NovelToon NovelToon
Sabira

Sabira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Putri asli/palsu
Popularitas:145.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: devi oktavia_10

Terlahir dari keluarga berada dan putri bungsu satu satunya, tidak menjamin hidup Sabira Rajendra bahagia.

Justru gadis cantik yang berusia 18 th itu sangat di benci oleh keluarganya.

Karena sebelum kelahiran Sabira, keluarga Rajendra mempunyai anak angkat perempuan, yang sangat pintar mengambil hati keluarga Rajendra.

Sabira di usir oleh keluarganya karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.


Penasaran dengan kisah Sabira, yukkkk..... ikuti cerita nya..... 😁😁😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Bira." panggil seseorang, saat Sabira berasa di sebuah toko buku.

"Iya." sahut Sabira singkat, dia kaget bertemu dengan abang ke duanya juga berada di toko buku yang dia singgahi.

"Apa kabar dek." tanya Devan dengan sorot mata penuh kerinduan.

Bukan Devan tidak mencari keberadaan sang adik, bahkan Devan hampir setiap hari melihat adiknya dari kejauhan, tapi dia tidak berani menemui sang adik, takut Sabira tidak nyaman, namun kali ini dia sudah tidak tahan lagi, ingin memeluk sang adik, masa bodo adiknya akan marah dia tidak perduli lagi, rindu di dalam dadanya sudah sangat membuncah.

"Baik." Sahut Sabira singkat, Sabira tidak tau harus berkata apa, sejujurnya dia juga sangat merindukan abangnya itu.

Di antara keluarganya yang lain, hanya Devan orang satu satunya yang sedikit perduli kepada dirinya, dan tidak lansung menelan mentah mentah aduan dari kakak pungutnya itu, dan dj saat dia di marahi keluarganya, hanya Devan yang selalu membelanya.

Bruk....

Devan lansung menghambur memeluk adik kesayangannya itu.

"Abang rindu kamu, sangat sangat rindu kamu, malam malamnya abang sekarang sunyi sepi, karena nggak ada kamu yang bisa abang peluk." lirih Devan mengakui dirinya yang suka tidur di ranjang sang adik.

Tes...

Tak terasa air mata Sabira menetes tanpa permisi, mendengar pengakuan sang abang.

"Abang sayang Bira, sungguh abang sangat sayang sama adik semata wayang abang." ucap Devan.

Deg...

Hati Sabira bergetar mendengar semua pengakuan abang ke duanya itu.

Dengan reflek Sabira membalas pelukan abangnya itu, tentu saja membuat senyum Devan mengembang di curug leher sang adik.

"Adek tinggal di mana sekarang? " tanya Devan yang pura pura tidak tau.

"Kenapa nanya? " cuek Sabira, padahal di dalam hatinya sedang berbunga bunga, mendapat pelukan dari abangnya itu.

"Ck, tentu saja abang ingin tau, dan mau mampir ke tempat tinggal adek." decak Devan pura pura kesal.

Semakin bahagia hati Sabira di buatnya.

"Nggak mau lah, abang bawa para kuman itu kerumah ku, trus menyebarkan virus di rumah ku." sahut Sabira dengan bibir yang sudah maju 5 centi.

Devan terbahak mendengar ucapan sang adik, dia sangat tau siapa yang di maksud oleh Sabira, siapa lagi klau bukan Kaifan dan Aura.

"Nggak akan, abang datang cuma sendiri, nggak mau ngajak siapa siapa, dan abang janji nggak akan memberi tahu siapa pun rumah adek." janji Devan sungguh sungguh.

"Nggak percaya aku." dengus Sabira.

"Iiiihhh.... Nyebelin deh, mana pernah abang bohong, ayo lah adek abang yang paling cantik, yang paling tangguh, adek yang paling hebat." rayu Devan menggoyang goyangkan tubuh Sabira ke kanan dan ke kiri.

Sabira terkekeh dengan tingkah abangnya itu. "stop abang, pusing kepala ku." omel Sabira.

"Nggak akan berhenti klau adek nggak mau kasih tau abang, adek tinggal dimana." rajuk Devan tetap menggoyang goyangkan tubuh Sabira, walau tanpa di beri tahu pun Devan sudah tau, tapi dia tetap berpura pura tidak tau.

"Ck, nggak usah pura pura, padahal abang sudah tau aku tinggal dimana? " cibir Sabira.

Tentu saja Devan jadi salah tingkah dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenapa begitu. " cibir Sabira yang melihat abangnya yang sedang salah tingkah, membuat Sabira terkekeh geli.

"Adek tau? " kekeh Devan.

"Tau lah, bahkan aku sering liat abang berada di depan rumahku klau malam malam." santai Sabira, membuat Devan bersemu merah karena ketahuan sama sang adik.

"Ihhh... Klau tau begitu abang lansung masuk ke rumah adek aja, nggak usah pakai ngintip ngintip." dengus Devan.

Sabira lansung terbahak mendengar keluhan abangnya itu.

"Ngomong ngomong kita makan yuk dek, lapar abang." ujar Devan mengelus perut sixpack nya yang sangat di gandrungi oleh para wanita.

"Hmmm... Baiklah." ucap Sabira, karena dia juga sangat merindukan makan bersama sang abang.

Dia pun tau diam diam selama ini, isi kulkasnya saat tinggal di rumah besar orang tuanya, sebagian juga Devan yang mengisinya, Sabira tau itu, karena pernah diam diam Sabira pura pura tidur, dan melihat Devan diam diam memasukan makanan, jus, buah buahan dan minuman kaleng ke dalam kulkasnya, sungguh membuat hati Sabira menghangat, makanya Sabira tidak terlalu membenci sang abang.

"Ahhh... Adek abang sangat pengertian." ujar Devan dan merangkul sayang Sabira keluar dari toko buku.

"Ehhh... Tunggu dulu, aku mau bayar bukunya dulu." seru Sabira yang ingin melepaskan pelukannya dari sang abang.

"Nanti saja, di titip dulu bukunya di sini, nanti kita balik lagi, lihat tuh, antriannya panjang sekali, bisa pingsan abang menunggu adek sampai ke kasih." keluh Devan dan merampas buku yang ada di tangan sang adik, sungguh dia tidak ingin melepaskan pelukannya dari adik semata wayangnya itu.

Sabira hanya bisa memutar mata malas dengan kelakuan abang ke duanya itu.

"Mau makan di mana? " tanya Sabira.

"Di warung Sunda aja. " ajak Devan berbinar.

"Baiklah." pasrah Sabira yang masih di gandengan penuh kasih sayang oleh Devan.

Mungkin klau orang yang tidak tau, mereka adalah pasangan kekasih yang sedang bucin, tapi kenyataannya mereka adalah abang dan adik yang sedang menumpahkan kerinduannya satu sama lain.

Devan membawa sang adik ke warung makan Sunda yang berada di seberang mall tersebut, Devan terus memegang tangan sang adik dengan posesif, tanpa mau melepaskannya.

"Adek pesan apa? " tanya Devan, saat mereka sudah sampai di warung Sunda, dan mengambil piring masing masing, karena di sana makanannya prasmanan.

"Aku mau empal gentong, sayur capcay dan sambal marah aja." ujar Sabira.

"Loh, abang kenapa ngambil menu yang sama? " heran Sabira.

"Biar samaan." cuek Devan.

"Dasar." Sabira geleng geleng kepala dengan kelakuan abangnya itu.

Setelah mendapat makanan yang mereka inginkan, barulah mereka mencari tempat duduk yang kosong.

"Abang nggak risih makan di tempat ramai kaya gini." heran Sabira.

"Nggak, kenapa harus risih." acuh Devan.

"Ya... Biasanyakan tuan muda seperti abang, pastinya nyari makan di restoran terkenal, mana mau makan merakyat seperti ini." kekeh Sabira.

"Tapi abang pengecualian, makan seperti itu sangat nikmat, di sini masih di rumah makan loh dek, bahkan makan di emperan toko saja abang suka, nanti kapan kapan abang ajak adek makan di sana." ujar Devan sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Sungguh hati Sabira menghangat mendengar penuturan abangnya itu, sungguh ini lah yang Sabira impikan dari dulu.

Bersambung....

Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘

1
🌹Nabila Putri🌹
usir aja.. keluarin dr kk keluarga Rajendra.. gitu aja kook repot
anisa f
bukannya penjelasan udah panjang kali lebar
kok msh bsa bertanya
heraaaaann
irma hidayat
ih perempuan kaya aura bener2 hilang malunya dan gatau diri
Bak Mis
benar "nih anak gak ada penyesalan sama sekali dia baik nya harus di apain ya
Dewi @@@♥️♥️
lihatkan kaifan adik yg selama ini kamu lindungi , kamu sayangi ,,gimana sifat aslinya ,,puas bgt aku,,tapi lebih bagus kalau aura di usir dari rumah tanpa membawa apapun
Kasih Bonda
next thor semangat
Lissaerlina
udah usir aja si ulat bulu Aura..biar jadi gelandangan d jalanan... lanjuttttt 💪🏻💪🏻
Mra
kak Kafan kok ikutan marah?
eh... kafan apa Kaifan ya?
ahh dasar sekutu pengkhianat luu..
saat sekutumu sudah tidak lagi punya power Lo tinggalkan..🤣🤣🤣
🌷💚SITI.R💚🌷
wah bener² tuh si aurauran berani jg ya dia sm kaifan yg selama ini jd garda trdepan buat dia..kira² apa yg akan di lakukan sm kaifan buat si auran yg ga tau diri itu ya..di usir secara ga manusiawi atau di laporin polosi..di tinggi nih kelanjutany..pingin rasay tuh di usir tanpa belas kasihan sama seperti yg di alami sabira..kira2 gmn ya reaksi kel sabira dengan keberaniam si aurauran sm kafan
Soraya
klo q dh gak respect sama kluarga Bira, dh terlambat buat sadar
Soraya
gak guna juga kmu ceritakan bira buat apa percuma
Giandra
balikin ke tempat asal dia dipungut biar tidak lagi menimbulkan aura negatif dalam keluarga
jaran goyang
ᴍᴀᴍᴘᴜs ᴋᴀᴜ... ᴜsɪʀ ʟᴀʜ
Teh Euis Tea
terlambat mau marahnya ky apapun sm aura sakit hati sabira ga ada obatnya
Anna
udah terlambat
Putri Laely
lanjut Thor
jaran goyang
ɢᴏɪᴅ
sutiasih kasih
mo kalian smua murka trhdp aura .... sdh g ada gunanya....
krna hati sabira sdh hambar dgn kezdoliman kalian slm ini... keluarga lucnut...
Anna
ubur ubur ikan lele Ketahuan BohongNya Le😂😂😂
Sukhana Ana lestari
Syukuriiin.. anak PUNGUT aja kebanyakan drama.. sekarang waktunya Aura busuk kembali ke habitatnya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!