Demi menyelamatkan perekonomian keluarganya, Herlina terpaksa menikah dengan Harlord, seorang CEO muda yang tampan, namun terkenal dengan sifat dingin dan kejam tanpa belas kasihan terhadap lawannya.
Meski sudah menikah, Herlina tidak bisa melupakan perasaannya kepada George, kekasih yang telah ia cintai sejak masa SMA.
Namun, seiring berjalannya waktu, Herlina mulai terombang-ambing antara perasaan cintanya yang mendalam kepada George dan godaan yang semakin kuat dari suaminya.
Harlord, dengan segala daya tariknya, berhasil menggoyahkan pertahanan cinta Herlina.
Ciuman Harlord yang penuh desakan membuat Herlina merasakan sensasi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Entah kenapa aku tidak bisa menolaknya?" Herlina terperangah dengan perasaannya sendiri. Tanpa sadar, ia mulai menyerahkan diri kepada suami yang selalu ia anggap dingin dan tidak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Huhuhu..., hiks...hiks." Herlina menangis terisak, merasa sangat tak berdaya, sekujur tubuhnya gemetar takut. Ini pertama kali dirinya setengah polos di depan seorang pria.
Walaupun Harlord sudah menjadi suaminya yang sah, tetap saja Herlina merasa tidak rela dan tidak siap memperlihatkan segala miliknya yang belum dijamah oleh pria manapun.
Melihat istrinya sedang ketakutan, Harlord menghela nafas lega, ia langsung tau, kalau ternyata hubungan Herlina dan George tidak sejauh yang ia pikirkan.
Herlina pasti masih perawan. Tapi rasanya tanggung juga kalau ia berhenti sekarang, toh… Herlina sudah jadi istri sahnya, jadi tidak masalah meminta jatah pada sang istri walaupun secara paksa, pikir Harlord.
"Jangan merasa takut denganku, aku akan melakukannya dengan cara yang lembut, kamu hanya perlu menikmatinya saja." bisik Harlord.
Perlahan tapi pasti, jemarinya mulai membuka paksa kancing-kancing baju atasan Herlina satu persatu. Beberapa kali membuat Herlina menjerit kencang, namun Harlord tak mau berhenti.
Herlina tidak berani melawan, ia hanya bisa pasrah saat bra-nya yang berenda putih tersingkap di depan mata suaminya. Air mata Herlina pun semakin tumpah membasahi ranjang.
Tubuhnya semakin gemetaran takut, sambil terus menahan kedua tangan istrinya, jemari tegas Harlord mulai meraba dan menemukan pucuk bukit keindahan yang masih berbalut kain bra renda-renda.
"Aahh!" tanpa sadar Herlina langsung mengeluarkan suara imutnya.
Harlord semakin bersemangat dan beraksi, jemarinya mulai meremas-remas dan memainkan pucuk yang sudah mengeras.
“Aaakh… Nngh….” Herlina tak dapat menahan suara desahannya, baru kali ini ia merasakan sensasi aneh yang membuat geli sekujur tubuhnya.
Tak...
Tak...
Dua pengait bra terbuka. “Huhuhu.… Hiks hiks hiks.” isak tangis Herlina semakin pecah, saat bra-nya di buka keatas dan memperlihatkan dua pegunungan polos miliknya yang belum pernah dilihat oleh lelaki manapun.
Perlahan Harlord menjulurkan lidahnya dan mulai menyentuh pucuk yang berwarna pink itu.
"Aauu... Geli!!" pekik Herlina, sentuhan lidah Harlord membuatnya ingin pipis.
Harlord mengulum pay udara istrinya dengan rakus. sambil meremas dan memainkan ujungnya, seperti sedang memainkan senar gitar dengan tiada henti.
"Aauu... Sudah.. Henti...Kan!!" Herlina sangat tidak terima sudah lecehkan seperti ini, hatinya ingin menjerit.
"Huaaakk... George tolong aku!!" teriaknya keras, sambil menyebut-nyebut nama mantannya dan menangis keras.
Mendengar nama itu disebut, seketika Harlord jadi merasa mual, ia pun langsung menghentikan aksinya, gairahnya langsung turun.
Kuda jantannya tidak jadi bangun, suasana hati Harlord langsung berubah suram, dadanya terasa dibakar rasa cemburu.
Kemarin malam, malam pengantinnya telah gagal, dan sekarang saat ia mau memulai, sang istri malah menangis sambil memanggil-manggil nama pria lain.
"Hiks... huhuhuhu." Herlina menangis sambil meringkuk menutupi tubuhnya yang hampir polos.
"Huf...." dengus Harlord, ia berdiri berkacak pinggang karena kesal.
"Diam!! Sampai ratusan kali kau menyebut namanya dia takkan datang kesini!!" bentak Harlord penuh kemarahan, ia pun merapikan bajunya lalu mengambil pergi keluar kamar.
Brakk!!
Suara pintu di tutup kasar.
"Dasar pria kurang ajar!" umpat Herlina, cepat-cepat ia memakai baju yang sudah robek dan bertebaran di bawah lantai.
Pertama kali seorang pria telah menyentuh tubuhnya. Walaupun itu suaminya sendiri, tetap saja Herlina tidak bisa terima dirinya, ia merasa telah di lecehkan.
“Ehh….!?” Tapi, tiba-tiba kedua mata Herlina membulat saat merasakan ada sesuatu yang basah dibawah perutnya.
“Iihhh!! Kenapa bisa aku ngompol!” Herlina yang masih sangat polos dan tidak tahu menahu soal cairan percintaan.
*****
Di teras yang terbuka, Harlord sedang duduk, ia menghisap kuat cerutu sambil minum-minum sendirian.
"Lama-lama ku bunuh saja pria yang bernama George itu. Sungguh menyebalkan..." umpatnya.
"Loh? Tuan kenapa anda disini?" seru Benyamin yang muncul.
"Bagus... Kebetulan sekali, aku lagi butuh bantuanmu saat ini Benji." seru Harlord, wajahnya terlihat sudah merah karena banyak minum.
"Bantuan apa tuan? Malam ini?"
"Tolong kamu segera cari tahu soal pria yang bernama George sialan itu!!" pekik Harlord tangannya mengepal.
Prang!!
Gelas kristal yang digenggam Harlord pecah berkeping-keping.
"Siapa George?" cicit Benyamin, ketakutan kalau melihat tuannya sedang marah.
"Dia mantan kekasih istriku, masa kau lupa! Aku sempat suruh kamu untuk cari tahu tempat kerjanya dulu..." umpat Harlord makin kesal.
"Iya! Aku ingat, maaf tuan!"
"Segera telepon, beberapa orang untuk mengikuti gerak gerik pria bodoh itu..." perintah Harlord dengan wajah kesal.
"Baiklah tuan..." Benyamin mengangguk, namun dalam hati ia penasaran dengan apa yang akan tuannya lakukan terhadap laki-laki itu.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**
