Wanita Satu Milyar

Pada pagi itu, Yolanda merasa bimbang. Namun, ia harus memutuskan keputusan hatinya.

"Baik. Saya akan menerima pinangan dari Pak Reynan karena semua sudah memenuhi persyaratan saya. Eit, tapi tunggu dulu. Acara nikahnya jangan buru-buru, saya masih acara yasinan untuk menghormati almarhum Emak saya!" ujar Yolanda yang sudah mantap atas keputusannya.

Reynan bersujud di lantai dan menangis. "Alhamdulillah, ya Alloh. Akhirnya Neng Yolanda mau menjadi calon istriku! Yasudah, sesudah empat puluh hari, kami akan mempersiapkan acara pernikahan kita! Terima kasih Pak Utomo, yang sudah mendukung saya!"

Tidak lama, Pak Reynan memeluk pak Utomo yang tersenyum simpul pertanda beliau juga ikut berbahagia.

'Ya Tuhan, apa yang sedang aku ucapkan? Bahkan aku pun tak sadar. Jujur, aku tidak benar-benar menyukai Pak Reynan, tetapi kenapa aku mau menerima pinangannya? Bodohnya diriku! Sudah terlanjur aku ucapkan. Aku tidak bisa mengulur balik ucapanku,' batin Yolanda yang sangat kecewa menerima pinangan dari Pak Reynan. Dalam hati, ia menangis pilu.

Bu Tumi diam-diam berdiri di balik pintu dan mendengarkan jawaban dari Yolanda. Ia langsung keluar dengan wajah yang sangat berbinar.

"Ya Alloh, Gusti. Akhirnya Neng Yolanda mau menikah juga. Syukurlah. Kamu itu sudah waktunya Neng! Reynan juga pemuda yang kaya dan gantengnya selangit. Aduh, Bu Tumi ikut senang!"

Bu Tumi mencubit pipi Yolanda yang Cubi menggemaskan. Beliau ikut senang karena Yolanda akhirnya punya calon imam.

"Yasudah Ya Bu Guru. Saya dan segenap guru izin pamit! Jangan lupa, kalau acara pernikahan sudah dekat, kami dari pihak guru siap membantu! Selamat sukses BubYilanda!"

Pak Utomo berpamitan kepada Yolanda karena beliau dan jajaran dewan guru selama satu jam sudah melayat. Yolanda masih duduk mematung merenungi ucapannya yang gegabah.

Akhirnya para tamu berhamburan ke luar dari rumah Yolanda. Menyisakan Reynan yang ada di situ karena mobil BMW-nya sudah ada di depan rumah Yolanda.

"Bu guru Yolanda, ini kunci mobilnya silakan bisa langsung dipakai. Apa Ibu sudah bisa mengemudikan mobil? Kalau nggak bisa nanti saya ajarkan!"

Reynan duduk di kursi ruang tamu sambil menyodorkan kunci mobil mewah yang akan diberikan kepada Yolanda.

Yolanda gugup. "Sa—saya sudah bisa menyetir mobil kok. Waktu SMA dulu saya sudah latihan! By the way, nanti Pak Reynan pulangnya naik apa ya?" jawab Yolanda yang mau menerima kunci mobil milik Reynan.

Reynan tersenyum. "Nanti sopir saya akan ke sini dan menjemput saya!" jawab Reynan singkat dan jujur apa adanya.

Yolanda menghela nafas. "Apa Mama dan Papa kamu nggak marah, jika kamu meminangku lagi?" tanya Yolanda memastikan.

Reynan terkekeh. "Nggak. Dia sih terserah aku saja. Awalnya saya mau dijodohkan dengan wanita pilihan Mama yang sekarang Pramugari, namun, saya tolak. Nih, fotonya kalau nggak percaya? Ketahuilah Yolanda, yang aku sayang itu kamu!" jelas Reynan menegaskan.

"Cie, yang lagi merayu. Nih, ada kue kue dan teh manis hangat untuk calon suaminya Neng Yolanda! Jangan sungkan Nak! Kalau kurang ke dapur saja. Di belakang banyak makanan!"

Bu Tumi langsung menyajikan berbagai kue dan minuman untuk Reynan. Sudah tradisi dari kampung tersebut, jika ada acara kematian seseorang, Ibu-Ibu tetangga antusias melayani tamu bak Raja.

Reynan langsung mencomot satu kue di piring sambil tersenyum. "Terima kasih Ibu. Ini saja sudah banyak. Saya nggak mungkin menghabiskan makanan seluruh piring ini. Saya bisa sakit gula nantinya," jawab Reynan sambil berkelakar.

Bu Tumi tersenyum lalu kembali ke dapur.

"Yolanda. Ini aku juga akan memberikan cincin mutiara untukmu. Semoga kau suka!"

Reynan memberikan cincin kepada Yolanda yang ada di dalam wadah merah berbentuk love.

Yolanda takjub. "Masya Alloh, bagus banget. Makasih ya Pak Reynan, kau baik sekali! Apa uang Pak Reynan nggak habis? Kok semua diberikan kepadaku!"

Yolanda masih tidak percaya dengan pemberian Reynan yang secara tiba-tiba bisa memenuhi semua persyaratan. Bahkan ia masih memberikan cincin mutiara yang harganya terbilang fantastis.

Reynan memutar bola matanya. "Itu semua buat kamu Yolanda! Itu semua mau kamu 'kan? Atau masih kurang? Bisa kok, saya beli cincin lagi! Jika Alloh sudah berkehendak, semuanya itu bisa Yolanda! Bahkan akan dilipat gandakan. Alhamdulillah, saat ini saya mendapat rezeki halaman toyyibah. Kamu nggak perlu khawatir!" ujar Reynan dengan tegas.

"Masya Alloh! Ini mobil mewah banget! Mobil BMW! Yolanda! Hai Yolanda! Kamu sudah menemukan jodoh kamu ya? Pak Reynan yang ganteng itu!"

Beberapa Ibu-Ibu tetangga Yolanda berduyun-duyun ke rumah Yolanda karena berita pinangan Pak Reynan sudah tersebar luas di seluruh keluarganya. Satu mulut berbicara, beranak berjuta-juta warga.

"Bu Ibu! Saya harap Nona Yolanda jangan dimasa ya? Saya Reynan tidak mau Nona Yolanda menjadi pusat pembicaraan warga. Tetap tenang dan jalin kerukunan. Saya ikhlas kok memberikan semua kemauan dia!"

Reynan mulai angkat bicara kepada para ibu-ibu yang berdatangan. Ia tak mau, Yolanda dicaci maki agar tidak ngedrop.

Salah satu Ibu-Ibu cenderung kurus, yang bernama Bu Siska menggelengkan kepala. "Kamu hebat Yolanda! Sudah terpenuhi kemauan kamu bahwa ada calon suami yang memberimu mobil BMW. Ibu juga mau dong?" ujar Ibu-Ibu tersebut sambil mencubit lengan Reynan karena gemas.

Yolanda tersenyum biasa. "Alhamdulillah. Bu. Jika memang, Mas Reynan serius dan syaratnya sudah terpenuhi, maka, saya akan menepati janji walau sebelumnya masih banyak pertimbangan. Karena niat Mas Reynan tulus dan serius, maka saya akan menerima pinangannya! Saya tidak mau menjadi orang munafik," kata Yolanda kepada para tamu yang datang.

Bu Siska mengacungi dua jempol. "Sip kamu Yolanda! Saya kira, Reynan itu pria tulis, kaya dan rajin beribadah juga. Nggak kalah pintar dengan Gus Rahman! Gus Rahman, lewat!" ujar Bu Siska yang membandingkan dengan Gus Rahman.

Yolanda sedikit terkejut ketika Bu Siska menyebut nama Gus Rahman. "Bu, nggak usah membandinhkan dengan Gus Rahman! Gus Rahman itu juga baik, Sholeh dan suhunya kampung ini. Namun, ya mau gimana lagi, pak Reynan meminang saya duluan! Ups. Bukan ngarep ya Bu! Tapi nggak baik ngomongin orang!" sahut Yolanda yang tidak suka membandingkan antara Reynan dan Gus Rahman.

"Cie yang lagi kecewa! Ehem, kabar burung, Gus Rahman juga perhatian lho dengan Neng Yolanda! Eh, saat Gus tampan jatuh cinta pada Tuan Putri, Tuan Putrinya keburu dipinang orang!" ujar Ibu-Ibu lainnya yang memakai daster berwarna merah dan berambut keriting.

Saat itu, di rumah Yolanda rame. Yolanda menjadi viral karena dipinang oleh pria kaya yang bisa membelikan mobil BMW, rumah mewah dan uang satu miliar.

****

Di surau, Gus Rahman sedang bersimpuh. Hatinya sedang rapuh tak karuan.

'Tuhan! Ternyata Yolanda benar-benar wanita materialistis! Demi harta dia mau dipinang oleh pria kaya! Andai kamu tahu, Yolanda, saya sangat mencintai kamu. Namun, cinta ini kusimpan diam-diam dan menjadikan luka di lubuk hatiku. Tuhan, aku terjebak cinta wanita materialistis! Berikan hamba petunjuk!!'

Gus Rahman menangis dan bersimpuh di depan Sang Pencipta. Ia mencari petunjuk agar tidak patah hati karena wanita yang ia cintai sudah dipindah oleh orang lain.

Cintanya hanya sebatas, cinta dalam diam.

Apa yang terjadi pada kisah selanjutnya?