NovelToon NovelToon
Wanita Gemuk Istri Komandan

Wanita Gemuk Istri Komandan

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / One Night Stand / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Netha Putri, wanita karir yang terbangun dalam tubuh seorang istri komandan militer, Anetha Veronica, mendapati hidupnya berantakan: dua anak kembar yang tak terurus, rumah berantakan, dan suami bernama Sean Jack Harison yang ingin menceraikannya.

Pernikahan yang dimulai tanpa cinta—karena malam yang tak terduga—kini berada di ujung tanduk. Netha tak tahu cara merawat anak-anak itu. Awalnya tak peduli, ia hanya ingin bertanggung jawab hingga perceraian terjadi.

Sean, pria dingin dan tegas, tetap menjaga jarak, namun perubahan sikap Netha perlahan menarik perhatiannya. Tanpa disadari, Sean mulai cemburu dan protektif, meski tak menunjukkan perasaannya.

Sementara Netha bersikap cuek dan menganggap Sean hanya sebagai tamu. Namun, kebersamaan yang tak direncanakan ini perlahan membentuk ikatan baru, membawa mereka ke arah hubungan yang tak pernah mereka bayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diskusi Si Kembar

Sesampainya di rumah, Netha segera membuka pagar dan memarkir mobil di depan rumah. Ketika mobil berhenti, El dan Al langsung melompat turun dengan penuh semangat. Keduanya menghirup udara segar di halaman rumah dan berteriak dengan gembira.

"Mamaaa, akhirnya kita pulang!" seru El sambil merentangkan tangannya.

"Rumah mama paling enak! Aku suka di sini!" tambah Al, ikut melompat-lompat.

Netha hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah si kembar. Sean, yang berdiri di sampingnya, menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Energi mereka nggak ada habisnya, ya," ujarnya.

"Mereka memang selalu begitu kalau pulang ke rumah ini," balas Netha santai.

Setelah menenangkan si kembar, Netha membuka pintu rumah. Aroma khas rumah yang bersih dan nyaman langsung tercium, memenuhi udara sekitar. Ada wangi kayu manis yang lembut, bercampur dengan harum lilin aromaterapi yang masih menyala di sudut ruang tamu.

"Wah, wanginya enak banget," komentar Sean sambil melangkah masuk. Matanya memandang sekitar, kagum dengan suasana rumah yang begitu nyaman dan hangat.

"Mama memang rajin bikin rumah ini nyaman," ujar El sambil melepas sepatu di depan pintu.

"Iya, nggak kayak rumah papa yang cuma ada bau sepatu," timpal Al dengan polos, membuat Sean mendengus geli.

"Hei, rumah dinas itu nggak dirancang untuk nyaman, tahu," balas Sean pura-pura kesal, tapi senyumnya tetap tak lepas.

Setelah semuanya masuk, mereka menuju ruang tamu. Netha meminta mereka duduk di sofa sementara dia menuju dapur. "Tunggu di sini, aku buatkan minuman dulu," katanya sambil berjalan ke arah dapur.

Di dapur, Netha dengan cekatan menyiapkan susu hangat untuk si kembar, kopi untuk Sean, dan teh untuk dirinya sendiri. Tak lupa, ia membawa brownies buatan tangannya yang masih tersisa dari kemarin. Setelah semuanya siap, ia meletakkannya di atas nampan dan kembali ke ruang tamu.

"Ini buat kalian," ujar Netha sambil meletakkan nampan di meja.

"Wah, brownies buatan mama! Aku suka banget!" seru Al dengan mata berbinar.

El tak kalah semangat dan langsung mengambil satu potong brownies. "Mama memang hebat! Brownies-nya selalu enak!"

Sean mengambil cangkir kopinya dan menyesap perlahan. "Kopi bikinanmu juga selalu pas rasanya," puji Sean sambil menatap Netha.

"Halah, biasa aja," balas Netha sambil mengibaskan tangan. Tapi rona pipinya yang sedikit memerah tak bisa disembunyikan.

Setelah memastikan semuanya sudah menikmati minuman dan makanan kecil, Netha berkata, "Aku ke kamar dulu ganti baju. Kalian nikmati dulu brownies-nya."

"Jangan lama-lama, Mama," sahut El.

"Iya, Mama! Aku mau lihat mainan baruku nanti!" tambah Al.

Netha hanya mengangguk sambil melangkah ke kamarnya. Setelah menutup pintu, ia berdiri sejenak di depan cermin, melepas helaan napas panjang. Hari ini melelahkan, tapi juga menyenangkan. Ia mengganti bajunya dengan pakaian rumah yang lebih nyaman: baju lengan panjang dan celana pendek. Rambutnya diikat ke atas separuh.

Sebelum keluar kamar, Netha memandang bayangannya di cermin dan tersenyum kecil. "Hari ini cukup baik," gumamnya, lalu ia membuka pintu dan kembali ke ruang tamu untuk bergabung dengan keluarganya.

🛋️

Saat pintu kamar terbuka, suara engsel yang berderit ringan mengalihkan perhatian Sean dan si kembar yang sedang bercanda di ruang tamu. Mereka serentak menoleh ke arah pintu, lalu terdiam seketika. Netha melangkah keluar dengan santai, mengenakan kaos longgar berwarna pastel dan celana pendek sederhana, rambutnya yang diikat ke atas memperlihatkan leher jenjangnya. Aura kecantikannya begitu alami, tanpa usaha berlebihan.

Sean, El, dan Al terperangah. Mata mereka membulat, hampir seperti melihat seorang dewi turun dari langit. El dan Al yang biasanya cerewet pun hanya bisa memandang dengan mulut sedikit terbuka.

"Mama cantik banget," bisik El pada Al, tetapi suaranya cukup terdengar oleh Sean.

"Iya, kayak bidadari," jawab Al dengan nada kagum.

Sean, yang biasanya selalu tenang dan menjaga wibawa, tiba-tiba merasa canggung. Ia meneguk kopinya dengan cepat, berharap itu bisa menutupi kekikukannya. Namun, matanya tak bisa lepas dari sosok Netha yang berjalan menuju sofa dengan santai.

Netha, yang tak menyadari reaksi keluarganya, hanya duduk di sofa, mengambil brownies, dan menyeruput teh dengan santai. "Hmm, brownies ini memang enak banget," gumamnya lebih kepada diri sendiri.

Ketika ia melirik sekilas, ia mendapati ketiganya masih menatapnya dengan ekspresi aneh. Alisnya terangkat. "Kalian kenapa? Kok melihat mama gitu?"

El dan Al, yang merasa ketahuan, langsung berpura-pura sibuk. El memungut mainan di lantai, sedangkan Al mengambil segelas susu dan meneguknya dalam-dalam. "Nggak apa-apa, Ma," jawab El dengan nada gugup.

Sean mencoba kembali fokus, tetapi wajahnya masih sedikit merah. "Ah, nggak apa-apa juga. Kamu... ya, kelihatan lebih rileks aja setelah ganti baju," ujarnya sambil berpura-pura melihat koran yang ada di tangannya.

Netha hanya mengangkat bahu, tak terlalu memikirkan ucapan mereka. Ia kembali menikmati brownies-nya dengan santai, sementara Sean dan si kembar diam-diam masih mencuri pandang, kagum pada sosok wanita yang kini menjadi pusat perhatian di rumah itu.

🛋️

Setelah menikmati kue brownies dan menghabiskan susu mereka, El dan Al bergegas menuju kamar mereka. Mereka menutup pintu kamar dengan pelan, saling melirik satu sama lain, lalu duduk di atas tempat tidur, memulai percakapan serius.

"Kamu perhatiin nggak, Al? Papa itu sekarang senang banget kalau kita pulang ke rumah Netha," El memulai percakapan dengan nada serius, matanya terfokus pada jari-jarinya yang bermain dengan selimut.

Al mengangguk, wajahnya sedikit cemas. "Iya, aku juga perhatiin. Biasanya Papa kan nggak suka lama-lama di sini, kan? Tapi sekarang, dia malah nggak sabar pulang bareng kita. Kayaknya dia nggak sabar buat tinggal di sini."

El menatap Al, menggigit bibir bawahnya, lalu berbicara pelan, "Aku rasa, Papa itu suka sama Mama kita, Al."

Al tampak terkejut, matanya membesar. "Kamu yakin? Tapi Papa kan udah lama nggak begitu dekat sama Mama, kan? Kenapa sekarang jadi berbeda?"

El mengangguk dengan yakin. "Iya, aku yakin. Mungkin Papa itu tertarik sama Mama, Al. Makanya, kita harus bantu Papa supaya dia bisa tetap bersama Mama. Kalau kita nggak hati-hati, bisa-bisa Mama cari Papa baru!"

Al melirik El dengan serius, mendengarkan setiap kata-kata kakaknya. "Mama kita emang cantik banget sekarang. Kalau Mama nggak hati-hati, bisa-bisa ada yang datang dan merebutnya dari Papa, kan?"

El menunduk, berpikir sejenak. "Betul, Al. Kita harus selalu di samping Mama, supaya nggak ada yang bisa deketin dia. Tahu nggak sih, waktu kita ke mall kemarin, banyak banget orang yang ngeliatin Mama. Kalau Mama itu kendor dikit, bisa-bisa ada yang masuk dan mengambil hati Mama."

Al mengernyit, lalu dengan serius berkata, "Maksudnya, kalau Papa nggak cepat bertindak, bisa aja orang-orang itu merebut Mama?"

"Iya," jawab El, lalu menatap dengan cemas. "Mama sekarang bukan cuma cantik, tapi juga modis banget. Kalau dia terus dibiarkan seperti itu, pasti akan banyak yang tertarik. Apalagi ada om-om ganteng yang kemarin di mall. Mereka itu nggak kalah dari Papa, lho! Pasti ada yang tajir juga, siapa yang nggak suka sama Mama kita yang kayak gitu?"

Al mengangguk-angguk. "Iya, om-om itu ganteng banget, kan? Tapi aku nggak mau Mama pergi sama orang lain. Aku cuma mau Papa yang sama Mama."

El menyentuh bahu Al dengan penuh keyakinan. "Iya, kita nggak bisa biarin itu terjadi. Kalau Mama sampai tertarik sama orang lain, itu bisa bikin kita jauh dari Papa. Kita harus selalu bersama Mama supaya Mama nggak gampang terpengaruh sama orang lain."

Al memandang El dengan tatapan serius, seolah mencoba memikirkan semua yang baru saja dikatakan kakaknya. "Jadi, kita harus bantu Papa supaya bisa selalu dekat sama Mama?"

El mengangguk mantap. "Iya, Al. Kita harus jadi tim yang solid. Jangan biarkan siapa pun datang dan merebut Mama dari Papa. Kita harus pastiin Mama tetap sama Papa, nggak ada yang bisa pisahin mereka."

Mereka berdua saling bertukar pandang, seolah merasa lebih yakin setelah diskusi kecil ini. Walaupun keduanya masih sangat muda, mereka merasakan pentingnya menjaga hubungan orangtua mereka. Mereka tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menjadi keluarga yang utuh dan bahagia.

"Oke, El. Aku janji bakal bantu. Kita akan pastikan Papa dan Mama tetap bersama, nggak ada yang bisa ganggu."

El tersenyum dan menepuk bahu Al dengan penuh keyakinan. "Itulah yang aku suka dari kamu, Al. Kita pasti bisa kok."

Setelah percakapan itu, keduanya duduk diam sejenak, merenung tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu Papa dan Mama mereka tetap bersama. Mereka berdua tahu, meskipun kecil, mereka punya kekuatan untuk membuat perbedaan dalam keluarga mereka.

1
nadira ST
kalah sama anak SD sean, gak berani sama cewek
sahabat pena
Luar biasa
Uthie
lanjut 💪🤗
Putra Satria
/Smirk//Smirk//Smirk//Smirk/up lagi/Kiss/banyak banyak ya/Whimper/
Uthie
sukkkkaaa 👍
Wiecipa Wicipha
bagus ceritanya......semangat updatenya thor.../Rose//Rose/
Wiecipa Wicipha
suka ceritanya,.../Rose//Heart//Good/
Ida Rohani
😍hye hye😍hore up banyak banyak 😍ya thor /Heart//Kiss//Kiss//Pray//Pray//Pray//Rose/
Narti Narti
terimakasih thor 🙏🏻🙏🏻🙏🏻 luar biasa
Uthie
Hahahaa.. komandan sekali pun akan kalah dengan pawangnya
Moh Rifti
/Rose//Rose//Heart//Heart/
Moh Rifti
lanjutt/Kiss//Kiss/
Uthie
harusnya begitu Sean... cuma masalah nya Netha nya mau gak tetap bersama? 😁
Ida Rohani
next lagi dong thor /Whimper//Pray//Pray//Pray//Pray/
rahmiwahyuni
mental mu di jaga pak komandan panas2 bukan panas hari tapi panas hati
Sulati Cus
siapkan mentalmu komandan banyak kumbang di mall😂
Ida Rohani
next next next next next next next next next next next terus thor /Casual/
Ida Rohani
🙄hmn🤔siap siap di buat🤗melongo😲ama fans nya istrinya pak bojo😅🤣😂di bikin panas/Awkward//Angry/😠/Joyful//Joyful//Determined//Angry//Determined/😍😘
Uthie
nice 👍🤗
Moh Rifti
/Determined//Determined//Kiss//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!