⚠️Warning⚠️
Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan
Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.
Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.
Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.
Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.
Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.
Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
"Wah, ini benar-benar megah banget." Seru Veyra sembari terus berjalan.
Mereka tersadar dari lamunan mereka dan terperangah oleh pemandangan di depan mereka. Mereka baru saja melangkah ke aula besar Klub Starlight yang megah dan mewah. Karpetnya tampak membentang tanpa henti dan tangga spiral berkelok-kelok turun dari lantai atas dengan lampu kristal Italia setinggi dua puluh meter tergantung di atasnya menyilaukan mata dengan kecemerlangannya.
Dua baris staf penyambut dengan sopan bertanya apakah mereka sudah membuat reservasi dan seorang pelayan menghampiri mereka, bertanya dengan lembut. "Apakah Anda sudah memesan ruangan terlebih dahulu?."
Viona mengeluarkan kartu hitam yang diberikan oleh manajer dan menunjukkannya kepada pelayan. "Ngga. Tapi kalau ada ruang kosong di lantai atas, kami mau itu."
Pelayan itu melihat sekilas kartu hitam di tangan Viona dan tampak tertegun sejenak. Dia segera berkata, "Anda tamu VIP, izinkan saya mengantar Anda ke ruang VIP di lantai atas."
Mendengar hal ini, Billy sangat gembira dan melupakan kejadian memalukan yang baru saja terjadi padanya karena ulah Viona. Ia berjalan mendekati Viona. "Ayo kita ke lantai atas! Gue denger cuma ada beberapa orang aja di seluruh Jakarta yang diizinkan masuk kesana. Katanya sih tempat itu luar biasa."
"Gue setuju. Viona, ayo kita kesana!."
Yang lainnya berharap bisa masuk ke Klub Starlight, tetapi setelah mendengar perkataan Viona, mereka tidak menyangka bahwa mereka akan mendapatkan kejutan yang luar biasa, bisa memilih ruang VIP di atas!
Sementara itu, Billy tak bisa menahan senyumnya, jika mereka benar-benar menggunakan ruang VIP, ia akan punya sesuatu untuk di banggakan setelah pulang dari Klub ini.
Viona memasukan kartu hitamnya kedalam tas dan menatap pelayan itu dengan tenang. "Hm... kita ke lantai pertama aja."
"Viona, lo gila?!." Kata Billy tak percaya sembari memegangi dadanya. Dia sebelumnya sudah merasa yakin bahwa Viona akan membawa mereka ke lantai atas, tetapi dia tiba-tiba membatalkannya?
Ziya tak kuasa menahan diri untuk membujuk Viona. "Karena kita udah dateng ke sini, mendingan kita pilih lantai atas aja, Viona. Kita bisa liat pemandangan dari atas. Leo pasti juga pengen pergi ke sana. Ayo dong, Viona."
Mendengar hal ini, Viona mendengus kesal. Dirinya sudah membawa mereka masuk dan sekarang mereka ingin pergi ke area VIP? Ini adalah tempat yang diberikan Varell padanya dan ia tidak akan membiarkan teman-teman gadungannya itu bertindak gegabah di sini. Mereka tidak pantas pergi ke area VIP!.
"Ziya, lo ngga akan ngerti. Gue pengen tau kemewahan di sini satu persatu. Jadi, kita ngga bisa nikmatin ini semuanya sekaligus, kejutan apa yang terjadi di lain waktu?."
"Maksud lo kapan-kapan kita ke sini lagi?." Seru Ziya dengan heran.
Viona mengangguk. "Gue pasti ke sini lagi." Jawabnya. 'Tapi gue ngga mau ngajak lo.' Batin Viona.
Mendengar perkataan Viona, Ziya tidak lagi memaksa dan mereka semua akhirnya memilih lantai pertama dan masuk.
Saat masuk, mereka terkejut karena dua sisi ruangan seluruhnya terbuat dari kaca, memamerkan berbagai makhluk laut seolah-olah mereka memasuki dunia bawah laut. Berjalan melalui lorong kaca, mereka menemukan diri mereka di sebuah ruangan pribadi yang elegan. Mereka semua duduk di sofa dan bergiliran mengambil foto.
Viona, entah bagaimanapun indahnya tempat itu, dia terlihat tidak tertarik untuk ikut berfoto dan memilih berjalan mengelilingi ruangan, melihat sekeliling sebelum akhirnya mengambil tasnya dengan ekspresi dingin. "Gue mau ke kamar kecil." katanya, melempar tasnya dan berjalan keluar pintu.
Begitu Viona menghilang dari pandangan teman-temannya, ekspresi yang terpancar di wajah Viona menjadi tidak terkendali. "Ini benar-benar luar biasa!." Gumam Viona.
Sebelumnya, Viona hanya tahu bahwa Varell sangat mengesankan, tetapi ia tidak pernah membayangkan bahwa pria itu akan sehebat ini! Dan tempat yang mengagumkan ini sekarang menjadi milik?!
Viona duduk ditutup toilet dan tertawa bodoh selama beberapa detik. Ia tidak tahu mengapa, tetapi ia tiba-tiba ingin menghubungi Varell dan ingin berbicara dengan pria itu.
Tiba-tiba memiliki pemikiran seperti itu didalam benaknya juga membuat Viona terkejut. Dulu, Viona tidak akan pernah memikirkan hal seperti itu.
Dulu, Varell adalah penjahat dalam benaknya, monster dan algojo yang telah menghancurkan kebahagiaannya.
Sembari menggelengkan kepalanya, Viona menarik napasnya dalam-dalam. Varell telah pergi ke New York kemarin dan sejak saat itu keduanya tidak saling menghubungi.
Mungkin Viona harus menelponnya? Sembari memegangi ponselnya, Viona segera mencari nomor wa Varell, tetapi ketika hendak menekan ikon telepon, tiba-tiba Viona menjadi ragu.
Setelah beberapa saat mempertimbangkannya, Viona akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan saja pada Varell. Gadis itu dengan hati-hati mengetik pesannya.
[Hai, kamu udah tidur belum?]
Setelah mengirim pesan tersebut, beberapa detik kemudian, Viona baru merasa menyesal. Ia tidak punya keterampilan untuk mengawali komunikasi seperti ini.
Sementara itu di belahan dunia yang lain. Varell terlihat sedang beristirahat setelah beberapa jam yang lalu menemui dokter fisioterapi terbaik. Biasanya, Varell akan tidur dengan nyenyak tanpa mendapatkan gangguan dari manapun, kecuali jika hal itu bersangkutan dengan hal yang sangat penting baginya.
Saat itu, ia terbangun hanya karena mendengar bunyi notifikasi. Pria itu membuka matanya dan meraih ponselnya yang terletak di meja nakas di samping tempat tidurnya. Ia pikir mungkin sesuatu yang mendesak dari kantor, tetapi ketika membuka aplikasi berwarna hijau, ia melihat nama yang tidak pernah ia duga akan ia lihat.
'Gadis Kecilku♡' Barel telah menyimpan kolom obrolan atas nama Viona di bagian paling atas dari semua daftar obrolannya selama bertahun-tahun, tetapi Viona tidak pernah memulai obrolan dengan Varell. Untuk sesaat, Varell mengira bahwa dirinya sedang bermimpi atau berkhayal. Ia membuka obrolan tersebut dan melihat pesan itu.
[Gadis Kecilku♡: Hai, kamu udah tidur belum?]
Varell mengulurkan tangannya dan mengusap matanya dengan lembut, mencoba mencari tahu kenapa Viona tiba-tiba mengirim pesan padanya. Cahaya dari layar jatuh di wajahnya, melembutkan ekspresinya yang biasanya dingin. Varell hendak membalas pesan itu, tetapi kemudian pesan lain muncul.
[Gadis Kecilku♡: Varell, aku pergi ke klub Starlight dan aku takjub banget sama megahnya klub itu. Aku kayak suka deh sama tempat ini]
Pesan dari Viona membuat ujung jari Varell berhenti sejenak. Pria itu membacanya beberapa kali, hanya untuk memastikan bahwa ia tidak salah. Ketika dulu Varell memberikan klub Starlight pada Viona, Viona justru mencibirnya. Sekarang, gadis itu bilang dia menyukainya?
Mata phoenix Varell sedikit menyipit dan ia tidak bisa keluar dari pikirannya untuk waktu yang lama.
Sementara itu, Viona tetap menunggu di kamar mandi, menggigit jarinya sembari menunggu pesan balasan dari Varell.
'Apa ternyata sekarang Varell lagi sibuk? Atau sinyal dikamar mandi yang jelek? Kok dia ngga balesin wa gue ya dari tadi?.' Batin Viona sembari menggoyangkan ponselnya dan mencari sinyal di setiap sudut.
Tetapi tunggu, sinyalnya penuh! Wajah Viona terkulai, memperlihatkan ekspresi frustrasi. Tepat saat itu, ponselnya mengeluarkan suara notifikasi. Ada pesan baru! Viona dengan bersemangat menatap layar ponselnya dan melihat bahwa itu menang pesan balasan dari Varell.
[Varellino: Kabar bagus kalau kamu emang suka sama Klub itu]
Setelah membaca pesan itu, Viona tak kuasa menahan kegembiraan didalam hatinya. Tetapi, ia kemudian terlihat cemberut saat menyadari Varell hanya mengirim pesan singkat padanya.
[Gadis Kecilku♡: Varell, makasih banyak ya! Jaga diri kamu baik-baik selama di sana. Aku pasti nungguin kamu.... sampe kamu pulang lagi ke indo]
[Varellino: Oke]
Jawaban Varell sangat singkat dan cukup langsung pada intinya.
Viona mendesah pelan. "Huh! Dia ternyata masih cuek dan pelit kata!."
Viona kembali hendak mengirim pesan pada Varell, tetapi kemudian ia teringat bahwa pria itu sedang dalam masa pengobatan di sana. Viona menyadari bahwa dirinya mungkin sudah mengganggu waktu istirahat Varell dan ia tidak ingin mengganggunya lagi.
[Gadis Kecilku♡: Ya udah deh, Varell. Sekarang waktunya kamu banyakin istirahat. Kita bisa ngobrol lagi nanti]
Viona segera mengetik pesan tersebut, supaya Varell bisa beristirahat tanpa gangguan darinya.
Setelah mengirim pesan itu, Viona sempat menunggu balasan dari Varell, tetapi ternyata tidak ada balasan.
Gadis itu menunggu hingga beberapa saat, tetapi tetap tidak ada jawaban dari Varell. Ia pun memutuskan untuk bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kamar mandi. Lagipula, Viona sudah pergi terlalu lama dan sudah waktunya untuk kembali dengan teman-teman gadungannya dan menghabiskan waktu bersama mereka.
Tanpa sepengetahuan Viona, Varell yang ada di New York sedang memperhatikan pesan yang di kirim Viona, dahi Varell berkerut, ia tenggelam dalam pikirannya.
'Kenapa Viona tiba-tiba ngga kirim chat lagi ke gue? Apa karena balasan gue terlalu dingin? Tapi, gue selalu bersikap kayak gini ke orang lain. Sialan!.' Batin Varell, ia merasa bahwa seharusnya dirinya dapat menemukan beberapa topik pembicaraan agar dapat berlama-lama mengirim pesan pada Viona
Varell begitu kesal dengan dirinya sendiri hingga rasa kantuknya menghilang. Ya— dia sekarang tidak bisa tidur.
Sementara itu, Viona— pelaku yang telah membuat Varell tidak bisa tidur, merasa senang dengan dirinya sendiri, berpikir bahwa Varell pasti sudah tertidur dengan tenang sekarang, pria itu pasti puas dengan pengertian dan pesan darinya yang penuh perhatian.
Namun, saat Viona berjalan dengan riang gembira. Ia kemudian menyadari bahwa dirinya tidak akan sedang menghadapi Varell, melainkan Ziya dan teman-temannya. Viona segera menahan senyumnya dan langkahnya menjadi lebih berat.
Saat berjalan kembali ke ruangan klub nya, Viona memikirkan tentang bagaimana dirinya telah menyinggung teman-teman Ziya hari ini!
Karena Viona sudah mengenal mereka dengan sangat baik, ia yakin bahwa mereka tidak akan melepaskannya begitu saja. Mereka saat ini pasti sedang merencanakan sesuatu untuknya setelah ia kembali dari kamar mandi.
Namun, Viona tidak akan pernah takut. Ia bukan gadis bodoh yang memiliki pikiran kosong, tidak seperti di kehidupan sebelumnya
Jika mereka ingin mengganggu Viona, mereka sendiri yang seharusnya bersiap untuk menghadapi kemarahan Viona.
"Kalau kalian semua bener-bener mau jatuhin gue, sebaiknya kalian bersiap buat terima serangan balik dari gue!." Gumamnya.