NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Keluarga / Menikah Karena Anak / Suami ideal
Popularitas:203.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Dua kali gagal menikah, Davira Istari kerapkali digunjing sebagai perawan tua lantaran di usianya yang tak lagi muda, Davira belum kunjung menikah.

Berusaha untuk tidak memedulikannya, Davira tetap fokus pada karirnya sebagai guru dan penulis. Bertemu dengan anak-anak yang lucu nan menggemaskan membuatnya sedikit lupa akan masalah hidup yang menderanya. Sedangkan menulis adalah salah satu caranya mengobati traumanya akan pria dan pernikahan.

Namun, kesehariannya mendadak berubah saat bertemu Zein Al-Malik Danishwara — seorang anak didiknya yang tampan dan lucu. Suatu hari, Zein memintanya jadi Ibu. Dan kehidupannya berubah drastis saat Kavindra Al-Malik Danishwara — Ayah Zein meminangnya.

"Terimalah pinanganku! Kadang jodoh datang beserta anaknya."

•••

Mohon dengan sangat untuk tidak boomlike karya ini. Author lebih menghargai mereka yang membaca dibanding cuma kasih like tanpa baca. Sayangi jempolmu. 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MIPPP 01 — Prolog

Suara-suara sumbang tetangga kembali mengusik telinganya. Membuat Davira kian gemas dan tak habis pikir. Mereka makin gencar mencibirnya dengan sebutan perawan tua saat berita kegagalan pernikahannya kembali terulang. Belum lagi membandingkannya dengan anak tetangga yang baru saja melahirkan.

Bukan kali ini saja Davira mendengar cibiran dan hinaan, tapi hampir setiap hari label perawan tua itu sering terdengar. Rasa-rasanya para tetangganya itu tak pernah bosan membicarakan dirinya dan keluarganya.

"Davira tuh terlalu pemilih, makanya gagal nikah terus!"

"Iya, ih! Jadi perempuan kok pemilih, sok jual mahal, ngapain ngejar sekolah tinggi-tinggi kalau ujungnya cuma di dapur."

"Iya, kan! Buat apa kuliah tinggi-tinggi, nanti malah gak ada pria yang mau."

Davira masih memerhatikan ketiga ibu-ibu seusia Ibunya dari jendela kamarnya. Ia masih diam dan bersabar karena Ibunya — Rika masih terlihat tenang menghadapi para ibu-ibu itu, sambil sesekali menanggapi ucapan mereka dengan ringan.

Rika hanya bisa tersenyum mendengar celotehan para ibu-ibu yang tak ada habis-habisnya membicarakan anak sulungnya. Rasanya lelah juga menghadapi gunjingan mereka, ibu mana yang rela anaknya terus digosipkan ini dan itu?

Tetapi Rika sadar betul bahwa ia tak bisa menutup mulut mereka satu-persatu. Selain tersenyum paksa dan bersabar, Rika tak bisa melakukan hal lain. Sudah menjadi kebiasaan mendarah daging bagi ibu-ibu untuk bergosip.

"Bu Rika! Kasih tahu anaknya tuh jangan pemilih jadi perempuan, udah dua puluh delapan tahun tapi masih belum nikah juga. Anak saya padahal udah punya anak dua, lho!"

Rika tampak menggelengkan kepalanya pelan. "Terima kasih Bu Ratih atas perhatiannya, tapi anak saya bukan perempuan yang pemilih, kok. Davira cuma lebih selektif aja memilih suami," terang Rika masih dengan senyuman yang sama.

"Selektif apanya! Yang ada dia telat nikah, tuh! Saya malah curiga, jangan-jangan anaknya Buat Rika tuh auranya ketutup! Makanya susah dapetin jodoh," kata Bu Ratih dengan pedasnya, bahkan diangguki oleh beberapa ibu-ibu yang lainnya.

"Astaghfirullah, Bu Ratih! Ini sudah zaman apa masih percaya dengan hal-hal seperti itu," ucap Rika sabar sambil mengelus dada.

Davira selalu mengingat dengan baik bahwa Bu Ratih adalah orang yang selalu memprovokasi para ibu-ibu desa untuk menggunjingnya. Tidak ingatkah Bu Ratih bahwa anaknya — Ratna Rengganis sering meminjam uang padanya untuk membeli susu?

Davira benar-benar tak habis pikir dengan pemikiran Bu Ratih. Yang menganggap bahwa anak perempuan yang sukses adalah perempuan yang bisa menikah dengan keluarga berada. Sedangkan anak perempuan yang mengejar pendidikan dan karir dianggap tidak menguntungkan apa-apa.

Davira beranjak dari duduknya di tepi jendela. Telinganya terasa berdengung mendengar celotehan Bu Ratih. Davira membuka pintu rumahnya dan berjalan mendekati kerumunan ibu-ibu yang tadi sedang mengobrol.

Ketiga ibu-ibu tersebut tampak terkejut dengan kehadiran Davira. "Kenapa, Bu-Ibu? Udahan gosipnya? Lanjutin aja, Davira dengerin, kok!" sindir Davira sambil tersenyum. Bu Rika menyikut lengannya pelan, memperingatkan anaknya untuk tidak memedulikan omongan ibu-ibu itu.

"Eh, Davira. Tu-tumben banget ke luar." Salah seorang Ibu berdaster biru menyapanya.

Davira tersenyum, berusaha untuk ramah. "Iya, nih, Bu Eli. Sekalian aja mau say halo sama ibu-ibu di sini yang ramah-ramah banget," sindirnya halus.

"Ibu-ibu semua udah masak belum?"

Bu Rika tampak menyikut siku Davira lagi, kali ini memintanya untuk masuk saja. Sebelum ibu-ibu itu kembali menanyainya hal yang macam-macam.

Bu Hani mendekati Davira, penasaran dengan Davira yang jarang dilihatnya. "Kemarin katanya kamu mau nikah sama pengusaha, ya? Katanya gak jadi? Ih, kenapa?"

Davira memaksakan senyumnya. "Bukan gak jadi, Bu Hani. Tapi saya batalkan pernikahannya karena dia selingkuh," jawab Davira sedikit malas.

Mendengar jawaban Davira, Bu Hani tampak antusias untuk kembali menanyainya. "Serius? Seharusnya jangan kamu batalin, Dav! Pasti orang kaya, kan? Kamu kalau nikah sama dia pasti bahagia, tuh!" tutur Bu Hani panjang.

Davira tampak menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, tak habis pikir dengan anggapan Bu Hani. "Kekayaan bukan tolak ukur Davira untuk menikah, Bu Hani. Kaya dan gelar pengusaha belum tentu jadi patokan bahwa pernikahan akan berjalan dengan bahagia," sangkal Davira.

Bu Hani mendecih, dan terdengar lagi ujaran tak menyenangkan. Davira hanya bisa mengusap dadanya pelan. Rika memintanya untuk kembali masuk ke rumah dan menutup telinganya rapat-rapat.

Yang mereka tahu hanyalah bahwa pria itu seorang pengusaha dan kaya, mereka tak tahu fakta bahwa pria itu telah berbohong sebagai duda padahal sudah memiliki istri. Davira jelas menolak menjadi istri kedua. Meski harus ia akui, ia cukup terkesan dengan pria yang mendekatinya sebulan lalu.

Tetapi Davira cukup waras untuk tidak merusak kebahagiaan perempuan lain apalagi sampai menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain. Davira memasuki kamarnya dan mengunci pintunya dari dalam. Ia mulai terisak dan membenamkan wajahnya ke dalam bantal.

Siapa yang tak terluka hatinya saat dihina dan digunjing tetangga? Sebenarnya, Davira cukup kuat menghadapi itu semua. Tapi ia hanyalah perempuan yang hatinya rapuh. Dua kali gagal menikah jelas menorehkan luka dan trauma tak biasa dalam dirinya.

Salahkah jika Davira menjadi perempuan yang menolak lelaki yang ia tahu telah beristri? Salahkah jika Davira menunda waktu menikah demi mendapatkan seorang pria baik yang bisa mencintainya?

Dan, bisa apa Davira di hadapan takdir? Sekuat apapun ia mencoba, jika Tuhan belum berkehendak, Davira hanya bisa memangku doa-doa di tengadah tangan dan tetap bersabar dengan harapan yang tenang.

Sambil memulihkan luka dan traumanya, Davira memilih untuk fokus pada karir dan berusaha lebih mencintai dirinya sendiri. Karena hanya dengan begitu, perihnya luka tak akan membasuhnya berulang kali.

1
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..kailaah sdh sadar atas kesalahannya smg kedepany lbh baik lg..ayo javindra bicarakan baik² dan g devisa bisa hamil kembali
SriHarmanto
lanjut
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Ternyata Davira pernah kecelakaan 🥺
HK: hooh, kecelakaan yg menyebabkan Davira tidak bisa hamil, huhuhu. So sad.
total 1 replies
ChikoRamadani
sangat menarik....


ceritanya bagus, sesuai alur tidak terlalu bertele2...

semoga sukses kakk othor❤️
💗 AR Althafunisa 💗
Lontong isi teri aja enak banget mas Kavindra 😂
HK: Mas Kavindra harus cobain nih 😋
total 1 replies
🌷💚SITI.R💚🌷
masa kavindar ga tau ikan teri..tp ini ikan teri asin ya
HK: Ceritanya gak pernah makan ikan teri yg kecil-kecil itu, Kak /Facepalm/
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
cobain dulu nanti ketagihan 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉: Zein suruh cobain 🤭
HK: Bentar lagi Kavindra pasti bakal ketagihan makan ikan three /Facepalm/
total 2 replies
Sunaryati
Masakan kampung itu nagih, lho. Apalagi bahan diambil langsung dari kebun
HK: Lebih fresh, lebih sedap /Smirk/
total 1 replies
Susilowati Jais
lanjut thor, selalu d tunggu up nya
HK: Terimakasih, Kak 🤗
total 1 replies
Darmadi Madi
jaringan lelet
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Semua akan lebih baik 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
bingung jg 🥺
⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Alhamdulillah hikmah dari kecelakaan Pak Khailas bisa berubah sudah sedikit melunak dengan keluarga nya
Sunaryati
Syukurlah Tuan Kailash sadar bahwa menantu dan calon menantu mengakui tepat untuk putra- putranya.
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..akhirnya jalan membuka hatiy bisa menerima pasangan anak²y walau blm sepenuhy
🌷💚SITI.R💚🌷
pasti bu Rika merasa ga enak lah tinggal satu rmh sm besar dan kilas terkesan jutek..jd bu Rika merasa ga betah jg singkat..
Sunaryati
Kau benar ikut anak yang masih tinggal bersama mertua itu tidak nyaman, kecuali sudah rumah anak sendiri. Apalagi sikap pak Kailash besannya yang menghina dan merendahkannya, makin tak enak hati, walau yang lain baik dan menghormati. Pamit dulu sama anak dan menantu Bu Rika.
⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bu Rika kalo mau pulang kampung pamit dulu sama keluarga kecilnya Davira ya biar mereka tidak kecewa nanti nya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
akhirnya 🤗
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
perempuan siap apa sial 🤔
HK: Sial 😭😭😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!