Kembali ke kehidupan nyata membuat Azalea senang sekaligus sedih. Ada rasa tak rela ketika mengetahui jika dirinya kembali.
Pertemuannya dengan Allarick, CEO baru tempatnya bekerja membuat Azalea banyak merasakan dejavu ketika mereka bersama. Ada banyak persamaan yang ia rasakan ketika bersama Allarick.
"Siapa kamu sebenarnya Allarick?"
"Waktu akan menjawab semuanya Aza, siapa aku, bagaimana kita, perasaan ku dan kamu."
Allarick yang selalu menjawab dengan teka-teki membuat Azalea semakin penasaran akan sosoknya.
"Bagaimana jika aku adalah dia?"
"... "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queen_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMB! 2 (Real Life) 19
...Selamat Membaca...
...*****...
Devano membawa Ilona ke salah satu Mall terbesar di ibukota. Ia membiarkan gadis itu membeli semua barang-barang keinginannya tanpa memikirkan nominal yang akan ia keluarkan.
"Aku mau mengambil tas itu Van."
“Ambil sayang.”
Layaknya pasangan yang sangat kaya raya, Devano dan Ilona mengunjungi satu toko ke toko yang lain. Di belakang mereka, dua orang bodyguardnya Devano mengikuti sambil membawa barang belanjaan milik Ilona.
"Van, kamu tidak akan marah jika aku berbelanja barang-barang mahal seperti ini?"
Devano menggeleng, "Tidak sayang, belilah apa yang kamu inginkan." Ilona dengan senang hati kembali berbelanja. Mengambil barang-barang yang ia inginkan.
Sementara Ilona berbelanja, tiba-tiba hp milik Devano berbunyi. Melihat nama sang ayat yang tertera di layar, Devano langsung mengangkatnya sambil sedikit menjauh.
"Ya, ayah?"
"Apa?! Papa gila?! Kenapa papa melakukannya?!"
"Ya tapi tidak sekarang pa! Aku sedang menemani Ilona berbelanja sekarang"
"Tapi pa-PAPA! AAAgrh sialan." Panggilan terputus begitu saja.
Devano berdecak kesal. Mengusap wajahnya frustasi. Sial! Ia lupa jika kartu atmnya masih diawasi oleh sang ayah. Bagaimana ini?!
"Devano!"
Panggilan dari Ilona yang tiba-tiba datang menghampirinya membuat Devano terkejut. Ia balas menatap Ilona yang sepertinya tengah menahan emosi. "Ada apa sayang?"
"Kau sengaja mempermalukanku?! Semua kartu yang kau berikan di bekukan Devano! Semuanya tak berfungsi!" pekik Ilona Kesal. "Aku malu ditertawakan oleh mereka di sana!"
"Sa-sayang, dengarkan aku. Itu-"
“Sudahlah!” Ilona menepis tangan Devano yang ingin menyentuhnya. "Aku pergi saja! Aku tidak mau bertemu denganmu!"
Ilona berbalik pergi tak lupa merampas barang belajaan miliknya dari tangan bodyguardnya Devano. Meninggalkan Devano yang menatap punggungnya sendu.
"Sial! Gara-gara papa Ilona marah denganku! AAAgrh!"
Devano pergi dari Mall tersebut diikuti oleh bodyguardnya. Ia langsung menuju lobi untuk menaiki mobilnya. Dan sialnya ia lupa jika kunci mobil ada pada Ilona. Dan sudah pasti mobilnya juga di bawa pergi oleh kekasihnya itu.
"AAAAGGRH! Sialan! Pesankan taksi!"
...*****...
Allarick dan Azalea baru saja sampai di kediaman Maheswara. Keduanya disambut langsung oleh Sabrina yang sudah berdiri di ambang pintu dengan senyuman lebar.
"Oma," sapa Azalea tersenyum.
“Cucu cucu oma,” balas Sabrina sambil memeluk Azalea dan mengusap-usap punggungnya. "Kamu baik-baik saja kan? Apa kamu makan dengan benar sayang? Apa pria ini memberi makan dengan benar padamu? Dia tidak menyakitimu kan?"
Azalea yang dicecar berbagai pertanyaan hanya mampu tersenyum kikuk. "Ti-tidak oma. Aku baik-baik saja."
"Syukurlah, pria ini memang tidak mengerti! Bisa-bisanya dia menyuruh istrinya yang sedang hamil lembur di kantornya sendiri!" cibir Sabrina melirik Allarick sinis. "Sudah ayo kita ke dalam, oma sudah buatkan sesuatu untukmu."
Sabrina mengajak Azalea masuk meninggalkan Allarick yang menatap dua wanita itu dengan datar.
"Sepertinya sebentar lagi keberadaanku tidak perlu lagi," gumamnya. Namun tak urung ia senang jika Azalea di Terima baik dikeluarganya. Allarick masuk menyusul istri dan omanya itu ke dalam.
Dirinya langsung di sambut oleh Askara yang berlari ke arahnya. Anak laki-laki itu memeluk kaki Allarick dan beralih digendong oleh Allarick.
“Papa dari mana saja? Kenapa semalam tidak pulang?”
Allarick menjawil gemas hidung Askara. "Maaf sayang. Semalam ada sedikit kendala di kantor. Jadi papa harus lembur. Dan karena itu papa harus menginap di apartement."
"Dan seharusnya kakak kami menghubungi agar oma tidak marah dan kami yang terkena imbasnya!" celetuk Kanaya menatap datar Allarick.
Allarick terkekeh kecil. Sudah ia duga. Pasti omanya itu membuat sesuatu yang melibatkan semua orang hingga mereka terlihat kesal seperti sekarang.
"Baiklah. Sebaliknya, kita akan ke Mall nanti. Kalian bisa berbelanja sepuasnya."
Senyum lebar langsung terbit di wajah Kanaya. Ia memeluk Allarick mengucapkan terimakaish pada kakaknya itu. Rasa kesalnya langsung hilang ketika Allarick menawarkan pergi ke Mall. Setidaknya ia bisa menguras dompet Allarick hari ini.
"Eh, tapi kak seperti tidak bisa hari ini," ucap Kanaya. "Aku dan Lea ada akan mengerjakan sesuatu."
"Apa?" Tanya Allarick.
"Rahasia, pokoknya ini terkait dengan Devano dan Ilona. Aku dan Lea akan melakukan suatu misi Rahasia," jawab Kanaya.
Allarick bertanya curiga pada Kanaya, "kalian tidak aneh-aneh kan?"
“Tidak, hanya melakukan sedikit rencana kecil. Kakak tidak perlu khawtair, aku akan menjaga Lea dengan baik,” ujar Kanaya.
"Baiklah. Jika perlu sesuatu langsung hubungi kakak. Mengerti?"
"Siap bos!"
...*****...
Devano membuka kasar pintu ruangan kerja milik Wira. Ia mendekati papanya dengan tergesa-gesa. "Kenapa papa membekukan ATM ku?!"
WIra hanya menatap sang anak. Tampaknya tidak ingin peduli dengan apa yang dilakukan Devano.
"Pa! Ilona jadi marah denganku garage-gara papa! Dia malu! Dan aku juga ikut malu pa!" bentak Devano.
Braak!
Wira membanting berkas-berkas di tangannya. menatap tajam putra semata wayangnya itu. "Gara-gara wanita sialan itu kamu berani membentak papa?! Dimana sopan santunmu Devano?!"
"Papa melakukan itu supaya kamu sadar! Kamu kira uang yang kamu keluarkan milik siapa?! Itu milik papa! Itu uang papa!"
"Dan dengan seenaknya kamu membelanjakan wanita itu dengan uang papa?! Papa tidak sudi! Sampai kapanpun papa tidak sudi jika kamu masih berhubungan dengannya!"
"Padahal jika bersama Azalea kau tidak perlu mengeluarkan uang sedikitpun! tapi dengan wanita itu kau menjadi Boros!"
Ayah dan anak itu saling menatap tajam satu sama lain. Devano tak gentar sedikit pun pada wira. Menurutnya Wira sangat kolot. Ilona adalah gadis yang baik dan sopan. Justru Azalea lah gadis yang buruk dimatanya.
"Putuskan hubunganmu dengan wanita itu! Papa tidak mau tahu, minggu depan papa akan menjodohkanmu dengan anak teman papa!"
Devano melotot tak terima. "Tidak! Pa!! Aku tidak mau dijodohkan! Aku mencintai Ilona pa!"
Wira tak menggubris Devano. Ia memilih pergi dari ruangannya dan membiarkan Devano berteriak.
Devano menjambak rambut kasar. "Sialan! Semuanya hancur! Hancur!" Ia tidak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini. "Tidak, tidak boleh. Aku harus menemui Ilona. Aku harus bisa membuat Ilona diterima oleh papa, apapun caranya."
Devano pergi dari sana. Ia tergesa-gesa keluar dari rumah. Menggunakan mobil milik Wira tanpa sepengetahuan Wira. Kemudian pergi menuju apartement untuk menemui Ilona. "Ini semua gara-gara Azalea, wanita sialan itu memang pembawa keburukan di hidupku! Sialan!"
...*****...
makasi udah baca! 🫶🫶
Kalau ada typo tandain aja ya ges, komen-komen ga papa
Ntar aku perbaiki😉