Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Shakala Fathan Elgio Genova, berusaha untuk memperjuangkan cintanya pada Zakira. Gadis manis yang ia temui tanpa sengaja di perusahaannya. Zakira adalah salah satu karyawan di perusahaannya.
Namun, sayangnya saat ia mengutarakan niatnya untuknya melamar gadis itu. Terjadi kesalahpahaman, antara Fathan dan Mamanya. Nyonya Yulia, yang adalah Mamanya Fathan. Malah melamar Nabila, yang tidak lain sepupu dari Zakira. Nyonya Yulia, memang hanya mengenal sosok Nabila, putri Kanayah dan Jhonatan. Mereka adalah rekan bisnis dan keluarga mereka memang sangat dekat.
Nyonya Yulia juga mengenal dengan baik keluarga bakal calon besannya. Akan tetapi, ia tidak pernah tahu, kalau keluarga itu memiliki dua orang anak perempuan. Terjadi perdebatan sengit, antara Fathan dan sang Mama yang telah melakukan kesalahan.
Nabila yang sudah lama menyukai Fathan, menyambut dengan gembira. Sedangkan Zakira, hanya bisa merelakan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16.
"Aku telah menemukan gadis yang cocok dan sesuai dengan yang aku inginkan," lanjut Fathan.
"Siapa dia?" yanya Yulia penuh selidik. Dalam hal ini, Yulia memang sangat selektif. Ia tidak mau kalau sampai Fathan salah melangka lagi, seperti yang sudah-sudah.
Fathan pernah mengutarakan keinginan yang sama beberapa tahun yang lalu. Saat itu, ia menjalin hubungan dengan seorang wanita, yang tanpa sengaja ia kenal disebuah pertemuan. Akan tetapi sayangnya, beberapa Minggu setelah perkenalan. Wanita itu meminta Fathan untuk menikahinya.
Usut punya usut, ternyata wanita itu telah berbadan dua dan ingin menjadikan Fathan sebagai tumbalnya. Yulia yang tahu akan hal itu, marah besar. Fathan yang merasa dijebak pun, tidak tinggal diam. Dia mencari tahu semua informasi tentang wanita itu dan mengakhiri semua saat tahu kebenarannya.
Kali ini, Yulia tidak mau kecolongan lagi. Ia harus tahu, bibit, bebet dan bobotnya.
"Dia dari keluarga baik-baik," jawab Fathan.
"Siapa keluarganya?" tanya Yulia lagi.
"Dia, cucunya Tuan Kendra," jawab Fathan.
"Apa? Jadi, maksud kamu, calon kamu itu cucunya Tuan Kendra pengusaha besar itu?" tanya Yulia penasaran.
Fathan mengangguk pelan.
Senyum merekah indah di wajah Yulia. Bagaimana tidak, dia telah lama memimpikan dapat menjalin hubungan dengan keluarga Kendra yang terkenal dengan keluarga yang agamis.
"Baiklah, Mama setuju!" seru Yulia.
"Serius, Ma?" tanya Aditya pada sang istri.
Yulia mengangguk mantap.
Aditya mengirim kode pada putranya. Fathan hanya tersenyum tipis.
"Mama, akan segera menghubungi keluarganya dan bilang kalau malam lusa kita akan ke rumahnya. Untuk membicarakan acara pertunangan," putus Yulia.
Semburat senyum terbit di wajah Fathan. Ia berharap semuanya akan berjalan lancar dan ia segera bisa menjadikan Zakira sebagai istrinya.
****
Kabar bahagia datang dari keluarga Nathan dan Kanayah. Pasalnya, baru saja Yulia yang tidak lain Mama Fathan menghubunginya untuk berkunjung ke rumah mereka dan membicarakan perihal pertunangan.
Kanayah yang sempat terkejut, bingung menanggapi kabar itu.
"Kok, aku rasa aneh, ya?" cetus Kanayah.
"Aneh gimana?" tanya Nathan.
"Orang tua Fathan, tiba-tiba menghubungi kita dan membicarakan perihal pertunangan. Antara putra mereka dan Nabila. Padahal, yang aku tau keduanya tidak pernah terlihat dekat," ucap Kanayah.
"Itu artinya, Nabila dan Fathan selama ini menyembunyikan hubungan mereka dari siapapun, termasuk kita," terang Nathan.
Kanayah masih tidak percaya dengan semua ini. Namun, Nathan sang suami berusaha untuk menenangkannya.
Diam-diam, Sukma mendengar percakapan antara Nathan dan istrinya. Ia segera memberikan kabar bahagia itu pada Nabila.
"Oma, serius? Aku bakal tunangan sama Fathan besok?" tanya Nabila.
"Iya, Sayang! Tadi, Oma dengar sendiri percakapan antar mama dan papa kamu," jawab Sukma.
Nabila tersenyum bahagia.
"Kamu senang, kan? Tanpa harus bersusah payah, kamu bisa mendapatkan. Apa yang kamu inginkan," kata Sukma memberi semangat pada Nabila.
"Oma benar, sekarang aku bisa menundukkan pada Zakira. Kalau dia bukan siapa-siapa, dibandingkan denganku," ucap Nabila dengan sombong.
"Benar, setidaknya, kamu sudah mendapat restu dari kedua orangtuanya Fathan. Itu artinya, kamulah pemenangnya," ujar Sukma.
Nabila semakin tersenyum lebar, ia bangga dengan semua yang dikatakan Sukma.
Di saat kedua orangtuanya akan menemui keluarga calon besannya. Fathan serta Zakira dan Soni dalam perjalanan pulang dari meeting diluar kota.
Fathan memutuskan untuk langsung mengantarkan Zakira ke rumahnya. Fathan tidak mengetahui rencana kedua orangtuanya, terutama sang Ibu.
"Alhamdulillah, sampai!" ucap Zakira. Ia turun dari mobil, saat Fathan membuka pintu untuknya.
"Terimakasih," ucapnya lagi.
"Sampai ketemu besok dan jangan lupa untuk menyiapkan semuanya," ucap Fathan.
"Menyiapkan apa?" tanya Zakira.
"Kamu akan tau nanti," jawab Fathan.
Ia segera berlalu meninggalkan Zakira yang menatapnya bingung.
****
"Apa? Nabila tunangan?" kata Zakira terkejut.
"Iya, malam ini. Makanya, kamu jangan ke manapun hari ini. Bantuin Ummi siapin semuanya dari sini," pinta Zavira.
"Kok, tiba-tiba?" ucap Zakira.
"Namanya, juga udah ketemu jodohnya," sahut Zavira sang Ummi.
"Iya, deh! Kira izin dulu, ya!" pamit Zakira masuk ke kamarnya.
Dirumahnya, Fathan tersenyum mendapat pesan dari Zakira yang meminta izin untuk bolos hari ini. Fathan sudah tidak sabar lagi, melihat wajah terkejut Zakira. Saat melihatnya datang bersama rombongan dan kedua orangtuanya.
Malam harinya, Fathan dan orangtuanya sedang bersiap untuk berangkat. Tidak banyak yang ikut dalam rombongan keluarga Fathan. Hanya beberapa orang kerabat dekat saja.
Beberapa mobil membawa rombongan keluarga Fathan menuju kediaman calonnya. Namun, saat memasuki gerbang perumahan. Fathan sempat dibuat bingung dan bertanya-tanya.
"Kok, di sini, Ma?" tanya Fathan.
"Ya, memang acaranya di sini," jawab Yulia sumringah.
Fathan kembali diam. Mungkin, acaranya memang diadakan di sini.
****
Fathan begitu terkejut saat mengetahui, siapa yang menjadi tunangannya.
"Apa yang terjadi, Pa?" tanya Fathan setengah berbisik.
"Lho, bukannya kamu sudah tau?" tanya Aditya bingung.
"Ini kediaman Nabila, Pa! Bukan Zakira," jawab Fathan.
"Kamu aja bingung, apalagi Papa??" sahut Aditya.
Perlahan Fathan mendekati Mamanya.
"Ma, apa semua ini?" tanya fathan yang menghampiri Mamanya.
"Lho, kamu ingin bertunangan dengan cucunya Tuan Kendra, kan? Nabila ini, cucunya Tuan Kendra," jawab Yulia.
"Ma! Sepertinya, Mama sudah salah paham," ucap Fathan.
"Salah paham gimana maksud kamu?" tanya Yulia bingung.
"Aku memang ingin bertunangan dengan cucunya Tuan Kendra. Tapi, bukan Nabila, Ma!" tegas Fathan.
"Lalu, siapa?" tanya Yulia bingung. "Kamu jangan bikin Mama bingung, Gio."
"Bukan Nabila, Ma! Tapi, Zakira!" ucap Fathan tegas.
"Apa?" Yulia membulatkan matanya, ia terkejut mendengar penjelasan dari putranya.
Fathan pun menceritakan kembali, semuanya pada Mamanya. Yulia tampak mendengar dengan seksama. Hingga pada akhirnya, ia melihat kehadiran Zakira diantara kerumunan keluarga Kendra.
Fathan ingin menghampirinya. Namun, langkahnya tertahan oleh sang Mama.
"Kamu mau ke mana?" tanya Yulia.
"Aku akan ke sana, dan menjelaskan semua kesalahpahaman ini," jawab Fathan.
"Dan memberi malu Mama dan Papa? Begitu maksud kamu?" sela Yulia.
"Tapi, Ma...!"
"Sudah, lupakan. Jalankan, apa yang sudah menjadi jalannya. Mama yakin, ini semua pasti sudah jalannya. Toh, yang kamu jadikan istri cucunya Tuan Kendra juga, kan?" ungkap Yulia.
"Tidak bisa seperti itu, Ma! Aku tidak pernah mencintai Nabila," tolak Fathan.
"Persetan dengan cinta. Cinta bisa tumbuh, seiring berjalannya waktu," lanjut Yulia.
"Ada masalah, Nyonya?" tanya Kanayah yang tiba-tiba menghampiri Fathan dan Ibunya.
"Tante, sebenarnya...."
"Tidak ada apa-apa, Nyonya. Ini, dia sedikit grogi," jawab Yulia.
Wajah Fathan berubah masam. Kembali matanya mencari keberadaan Zakira. Dapat Fathan bayangkan, apa yang Zakira rasakan saat ini.
Nabila tampil cantik dalam balutan kebaya berwarna coklat, yang senada dengan batik yang Fathan gunakan.
Acara pemasangan cincin pun terlaksana. Dengan wajah penuh tekanan, akhirnya Fathan menyematkan cincin dijari manis Nabila. Gadis itu tersenyum bahagia, saat mendapat tepuk tangan dari semuanya.
Tanpa mereka sadari sepasang mata menyaksikan dari kejauhan dengan perasaan yang sulit diartikan.
Zakira segera mundur dan mencari tempat yang tepat untuk menghilangkan rasa sejak di dadanya.