NovelToon NovelToon
Sabira

Sabira

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Putri asli/palsu / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: devi oktavia_10

Terlahir dari keluarga berada dan putri bungsu satu satunya, tidak menjamin hidup Sabira Rajendra bahagia.

Justru gadis cantik yang berusia 18 th itu sangat di benci oleh keluarganya.

Karena sebelum kelahiran Sabira, keluarga Rajendra mempunyai anak angkat perempuan, yang sangat pintar mengambil hati keluarga Rajendra.

Sabira di usir oleh keluarganya karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.


Penasaran dengan kisah Sabira, yukkkk..... ikuti cerita nya..... 😁😁😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Bira." panggil seseorang, saat Sabira berasa di sebuah toko buku.

"Iya." sahut Sabira singkat, dia kaget bertemu dengan abang ke duanya juga berada di toko buku yang dia singgahi.

"Apa kabar dek." tanya Devan dengan sorot mata penuh kerinduan.

Bukan Devan tidak mencari keberadaan sang adik, bahkan Devan hampir setiap hari melihat adiknya dari kejauhan, tapi dia tidak berani menemui sang adik, takut Sabira tidak nyaman, namun kali ini dia sudah tidak tahan lagi, ingin memeluk sang adik, masa bodo adiknya akan marah dia tidak perduli lagi, rindu di dalam dadanya sudah sangat membuncah.

"Baik." Sahut Sabira singkat, Sabira tidak tau harus berkata apa, sejujurnya dia juga sangat merindukan abangnya itu.

Di antara keluarganya yang lain, hanya Devan orang satu satunya yang sedikit perduli kepada dirinya, dan tidak lansung menelan mentah mentah aduan dari kakak pungutnya itu, dan dj saat dia di marahi keluarganya, hanya Devan yang selalu membelanya.

Bruk....

Devan lansung menghambur memeluk adik kesayangannya itu.

"Abang rindu kamu, sangat sangat rindu kamu, malam malamnya abang sekarang sunyi sepi, karena nggak ada kamu yang bisa abang peluk." lirih Devan mengakui dirinya yang suka tidur di ranjang sang adik.

Tes...

Tak terasa air mata Sabira menetes tanpa permisi, mendengar pengakuan sang abang.

"Abang sayang Bira, sungguh abang sangat sayang sama adik semata wayang abang." ucap Devan.

Deg...

Hati Sabira bergetar mendengar semua pengakuan abang ke duanya itu.

Dengan reflek Sabira membalas pelukan abangnya itu, tentu saja membuat senyum Devan mengembang di curug leher sang adik.

"Adek tinggal di mana sekarang? " tanya Devan yang pura pura tidak tau.

"Kenapa nanya? " cuek Sabira, padahal di dalam hatinya sedang berbunga bunga, mendapat pelukan dari abangnya itu.

"Ck, tentu saja abang ingin tau, dan mau mampir ke tempat tinggal adek." decak Devan pura pura kesal.

Semakin bahagia hati Sabira di buatnya.

"Nggak mau lah, abang bawa para kuman itu kerumah ku, trus menyebarkan virus di rumah ku." sahut Sabira dengan bibir yang sudah maju 5 centi.

Devan terbahak mendengar ucapan sang adik, dia sangat tau siapa yang di maksud oleh Sabira, siapa lagi klau bukan Kaifan dan Aura.

"Nggak akan, abang datang cuma sendiri, nggak mau ngajak siapa siapa, dan abang janji nggak akan memberi tahu siapa pun rumah adek." janji Devan sungguh sungguh.

"Nggak percaya aku." dengus Sabira.

"Iiiihhh.... Nyebelin deh, mana pernah abang bohong, ayo lah adek abang yang paling cantik, yang paling tangguh, adek yang paling hebat." rayu Devan menggoyang goyangkan tubuh Sabira ke kanan dan ke kiri.

Sabira terkekeh dengan tingkah abangnya itu. "stop abang, pusing kepala ku." omel Sabira.

"Nggak akan berhenti klau adek nggak mau kasih tau abang, adek tinggal dimana." rajuk Devan tetap menggoyang goyangkan tubuh Sabira, walau tanpa di beri tahu pun Devan sudah tau, tapi dia tetap berpura pura tidak tau.

"Ck, nggak usah pura pura, padahal abang sudah tau aku tinggal dimana? " cibir Sabira.

Tentu saja Devan jadi salah tingkah dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenapa begitu. " cibir Sabira yang melihat abangnya yang sedang salah tingkah, membuat Sabira terkekeh geli.

"Adek tau? " kekeh Devan.

"Tau lah, bahkan aku sering liat abang berada di depan rumahku klau malam malam." santai Sabira, membuat Devan bersemu merah karena ketahuan sama sang adik.

"Ihhh... Klau tau begitu abang lansung masuk ke rumah adek aja, nggak usah pakai ngintip ngintip." dengus Devan.

Sabira lansung terbahak mendengar keluhan abangnya itu.

"Ngomong ngomong kita makan yuk dek, lapar abang." ujar Devan mengelus perut sixpack nya yang sangat di gandrungi oleh para wanita.

"Hmmm... Baiklah." ucap Sabira, karena dia juga sangat merindukan makan bersama sang abang.

Dia pun tau diam diam selama ini, isi kulkasnya saat tinggal di rumah besar orang tuanya, sebagian juga Devan yang mengisinya, Sabira tau itu, karena pernah diam diam Sabira pura pura tidur, dan melihat Devan diam diam memasukan makanan, jus, buah buahan dan minuman kaleng ke dalam kulkasnya, sungguh membuat hati Sabira menghangat, makanya Sabira tidak terlalu membenci sang abang.

"Ahhh... Adek abang sangat pengertian." ujar Devan dan merangkul sayang Sabira keluar dari toko buku.

"Ehhh... Tunggu dulu, aku mau bayar bukunya dulu." seru Sabira yang ingin melepaskan pelukannya dari sang abang.

"Nanti saja, di titip dulu bukunya di sini, nanti kita balik lagi, lihat tuh, antriannya panjang sekali, bisa pingsan abang menunggu adek sampai ke kasih." keluh Devan dan merampas buku yang ada di tangan sang adik, sungguh dia tidak ingin melepaskan pelukannya dari adik semata wayangnya itu.

Sabira hanya bisa memutar mata malas dengan kelakuan abang ke duanya itu.

"Mau makan di mana? " tanya Sabira.

"Di warung Sunda aja. " ajak Devan berbinar.

"Baiklah." pasrah Sabira yang masih di gandengan penuh kasih sayang oleh Devan.

Mungkin klau orang yang tidak tau, mereka adalah pasangan kekasih yang sedang bucin, tapi kenyataannya mereka adalah abang dan adik yang sedang menumpahkan kerinduannya satu sama lain.

Devan membawa sang adik ke warung makan Sunda yang berada di seberang mall tersebut, Devan terus memegang tangan sang adik dengan posesif, tanpa mau melepaskannya.

"Adek pesan apa? " tanya Devan, saat mereka sudah sampai di warung Sunda, dan mengambil piring masing masing, karena di sana makanannya prasmanan.

"Aku mau empal gentong, sayur capcay dan sambal marah aja." ujar Sabira.

"Loh, abang kenapa ngambil menu yang sama? " heran Sabira.

"Biar samaan." cuek Devan.

"Dasar." Sabira geleng geleng kepala dengan kelakuan abangnya itu.

Setelah mendapat makanan yang mereka inginkan, barulah mereka mencari tempat duduk yang kosong.

"Abang nggak risih makan di tempat ramai kaya gini." heran Sabira.

"Nggak, kenapa harus risih." acuh Devan.

"Ya... Biasanyakan tuan muda seperti abang, pastinya nyari makan di restoran terkenal, mana mau makan merakyat seperti ini." kekeh Sabira.

"Tapi abang pengecualian, makan seperti itu sangat nikmat, di sini masih di rumah makan loh dek, bahkan makan di emperan toko saja abang suka, nanti kapan kapan abang ajak adek makan di sana." ujar Devan sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Sungguh hati Sabira menghangat mendengar penuturan abangnya itu, sungguh ini lah yang Sabira impikan dari dulu.

Bersambung....

Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘

1
Faridah
keren...durasi gak kelamaan banget👍👍....mantul Thor bisa membawa emosi campur aduk di novel ini👍
Saya Sayekti
aku sangat senang bacanya
Yantie
semangat mamak,semoga sehat selalu💪
Saya Sayekti
kuliah keluar negeri aja.biar g sering ketemu orang munafik itu.soal Abang Devan kan bs kunjung sebulan sekali dan bs vc
Sri Wahyuni
best
Nisa Nisa
sikap mereka sdh kaya orang kasmaran diluar kewajaran dua orang saudara.
author terlalu lebay
Nisa Nisa
nyesal doang gk berguna, gk minta maaf gk sungguh-sungguh mencari keberadaan Sabira. ayah bunya orang terbodoh sedunia
Nisa Nisa
Bukannya saru ya kalau sdh dewasa gitu laki perempuan tidur pelukan walaupun adik kakak. Apa Devan ada kelainan
🧟‍♂️🧟‍♂️
salah salah trus nyebut nama tokoh darren jadi devan aura jadi nina
Vea Love
makasih thor buat cerita'y😘😘
lw bisa kasih bonchap thor/Grin/
Vea Love
/Rose//Rose//Rose/
Mrs. Ketawang
Hrusnya Regan aja yg maju dapatin hati Sabira,.scara dy yg selalu melindungi Sabira mski dari jarak jauh...sayangnya Regan hanya mnganggap sbatas sayang trhadap adik
Nisa Nisa
peristiwa kolam renang itu sebenarnya bukan sepenuhnya salah Aura dia benar-benar kram dan minta tlg, bukan menjebak bahkan saat ditolong udah mau ucap terimakasih tp Kaitan aja kesetanan menampar Sabira dan johan ikut kesetanan niat banget menghajar sampai ambil cambuk. Apa 2 lelaki itu sdh dikasih sesuatu yg hebat sama Aura hingga gelap mata selalu membelanya?? hayooo apa mak??
Nisa Nisa
kan sdh ada kemarin cctvnya tp diabaikan gara-gara aura pura-pura sakit spt biasa masa gk ada kelanjutannya
Nisa Nisa
suami istri sama bodohnya hanya meratap penyesalan bulshit tanpa usaha apa-apa
Nisa Nisa
makin memperlihatkan kebodohannya, buat apa menyesal tp tdk bertindak apa-apa utk menebus kesalahan
Nisa Nisa
knp baru sekarang mikirnya kemarin bertahun tahun otak kalian ditaruh dimana
Nisa Nisa
lebay.. kemarin orang nya ada dimarahin mulu.. jdi pelampiasan bahkan jd sak sakan hidup oleh kalian. Bukan mencari minta maaf memperbaiki cuma pura-pura menyesal aja
Nisa Nisa
nah teman yg baik kaya begini ngak asal nodong, jadi benalu sama teman tp tahu diri. Urunan budaya baik yg mulai dianggap malu maluin krn lebih suka sistem traktir, gaya bossy spt cerita cerita sinetron remaja yg uangnya dari ortu jg.
Nisa Nisa
nah salut sama cerita kaya begini. menggambarkan bagaimana persahabatan yg sehat, good job author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!