Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir dari Barjo
Di saat Ghava memejamkan mata dan tubuhnya yang dibelit lidah lintah, di saat itu fokus Ali hilang.
Sehingga lintah yang berhadapan dengannya, menggunakan kesempatan ini. Tanpa membelit tubuh, seperti Ghava. Lintah itu langsung menyerang Ali, kini di kaki Ali tertusuk ujung lidah lintah.
"AAARRRGGHHHTTT"
"ALIIIIII"
Tertampak jelas, lintah itu tengah menghisap darah Ali.
"BRENGSEK"
Ghava melompat, ia menerjang lintah tersebut.
BUGH
KIIIKKKK
Ghava menjatuhkan tubuhnya di atas punggung lintah, meski terdengar pekikan. Namun ternyata, lintah itu tak melepaskan lidahnya. Terang saja membuat Guava murka, apalagi melihat Ali yang semakin lemas.
"AKU AKAN MENGHABISIMU, ALLAHUAKBAR" teriak Ghava
Seperti lintah sebelumnya, tubuhnya terbakar dengan api berwarna biru. Lintah itu menggelepar, Ali pun terbebas. Ghava segera menghampiri saudaranya, yang lambat laun tak sadarkan diri.
"ALI, BANGUN!!!" teriak Ghava panik
Plop
'Maaf, kami terlambat datang.'
"Aa" panggil Ghava dengan suara bergetar, ternyata ia rapuh.
Aa dan dede yang masih bertapa, untuk menyempurnakan ilmunya. Membuat mereka tak merasakan, bila keturunan ibu manusianya tengah berada dalam bahaya.
'Biar aku yang membereskan nya' ucap aa
Ia berbalik, lalu menghadap lintah-lintah besar tersebut. Dengan sekali auman, yang mana dari mulut nya keluar hembusan angin yang cukup besar. Kedua lintah itu berubah menjadi Barjo, dimana tubuhnya yang terbelah dua dan dalam keadaan gosong.
'Aku akan membawanya, pada Afwa buyutmu. Selain darahnya yang di hisap, lintah itu juga menyalurkan sesuatu pada tubuh Ali. Biarkan buyutmu dan kami, yang menyelesaikan nasalah Ali.' ucap dede
Kedua mata Ghava berkaca-kaca, ini semua karena dirinya yang tidak becus menjaga saudaranya.
'Ini bukan salahmu, semua akan baik-baik saja. Kalau begitu, kami pergi. Baik-baiklah kalian, jaga kedua saudarimu.' ucap aa
Ghava hanya bisa mengangguk, tenggorokan nya terasa tercekat. Sulit untuk mengeluarkan suara, meski hanya mengatakan IYA.
Sekali gerakan, dede bisa menghilangkan banyaknya lintah yang hendak menyerang warga.
"DEDE" panggil Cia semangat, ia langsung memeluk tubuh dede. Dede juga memulihkan tenaga Luna, sehingga Luna merasa tenaganya kembali terkumpul.
.
.
Hari pun berganti, masalah dukun Barjo selesai. Pagi ini, ketiga saudara dan juga Risa. Memutuskan untuk kembali pulang, karena terbiasa ada Ali. Kini rasanya ada yang kurang, meski pria itu tak banyak bicara.
"Maaf, karena membantu warga kami. Saudara kalian, harus mengalami hak mengerikan tadi." ucap pak Rete
"Tidak apa-apa pak, sebelumnya maaf apabila ada perkataan atau perlakuan kami yang sudah menyinggung para warga.
"Mana ada kalian menyinggung kami, justru kami merasa sangat terbantu dengan kehadiran kalian." ucap salah satu warga
"Benar, bila bukan karena kalian. Mungkin dukun itu masih hidup dan akan terus membuat warga yang lain tersesat, karena akan mendatangi dia." balas yang lainnya
"Kalian yakin pulang sekarang?" tanya bude Lasri
"Iya bude, maaf ya. Kami ga bisa lama-lama disini, rasanya ada yang kurang kalo ga ada Ali." jawab Cia
"Yo wis, kalian hati-hati di jalan. Untuk kalian, saya titip cucu-cucu ku." ucap mbah Darsim pada para bodyguard
"Baik tuan" jawab BG
Kemana mereka semalam? Aku lupa, BG dilarang ikut oleh Ghava. Karena mereka diminta untuk menjaga keluarga mbah Darsim, mmm... Lebih tepatnya menjaga Risa. Cieeeee
"Pak lek Guntur, maafin Cia ya. Gara-gara Cia, pak lek Guntur sama bu lek.."
"Ssssttt... Bukan salahmu Ci, justru kamu sudah membantu pak lek terlepas dari wanita serakah, jahat dan juga licik." potong Guntur, seraya mengusap sayang kepala Cia
CIA langsung memeluk pak lek nya, entahlah ia tetap merasa bersalah. Padahal dia juga tau, kalo Wulan memang jahat.
"Jangan jadikan beban Ci, wanita kaya gitu kan memang pantas kami tendang dari keluarga ini. Untung cuma di usir, coba kalo bu lek Wid yang ngadepin dia. Udah bu lek rreemmmeeet badannya, habis pokonya." sambung Widuri
Cia tersenyum, ia melerai pelukannya dan memeluk Widuri. Berlanjut memeluk Lasri dan mbah Darsim, berlanjut Luna dan Ghava. Sedangkan Risa, hanya mencium punggung tangan mereka.
"Sekali lagi, kalian hati-hati di jalan." ucap mbah Darsim
"Iya mbah, Assalamualiakum"
"Wa'alaikum salam"
Mereka berjalan menuju mobil van, sembari melangkah Ghava menoleh ke sebrang jalan. Ia memberikan tatapan tajam pada pria, yang sejak tadi terus menatap Cia.
Saat pria itu sadar, ia langsung lari karena takut dengan tatapan Ghava.
'Dih... Cemen, baru di pelototin. Gimana kalo gue kasih bogem?'
'Siapa?' tanya Cia
'Laki lu' ceplos Ghava
'Laki gue, siapa sih lo?' tanya Cia lagi
'Itu laki yang demen ma lu, calon laki ga jadinya si... Siapa itu, yang udah almarhumah kemaren. Key... Bangkey apa siapa sih?'
'Keyla, Ghav' ucap Luna
'Nah iya itu, sori di otak gue dia tuh udah kaya bangkey kelakuannya.'
'Serah lo, tapi... Berenti ya lu, bilang itu laki.. laki gue. Ogah banget gue, mesum gitu tatapannya.'
"Hahahahhaa" tawa Ghava pecah, ia pun merebahkan tubuhnya di sofa. Bohong bila ia tak lelah, kemarin tenaganya benar-benar terkuras.
Beberapa menit kemudian, ia pun terlelap.
Risa sejak tadi diam, tetapi tatapannya terus mengarah pada Ghava.
"Kenapa? Udah mulai ada rasa ma Ghava?" tanya Cia to the point
Blush
Risa menggelengkan kepalanya cepat, tetapi Cia dan Luna tersenyum. Wajah Risa sangat lucu, merah padam.
"Kalo ada perasaan, kita mah malah seneng Sa. Kan lu tau sendiri, kalo dia terang-terang nunjukin suka ma lu. Lu ga usah takut, keluarga kita ga ada keturunan pelaku KDRT." Risa langsung menoleh, menatap Cia
'Kakak tau?' tanya Risa
"Emm..." Cia mengangguk
"Maaf, tapi tak ada rahasia di antara kami. Kamu tenang saja, kami bukan tipe manusia yang suka menyebarkan cerita yang memang harus ditutup." ucapnya
"Ghava benar-benar serius, karena sebelumnya belum pernah gue liat dia kaya gini. Lagian keluarga kami, merupakan orang yang akan menikah dengan cinta pertama. Dan di antara kami, Ghava yang lebih dulu mendapatkan cem-ceman. Iya ga Lun?"
Luna mengangguk
Risa menundukkan kepala, ia masih trauma dengan sosok yang namanya pria. Ia hanya takut, bila nanti akan mengulang kisah sang ibu. Mendapatkan pria yang salah, dan harus menerima kekerasan setiap hari. Bahkan dirinya, hampir dijual.
"Jangan terlalu di pikirkan, ikuti saja kata hatimu. Tapi... Bila nanti Ghava merasa lelah mengejar mu, jangan kamu sesali seandainya ia merubah haluan pada wanita lain." ucap Cia
DEG
Apa ini? Kenapa dengan hatinya? Apa mungkin sebenarnya, ia juga sudah menyimpan rasa untuk pria yang kini tengah terlelap itu? Namun, ia tak menyadarinya.
Luna dan Cia diam-diam saling lirik dan tersenyum, mereka tau kalo sebenarnya Risa sudah mulai ada rasa. Karena sering mereka lihat, Risa yang sering curi-curi pandang.
"Sa... Hati Ghava itu bukan layangan, yang talinya bisa ditarik ulur. Kalo kamu memang sudah ada rasa, sebaiknya terima perasaan Ghava. Sebelum ia berpaling darimu...
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
semangat ya kak buat episode khusus ghava+ Risa juga bagus kak thor
jangan lupa crazy up ya kak thor 👌
kok jd gayatri dan mahesa
bukan nya gayatri dan burhan
🙏🙏🙏🙏
dari siang baca malem baru rebess 🤦♀️ ampun da
💪💪💪💪💪💪💪
lanjuttt ,,,,
votenya emak🥰😘
pak dosen oh pak dosen, gimana pak, hebat kan cia, pasti minder nih sekarang ,😆😆😆
kasihan tania
kirain 2 bab😁😁