Di paksa ikut ke salah satu club malam, Amara tidak tahu jika ia di jadikan barang taruhan oleh kakak tirinya di atas meja judi. Betapa hancurnya hati Amara karena gadis berusia dua puluh tiga tahun harus ikut bersama Sean, seorang mafia yang sudah memiliki istri.
Amara di jadikan istri kedua oleh Sean tanpa sepengetahuan Alena, istri pertama Sean. Tentu saja hal ini membuat Alena tidak terima bahkan wanita ini akan menyiksa Amara di saat Sean pergi.
Seiring berjalannya waktu, Sean lebih mencintai Amara dari pada Alena. Hingga suatu hari, ada rahasia yang terbongkar hingga membuat Sean menceraikan Alena dan membuat Amara menjadi istri satu-satunya kesayangan Sean.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 08
"Sayang, kau apa kan dia?" Tanya Alena syok saat melihat Sean menggendong Amara yang tidak sadarkan diri masuk ke dalam mansion.
Sean menghentikan langkahnya, melirik Alena kemudian naik ke lantai tiga menggunakan lift. Setibanya di kamar Amara, pria ini langsung merebahkan tubuh istrinya di atas tempat tidur.
"Kenapa dia sampai pingsan?" Tanya Alena penasaran.
"Jangan banyak tanya. Keluarlah!" Titah Sean.
Alena masih tak bergerak, tatapan tajam dari Sean lah yang membuatnya langsung keluar dari kamar Amara.
Sean pergi ke kamarnya, pria ini berganti pakaian lalu duduk sebentar di balkon kamar sambil melihat ke arah hutan.
"Sayang,...!"
Alena memeluk suaminya dari belakang.
"Sepertinya kau sedang ada masalah. Coba lah cerita pada ku!" Ujar Alena merayu.
"Aku tidak memiliki masalah apa pun. Kenapa kau selalu merasa aku seperti itu?"
"Katakan saja, kau pasti sedang ada masalah dengan perempuan itu kan?"
"Aku tidak ingin menjawab berulang kali. Apa kau jadi pergi besok?" Tanya Sean memastikan.
"Tentu saja, teman-teman ku sudah siap semua."
"Aku pergi dulu....!" Ujar Sean yang berlalu begitu saja.
Alena tersenyum sinis, jika bukan atas perintah Remon tidak mungkin ia akan bertahan selama ini dengan Alena.
Menjelang sore, Amara baru saja bangun dari pingsannya. Di pijatnya tengkuk yang sedikit sakit. Gadis ini terus menyumpahi Sean.
"Awas saja dia, aku harus membalasnya!" Ucap Amara yang geram.
Gadis ini beranjak dari tempat tidur kemudian masuk ke kamar mandi.
Malam pun menjelang, dengan langkah santai Amara memasuki meja makan. Sean melirik istri keduanya yang sedang cemberut. Ada rasa geli menahan tawa di dalam hati Sean saat melihat tingkah Amara yang seperti ini.
"Lain kali yang banyak melawan jika kau masih ingin hidup. Kita memiliki suami yang kejam," ucap Alena di hadapan Sean.
"Aku tidak peduli...!" Sahut Amara begitu acuh.
Gadis ini kembali menikmati makan malamnya. Setelah beberapa suap, akhirnya selesai juga. Tanpa banyak bicara Amara kembali ke kamarnya.
"Bisa-bisanya kau menikah perempuan seperti itu. Seharusnya kau menikahi perempuan yang jauh berada di atas aku," ucap Alena kesal.
"Kau ingin aku menikah lagi?" Tanya Sean.
"Tidak. Cukup dua saja!" Tolak Alena.
"Di antara kalian berdua, hanya akan ada istri satu-satu-satunya yang akan aku pertahankan," ucap Sean membuat Alena terkejut.
"Sayang, apa maksud dari ucapan mu?" Tanya Alena kebingungan.
"Tidak, aku hanya bercanda!" Jawab Sean. "Cepat selesaikan makan mu!" Titahnya.
Sean meninggalkan meja makan begitu saja, tentu saja hal ini membuat Alena kesal setengah mati.
Alena langsung menghentikan makannya lalu menyusul Sean ke dalam kamar.
"Tumben kau tidak pergi malam ini?" Tanya Alena penasaran.
"Ingin menghabiskan waktu terakhir bersama mu!" Jawab Sean.
"Hai sayang, aku hanya pergi sepuluh hari. Kenapa kau bicara seperti itu?"
Alena duduk di pangkuan suaminya.
"Liburan ini sudah menjadi rutinitas tahunan ku, kau pasti tahu akan hal itu." Kata Alena mengingatkan.
"Aku tahu....!" Jawab Sean singkat.
"Sayang,....!"
Alena mulai membelai wajah suaminya, mencium bibirnya dengan begitu manja. menggerayangi tubuh Sean di balik kaos yang di kena kan oleh Sean.
"Kau pandai memancing hasrat ku," bisik Sean kemudian menggendong istrinya ke atas tempat tidur.
Kemudian Sean menepuk tangannya dua kali untuk mematikan lampu kamar secara total.
"Sayang, setiap kali kita bercinta kenapa kau selalu mematikan lampu sampai segelap ini?" Protes Alena.
"Karena aku tak kuasa melihat wajah cantik mu," jawab Sean.
"Kau juga tidak pernah bersuara, seolah kau tidak menikmati permainan kita."
Sean tidak menjawab, pria ini mulai sibuk memasukan kepemilikannya ke dalam lubang Alena.
Hubungan suami istri sebagai kenang-kenangan dari Alena sebelum pergi liburan.
Setelah puas bermain, Sean memeluk istrinya kemudian menghidupkan lampu kamar mereka.
"Apa kau puas malam ini sayang?" Tanya Alena begitu lembut.
"Tentu saja, aku selalu puas dengan permainan mu!" Jawab Sean.
"Sesekali aku ingin melihat wajah mu saat kita bercinta."
"Ayolah sayang, rasanya juga sama. Tidurlah, aku harus pergi sekarang!"
"Kemana lagi?" Tanya Alena dengan wajah kesalnya.
"Ada pekerjaan sedikit. Tidak sampai pagi, aku sudah pulang!"
"Terserah kau saja!" Jawab Alena.
Sean pun berganti pakaian setelah itu pria ini pergi. Tidak jauh sebenarnya Sean pergi, ia hanya pergi ke salah satu gudang yang berada di samping mansion, lebih tepatnya di samping danau yang di lihat Amara.
"Apa kalian mau pekerjaan?" Tawar Sean.
"Tentu saja kami mau bos!" Jawab anak buah Sean serempak.
"Kalau begitu, habisi laki-laki ini tanpa jejak!" Titah Sean seraya mengeluarkan selembar foto. "Jika kalian tidak mau, aku akan menolaknya!"
"Kami mau bos!" Jawab anak buah Sean secara serentak lagi.
"Kerjakan sekarang. Menurut informasi biasanya jam segini dia berada di clubs Aelons."
"Baik bos!"
Beberapa anak buah Sean pun pergi menjalankan perintah dari tuan mereka.
Sean memantik korek apinya untuk menghidupkan sebatang rokok.
"Aku mendapat informasi dari salah satu rumah sakit. Ada seorang remaja berusia empat belas tahun sedang membutuhkan donor hati. Sean, apa kau tertarik untuk membantunya?" Tanya Leon.
"Aku ingin melihat data keluarganya!"
Dengan cepat Leon memberikan informasi tentang remaja empat belas tahun itu.
"Sudah berapa lama sakit?" Tanya Sean.
"Sejak berusia dua belas tahun. Tiba-tiba saja bocah ini di diagnosa penyakit sirosis hati. Ayahnya seorang supir taksi dan ibunya bekerja di salah satu restoran sebagai pelayan." Jelas Leon.
"Jika masih ada stok, carikan satu yang cocok untuknya. Jangan sampai bocah ini mati, berikan dia pelayanan rumah sakit berkualitas. Kumpulkan dana dari semua anak-anak untuk menyumbang kehidupan bocah ini." Titah Sean.
"Baiklah, aku mengerti....!" Jawab Leon.
Sean betah berlama-lama dari markas miliknya dari pada harus tidur satu ranjang bersama Alena. Sudah hampir dua tahun setengah Sean seperti ini. Ia tak pernah menyangka jika Alena, perempuan yang semula ia cinta tapi, malah berniat membunuh dan menguasai semua hartanya.
Amarah, dendam dan rasa benci di tanam Sean begitu dalam di dalam hati. Pria ini hanya ingin melihat sejauh mana Alena bersikap di belakang dirinya selama ini.
"Istri mu pergi lagi," lapor Leon memberitahu Sean.
"Aku tidak peduli. Lagian, nanti pagi adalah pertemuan terakhir kami."
"Nyatanya masih juga menikmati tubuh Alena di atas ranjang!" Cibir Leon.
"Sejak malam itu, aku tidak pernah lagi menikmati tubuh Alena!" Sahut Sean.
Entah apa yang ada di pikiran Sean? Sorot mata pria ini tajam penuh dendam.
"Harus mati di tangan ku!" Ucap Sean dengan suara menekan.
Mafia somplak! 🤣🤣🤪🤪😅😅
baga bgt deh menurut aku
baca chat story aku judul nya takdir cinta emma sampai episode 3 aja sampai selesai
oke semngat kak