NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Berbalut Dendam

Terjerat Cinta Berbalut Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Laksamana_Biru

Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.

Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.


Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.


Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.



Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.

Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Clarisa baru saja selesai menjalani hukumannya mencuci piring di kafe tempatnya bekerja.

Ia melihat jam di dinding, sudah hampir pukul 10 malam. Sudah saatnya baginya untuk pulang.

“Reva, ayo pulang. Sudah malam nih,” ajak Clarisa kepada Reva yang sudah lama menunggunya di meja. Reva mengangguk dan segera bangkit dari kursinya.

Mereka berdua pun berjalan menuju pintu keluar kafe. "Eh, tapi ngomong-ngomong gue kok nyesel ya kerja disini" keluh Clarisa.

Bukan hanya Clarisa, Reva merasa menyesal terus terusan bekerja disini.

Merasa tertekan dengan jam kerja yang terlalu ekstrim, di tambah lagi dengan upah gaji yang mereka terima tidak sebanding dengan waktu dan beban kerja mereka.

"Bukan cuma lu, gue aja juga mau berhenti. Sebenarnya gue suka kerja disini tapi itu dulu, semenjak manager kafe di ganti jadi Pak Adit semua tidak sama lagi kayak dulu" ucap Reva

"Di ganti kenapa?" tanya Clarisa penasaran.

"Manajer sebelumnya bunuh diri" balas Reva memelankan suaranya. "Hah!" kaget Clarisa.

"Serius?" tanya Clarisa yang masih tidak percaya.

"Iya itu serius, tapi banyak orang yang tidak percaya jika ia melakukan bunuh diri" balas Reva.

"Nama manager itu sapa Rev?" tanya Clarisa.

"Calista Athaya Amaria" balas Reva.

"Dia orangnya seperti apa?" tanya Clarisa membuat Reva menceritakan semua yang ia ketahui tentang Calista.

Calista adalah manajer kafe sebelum Adit. Selama Calista menjadi manager semua pekerja di kafe merasa sangat lah senang.

Namun tiba tiba Calista menghilang begitu saja. Dan ditemukan bunuh diri dengan cara ia membakar rumahnya sendiri

Bahkan pemilik kafe pun enggan memberi tanggapan , dan langsung menunjuk manager baru yaitu Adit. Kepergian Calista sangat di sayang kan oleh para karyawan kafe.

Hari-hari di kafe itu langsung berubah drastis sejak Adit menjadi manager baru. Semua karyawan merasa tertekan dan kesal dengan kebijakan baru yang diterapkannya.

Tidak ada lagi senyum hangat dari Calista, tidak ada lagi jam kerja yang manusiawi, dan tidak ada lagi perasaan nyaman saat bekerja. Para karyawan merasa seperti dikejar-kejar setan setiap hari.

Mereka harus bekerja lembur tanpa pamrih, gaji mereka ditahan jika tidak sesuai dengan keinginan Adit, dan mereka dihina jika melawan perintahnya. Sungguh, kehidupan di kafe itu berubah menjadi neraka sejak kepergian Calista.

Setiap malam, para karyawan pulang dengan perasaan sedih dan penat. Mereka merindukan kehangatan dan kebaikan hati Calista.

Mereka merindukan waktu-waktu bahagia yang mereka habiskan bersama di kafe itu, mereka merindukan kedamaian yang telah hilang semenjak Adit menjadi manager.

Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak. Mereka terjebak dalam lingkaran kehidupan yang penuh tekanan.

Mereka tidak punya pilihan selain tetap bertahan, meskipun hati dan jiwanya menjerit kesakitan.

"Huff, jadi gitu ya" ucap Clarisa.

"Tapi ni ya, rumor-rumornya kalau Bu Calista dibunuh oleh seseorang" ucap Reva.

"Serius, lo tau dari mana?" tanya Clarisa.

"Banyak rumor yang beredar Cla, dan untuk kebenarannya sih, belum pasti. Tapi heran sih jika seseorang yang baik dan rendah hati kayak Bu Calista itu memilih bunuh diri" ucap Reva yang merasa heran

"Terlebih sampai saat ini suaminya hilang, dan gak ada yang tau dia ada dimana" lanjutnya.

"Maksud lo, dia dibunuh ma suaminya sendiri gitu?" tanya Clarisa.

Reva mengedikan bahu "entahlah"

**********************

"Argh" ringis Elvano membuka kedua matanya yang terasa berat. Dia melihat sekelilingnya, dan terkejut mengetahui jika ia sedang berada di kamarnya sendiri.

"El , kamu sudah bangun? Apa ada yang sakit? Kamu gak papa kan? Jangan bikin mama cemas nak" tanya Linda yang duduk disamping ranjang Elvano, ia sangat cemas namun sedikit merasa lega melihat anaknya yang sudah bangun.

Elvano meraba kepalanya yang masih terasa sakit, mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

Ia ingat bahwa tadi pagi, ia dan kakaknya Devan, sedang berlatih menembak, dan berakhir mereka diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal. Namun, kenapa dia bisa tiba-tiba berada di kamarnya?.

"Kenapa El bisa ada di kamar Ma? Dan dimana Kak Devan?" tanya Elvano kebingungan.

Seingat Elvano, dia dan kakaknya berada di dalam mobil yang dikejar-kejar musuh, dan berakhir mobil mereka menabrak pembatas jalan.

Itulah yang hal terakhir kali yang Elvano ingat sebelum semuanya menjadi gelap. Namun, sekarang Elvano terbangun dan berada kamarnya sendiri.

"Kak Devan yang membawamu kesini. Dan kakak kamu sedang beristirahat di kamarnya" ujar Linda.

"Kak Devan?" gumam Elvano.

Ia merasa bingung, bukannya mereka sama-sama pingsan, dan samar-samar Elvano mengingat, jika ia dan kakaknya dibawa paksa oleh sekelompok orang yang menyerang mereka.

Dia merasa aneh, namun ia khawatir tentang keadaan kakaknya. Elvano mencoba berdiri tetapi tubuhnya masih terasa masih lemah dan sakit.

"Argh" ringis Elvano kesakitan, dan melihat jika kaki kanannya di perban.

"El, jangan bergerak dulu, luka tembak di kaki kamu masih basah nak" ucap Linda sambil menahan Elvano yang ingin beranjak pergi.

"El, ingin menemui Kak Devan, Ma" ucap Elvano yang masih meringis kesakitan.

"Sudah istirahat saja dulu kamu, Kak Devan baik-baik saja kok" balas Linda sambil mengelus kepala Elvano.

"Tapi-"

Ceklek

"Elvano!" panggil Faiz yang panik dan segera menghampiri putranya.

"Kamu gak papa kan?" tanya Faiz cemas

"Iya ayah aku gak papa, semua baik-baik saja, ini cuma luka ringan kok. Selagi ini bukan demam, cowok mah kuat-kuat aja " balas Elvano cengengesan.

"Ya, ni bocah gak tau orang tuanya lagi khawatir apa, malah cengengesan" kesal Faiz.

"Hahaha, beneran ayah, El gak papa kok" balas Elvano tersenyum

Faiz lega mendengar jawaban Elvano. Namun, kemarahannya masih menyala ketika dia mengetahui bahwa kedua anaknya telah diserang oleh orang tak dikenal.

"Tapi siapa yang sudah berani kalian hah?" ucap Faiz yang mulai tersulut emosi Elvano terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab,

"El tidak tau ayah, tapi.." Elvano menjeda perkataannya membuat Faiz dan Linda penasaran.

"Tapi apa nak?" tanya Linda

"Ayah, bisa kita bicara berdua?" tanya Elvano, dan Faiz mengganguk

"Sayang kamu istirahat dulu ya ke kamar, biar aku yang menyelesaikan masalah ini" pinta Faiz, mencoba menenangkan Linda yang mulai gelisah.

"Tapi kenapa kalian tidak mengajak ku juga dalam menyelesaikan masalah ini?"Protes Linda, matanya memancarkan kekhawatiran yang mendalam.

"Aku mamanya, aku jelas kuatir dan pengen tau apa yang sebenarnya terjadi" lanjutnya

"Sayang udah ya, aku tau kamu kuatir tapi kesehatan mu juga yang paling penting. Mungkin ini pembahasannya lumayan lama, jadi Elvano takut mama kemaleman tidurnya," ucap Faiz, mencoba meyakinkan Linda.

Namun, Linda tetap teguh pada pendiriannya "Tetap saja sayang, mana ada seorang ibu yang bisa tidur, ketika tau kalau kedua anaknya sedang dalam bahaya,"kesal Linda yang tidak terima.

"Mama" panggil lembut Elvano, membuat Linda menoleh ke arahnya dengan cepat.

"Iya sayang, kenapa ada yang sakit hmm,"cemas Clarisa sambil mengusap lembut kepala Elvano

Elvano tersenyum manis. "Mama istirahat ya, El tidak apa-apa kok," bujuk Elvano, mencoba menenangkan hati ibunya yang semakin cemas.

Linda tersenyum tipis melihat usaha Elvano untuk membuatnya merasa tenang. Namun, hatinya tetap masih terasa gelisah dan khawatir.

"Enggak sayang, mama pengen jagain kamu disini"ucap Linda dengan suara parau, mencoba menolak tawaran Elvano untuk beristirahat.

Elvano merasa prihatin melihat keadaan mamanya yang tampak lelah dan khawatir.

"Mama udah ya, beneran El baik-baik saja kok" ucap Elvano dengan penuh tulus. Linda menghela nafas panjang. Dia tahu bahwa Faiz dan Elvano sudah meminta dia istirahat, tapi hatinya tetap tidak bisa tenang.

Sebagai seorang ibu, tidak ada yang bisa membuatnya merasa nyaman saat mengetahui anak-anaknya dalam bahaya.

"Ya sudah, mama ke kamar dulu ya, sehabis ngobrol sama ayahmu, cepat tidur dan istirahat," ucap Linda yang akhirnya mengalah meskipun hatinya masih berdegup kencang. Ia beranjak dari tempat duduknya dan tersenyum lembut pada Elvano.

"Iya Ma.." jawab Elvano tersenyum, mencoba menenangkan hati mamanya.

"Nah El, apa yang mau dibicarakan sama ayah?" tanya Faiz membuat Elvano menghela nafas panjang sebelum bercerita.

"Ayah" panggil Elvano.

"Iya" balas Faiz

"Apa benar ayah di ancam oleh seseorang?" tanya Elvano

Deg

Jantung Faiz berdegub kencang, bagaimana bisa Elvano mengetahui jika ia mendapat ancaman dari orang yang tidak di kenal.

"Ayah?" panggil Elvano membuat Faiz tersentak dari lamunannya.

"Kamu tau dari mana?" tanya Faiz dengan gugup.

"Jadi memang benar, Yah. Jika kita di ancam, tapi kenapa?" tanya balik Elvano penasaran. Faiz menghela nafas

"huff, maaf bukannya ayah ingin menyembunyikan ini dari kalian tapi.." Faiz menjeda perkataanya.

"Tapi apa ayah? Ayah takut kita semua menjadi takut, terus khawatir" ucap Elvano.

"Masalah gak akan selesai kalau ayah diam saja. Kita ini keluarga, harusnya jika ingin menyangkut seluruh anggota keluarga, harusnya ayah bilang" ujar Elvano.

"Iya El, ayah tau tapi sesuai perkataan mu tadi. Ayah tidak ingin membuat kalian merasa cemas" ucap Faiz.

"Ayah pemimpin keluarga ini, jadi ayah akan bertanggung jawab untuk melindungi kalian semua" lanjutnya.

"Tapi ayah, siapa orang yang berani-berani berurusan dengan keluarga kita? Apa kita ada masalah dengan orang itu?" tanya Elvano yang merasa kesal.

"Sudah, nanti ayah akan segera mencari tau siapa orang itu" ucap Faiz mencoba menenangkan suasana.

"Oh ya besok hari pertama kamu pindah kuliah kan?" tanya Faiz yang kini mengalihkan pembicaraan.

"Iya ayah tapi, Arghh" ringis Elvano yang mencoba mengerakan kaki kanannya.

"Eh bocah, jangan banyak gerak dulu kek cacing kepanasan. Itu luka mu masih basah tau" kesal Faiz yang melihat Elvano banyak bergerak.

"Tapi ayah, besok Elvano masuk kuliah. Masa hari pertama jalannya pincang-pincang gitu, lah gagal dong jadi pusat perhatian" ucap Elvano

Tak

"Argh" ringis Elvano mengelus kepalanya yang habis dijitak sama ayahnya.

"Di kampus tuh belajar, bukan untuk godain cewek" ujar Faiz.

"Yang godain mereka sapa sih ayah, orang mereka kok yang menawarkan diri" balas Elvano tersenyum cool dan Faiz hanya menatap datar anaknya.

"Hmm, ya udah istirahat dan pulihkan tenagamu. Besok kita bicara lagi" ucap Faiz sambil beranjak pergi membuat Elvano mengangguk.

Perlahan Faiz menutup pintu kamar Elvano, namun sesaat ia melihat Elvano yang mulai terlelap tidur.

Maafkan ayah El, ayah takut jika semua masalah ini ada sangkut pautnya dengan masa lalu ayah. Dan membuat kalian membenci ayah, atau bahkan kalian ingin membunuh ayah, batin Faiz yang mulai meninggalkan kamar Elvano

1
Reno Sajalah
baru baca dh seru aja... jd penasaran bab selanjutnya Thor...

semangat nulis thoorrr...
Nurma🥀
ikutan sedih asli/Cry/
Abu Bakar Siddiq
ceritanya keren
gak bisa berkata kata banyak
Abu Bakar Siddiq
banyak cari inspirasi lagi
Maximilian Jenius
Jangan berhenti menulis, ceritamu bagus banget!
Webcomics fan #2
Tidak bisa berhenti
Rubí 33-12
Gak bisa lupain cerita yang dilukiskan oleh author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!