Regina, memilih bercerai dari sang suami yang telah menikahinya selama 5 tahun.
Dia selalu tidak terlihat di depan sang suami karena perempuan lain yang dicintai suaminya.
Namun setelah bercerai, ternyata malah menjadi awal dari kisah cintanya bersama sang adik ipar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Menolak melakukan operasi
Arvin yang menemani Regina keruangan dokter akhirnya duduk bersama dengan Regina, Mereka pun disambut oleh seorang dokter pria yang berumur sekitar 40-an tahun.
Sang dokter kemudian mengambil rekam medis Regina, segera memeriksa isinya Lalu menghela nafas sambil meletakkannya.
"Pihak rumah sakit pasti telah memberitahukan keadaan awal yang Nyonya alami. Tolong perhatikan ke layar ini, sang dokter memutar layar komputernya menghadap ke arah Regina dan Kevin. Itu adalah hasil rontgen kepala Regina yang di bagian tengahnya terdapat gambar putih kecil.
"Bagian yang putih ini adalah sel kanker, dia berada di titik yang sangat sensitif, dekat dengan saraf yang mengontrol motorik tubuh, jika sampai berkembang lebih luas dan menekan saraf yang terletak sebelah sini, maka bisa mengakibatkan gangguan pada fungsi motorik tubuh. Lebih lanjut, bisa menyebabkan kelumpuhan sehingga untuk mencegah itu, perlu dilakukan operasi lebih awal," kata Sang dokter membuat Regina dengan tangan gemetar menutup wajahnya.
Kanker...
Bagaimana bisa kanker tiba-tiba muncul hanya dalam waktu 1 bulan?
Jelas bulan lalu dia juga melakukan pemeriksaan secara lengkap dan merata, dan tidak ada masalah apapun.
Namun hanya dalam satu bulan keadaannya sudah berubah seperti ini?
"Lalu langkah apa yang harus kami lakukan sekarang?" Tanya Arvin dengan tangan merangkul Regina dan membiarkan Regina bersandar ke tubuhnya.
"Hari ini kita akan melakukan biopsi, karena selain di bagian kepala, terdapat juga di perut," sang dokter kemudian menunjukkan hasil rekam medis yang lain dan mulai menjelaskannya membuat Regina seketika tidak sanggup untuk mendengarkan penjelasan dokter yang seolah-olah sangat menyakitinya.
Di akhir pertemuan mereka, sang dokter berkata, "hari ini kita harus melakukan tindakan biopsi untuk mengetahui lebih jelas tentang gejala kanker yang derita oleh nyonya. Semakin cepat semakin baik, sehingga penyembuhannya bisa lebih efektif."
"Baiklah, kami mengerti. Tapi untuk hari ini, kami akan mendiskusikannya dulu dengan keluarga," ucap Arvin yang kini bisa mengetahui apa yang direncanakan oleh kakaknya.
Kevin pasti hanya berniat untuk memasukkan Regina ke dalam ruangan operasi, namun operasi yang dilakukan Sebenarnya bukan operasi yang sedang dijelaskan oleh dokter, namun operasi cangkok hati yang disiapkan untuk Selena.
Namun dia tidak ingin membuat dia memperjelas bahwa dia telah mengetahui rencana itu, tidak ingin kartu yang ia miliki langsung terekspos di depan musuh.
"Sepertinya tidak ada waktu lagi, lagi pula kami telah berbicara dengan suami nyonya Regina Taliban, dia sudah setuju untuk melakukan biopsi hari ini, bahkan telah menandatangani surat persetujuan dan hanya perlu tanda tangan dari Nyonya Regina Taliban untuk melengkapi dokumennya. Sekali lagi saya katakan bahwa ini adalah keadaan yang sangat-sangat membutuhkan penanganan lebih awal agar gejala kankernya tidak meluas lebih jauh dan penyembuhan bisa terjadi secara efektif," sang dokter berusaha meyakinkan dua orang di hadapannya tetapi Arvin menggeleng.
"Tidak, keluarga besar Kami perlu mengetahui masalah ini, dan mendiskusikannya," ucap Arvin mengelus lengan Regina.
"Tetapi,,"
"Kami akan datang lagi nanti jika sudah memutuskan," Regina akhirnya berdiri, diikuti oleh Arvin dan keduanya keluar dari ruangan sang dokter.
Langkah Regina tampak lemah, dia perlu berpegangan pada Arvin saat keluar dari ruangan dokter dan kemudian duduk di kursi koridor Seraya menghela nafas dengan panjang.
Sang dokter yang berada dalam ruangannya pun langsung menghubungi kepala Rumah sakit untuk mengabarkan tentang penolakan Regina melakukan biopsi pada hari itu.
Hal itu membuat kepala Rumah sakit pun kembali menghampiri Kevin dan melaporkan masalah tersebut.
"Dia menolak melakukan operasi hari ini? Pasti dia sudah gila!" Kevin berjalan dengan langkah cepat, berniat menghampiri Regina.
Kepala rumah sakit yang mengikuti Kevin kemudian berkata, "tuan muda kedua yang ikut menolak melakukan biopsi hari ini, katanya harus mendiskusikan masalah ini dengan seluruh keluarga besar terlebih dahulu."
"Sial! Aku sudah menduga pria itu akan mencari gara-gara!" Geram Kevin penuh amarah.
ya gak ada yg mau ama selwna yg pwnyakiran..
❤❤❤❤😉
begitu tau kepastian pisisi Kevin di perusahaan dan dan dikeluarga dia langsung berniat merebut Arvin
haa... betapa bodohnya kau Kevin
😀😀😀❤❤❤❤