanjutkan pekerjaannya.
Ia mengetuk pintu lebih dulu dan langsung masuk begitu saja. Melihat siapa yang datang, senyum kecil pun terbit di bibir Harry. Entah kenapa ia sangat suka sekali mengerjai Emile dengan hal apapun itu.
"Jangan melibatkan teman-teman ku jika masalahnya denganku." kata Emile dengan meletakkan kopinya di meja.
"Jaga, batasanmu. Jangan karena kemarin kau sudah menikah denganku jadi kau berfikir bisa melakukan segala hal, bahkan berbicara tidak sopan padaku. Kita menikah karena permintaan ibuku, bukan murni aku yang ingin menikahi mu. Jadi, ku ingatkan sekali lagi, jaga batasanmu." kata Harry dengan tersenyum kecil.
"Batasan apa yang kau maksud? Kau sendiri bagaimana? Kau sudah melanggar kontrak perjanjian yang kau tulis sendiri. Kau harus ingat jika salah satu melanggarnya maka harus memberikan uang senilai 50 juta." kata Emile dengan tersenyum puas.
"Hahahaha, jadi kau sekarang berani mengancam ku begitu? kapan? kau sangat pandai mengarang cerita." kata Harry dengan tertawa lepas.
"Tentu kau tidak ingat, kau mabuk tadi malam. Sudahlah tuan, kau itu sangat merepotkan." kata Emile dengan berlalu keluar.
Sementara Harry masih mematung berfikir apa yang terjadi tadi malam, kenapa Emile mengatakan jika ia melanggar kontrak perjanjian. Ia berfikir keras tapi ia tidak bisa mengingat apapun itu.
"Hei kau!!" kata Harry membuat Daniel terlonjak kaget
"Kau, mengagetkan ku saja!!! ada apa?" tanya Daniel dengan kesalnya.
"Apa aku tadi malam mabuk parah?" tanya Harry membuat Daniel langsung berekspresi datar.
"Kau tidak lihat ini, tuan Harry Anderson yang terhormat. tadi malam kau benar-benar membuatku sangat dekat dengan Tuhan." kata Daniel dengan menunjuk plester yang ada di dahinya.
"Bersyukur kau masih bisa bekerja disini sekarang." kata Harry kemudian langsung berlalu pergi begitu saja
Melihat Emile kembali, pertanyaan-pertanyaan pun langsung di tujukan padanya. apalagi ketika baju Emile nampak basah seperti terkena siraman. Tentu saja membuat Viona khawatir. Ia pun berusaha untuk mengeringkan baju Emile yang basah itu, tapi dengan refleks nya Emile langsung menepis tangan Viona agar tidak menyentuh perutnya.
"Ah maaf, aku tidak bermaksud. Ini bukan apa-apa, tenang saja. aku sudah biasa mendapatkan hal seperti ini dari pria gila itu." kata Emile yang merasa tak enak hati.
"Sssstttt pelankan suaramu, jangan sampai ada yang mendengar kau mengatai tuan Harry. Jika tidak, kau bisa tamat, Emile." tegur Reyhan pada Emile
"Oh ya, apa nanti malam kau tidak sibuk? datanglah ke cafe xxx, aku mengadakan acara kecil-kecilan untuk ulang tahunku." kata Viona membuat Emile terkejut.
"Kau berulang tahun? kapan? Aku belum menyiapkan kado untuk mu." kata Emile
"Sebenarnya hari ini, tapi acaranya ku buat nanti malam saja." kata Viona.
"Ini, seadanya dulu. happy birthday Viona." kata Reyhan dengan membawa roti kecil dan korek api. Hal itu tentu saja mengundang gelak tawa dari dua wanita itu.
Sepulang dari kantor, Emile menyempatkan diri untuk mampir di salah satu toko baju untuk hadiah ulang tahun Viona. setelah memilih-milih, kita pilihannya jatuh pada dress cantik berwarna ungu yang cocok untuk Viona si tubuh mungil.
Sesampainya di apartemen, ia pun melupakan sesuatu jikalau besok adalah hari pindahnya ke rumah Elizabeth. Ia bahkan belum melakukan apapun. Terlebih lagi ia akan keluar untuk merayakan ulang tahun Viona. Tak mau memikirkan hal itu, ia pun langsung bergegas mengganti pakaiannya dengan dress di atas lutut bewarna hijau muda. rambutnya ia gerai dengan jepit matahari kesayangannya di kepalanya.
Setelah di rasa semuanya sudah selesai, ia pun langsung keluar saja dan memanggil taksi. Ia berangkat sendirian tanpa mengabari Harry. Baginya, pernikahan itu seperti hanya di atas kertas. Mereka sudah menikah tapi masih ada jarak yang sangat jauh. Tapi, Emile tetap tidak memusingkan hal itu dan lebih memilih untuk fokus pada hidupnya sendiri.