Suatu hari, aku memutuskan untuk melakukan healing sendirian menuju kepedesan nenek ku. Diperjalanan Bus kami mengalami kecelakaan dan yah tiba-tiba saja aku terbangun di hutan belantara...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jamag, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi pedagang 2
Dia memperhatikan barang-barang yang tersedia di meja, lalu saat dia mengambil salah satu nya. Dia mulai bertanya padaku tentang barang yang dipilihnya.
"Apa nama benda ini? " Ujarnya mengangkat nya di hadapan ku.
Aku melihat itu tersenyum dan mulai menjelaskan nya.
"Oh ini korek api gas, dengan sistem tekan pada pematiknya... Seperti namanya, itu menghasilkan api kecil untuk keperluan sehari hari seperti menghidupkan api unggun dihutan atau lilin dirumah... "
Dia memegang dagunya dan memperhatikan korek gas itu.
"Menekan ya? Seperti ini? " Dia baru saja menekan pematiknya.
*Dus!
Api kecil menyala dan seketika dia melepasnya dengan wajah kaget.
"Wah! " Ujarnya melepasnya.
*Dek!
Korek itu jatuh ke meja.
Aku melihat reaksi nya jadi tertawa.
"Nona, reaksi mu lucu sekali... Anda jangan takut, ini tak berbahaya sama sekali kok... Selama Anda tidak lalai dalam menggunakan nya... "
Dia mengambil korek gas itu dengan wajah peluh keringat dan berkata dengan tegukan liur sekali.
"Gluck! "
Lalu berucap. " Seperti kata pepatah kecil jadi teman besar jadi lawan... "
Aku mendengar itu mengangkat alis ku. "Pepatah yang sama dengan dunia ku... " Ujarku dihati.
Aku mulai berpikir bahwa kemungkinan, sebuah pelajaran itu sama di dunia manapun dan menghasilkan pengetahuan sama...
Yah, aku juga tak tahu
. ..
"Mumpung Anda sudah tau cara menggunakannya, aku tak perlu menjelaskan nya lagi pada Nona Charlotte... Tapi yah, aku akan beri kan satu petunjuk lagi... Seperti yang Anda lihat, dengan menekan dan tak melepasnya itu akan menyala... Namun jika anda terlalu lama membuatnya menyala besi pada Koset itu akan memanas dan jari Anda bisa melepuh lo... Di lepas tekanan di jari pada korek, akan membuat nya padam dengan sendiri nya... "
Dia memegang dagunya. "Mekanisme yang hebat, dari mana barang ini berasal Tuan? "
Aku menjawabnya dengan senyuman.
"Yah, barang ini ku bawa dari kampung halaman ku ... Negara ku memiliki teknologi yang cukup canggih jadi hal seperti ini banyak di jumpai sehari hari... "
Iris menatap ku dengan senyuman.
"Tuan, Anda bilang itu rahasia kita tapi kenapa Anda jabarkan? "
Aku menjadi tertawa tak enak.
"Yah, Iris tau lah siapa yang ada di hadapan kita kan? Kalo dirahasiakan nanti malah jadi merepotkan, karna ini menyangkut anak nya penguasa Kota... "
Dia mengangguk paham.
"Jadi begitu ya... "
Charlotte melainkan barang nya, kemudian dia melihat barang lainnya dan memilih 2 barang yang berpasangan.
"Ini apa Tuan? " Ujarnya bertanya padaku.
Aku melihat itu dan tersenyum.
"Oh itu sabun cair dan juga penggosok nya, itu satu paket... "
"Sabun? " Ujarnya mengembangkan mata.
Melihat reaksi nya aku tersenyum dengan licik.
"Anda harus nya tau, aku menjual barang yang terbilang langka dan tau kan bahwa semua ini punya harga yang cukup mengeruk kantong? "
Dia mengangguk padaku dengan keringat peluh.
"Jika ini sabun, bisa tahan berapa kali pemakaian... "
Aku mendengar itu tersenyum.
"Sudah ku tunggu pertanyaan seperti itu... Ini bisa tahan sampai 5-7 hari jika menggunakan nya tidak berlebihan... "
Dia menjawabnya dengan senyuman pula.
"Kalo mandi 3 hari sekali dan menggunakannya sekali... "
Aku mendengar itu tersenyum, lalu memencet sekali sabun tersebut.
"Sekitar segini saja sudah cukup untuk penggunaan nya, langsung di sapu ke penggosok dan beri air... " Ujarku meminta air botol ke si Iris.
Iris memberikan nya air itu dengan gugup.
"Ini Tuan! "
Aku memandangnya dengan senyuman.
"Terima kasih Iris... "
Dia memerah dan mengangguk dengan senyuman.
Charlotte melihat itu juga tersenyum.
"Apa gadis itu anak mu? "
Aku menjawabnya dengan senyuman.
"Tidak, dia rekan kerja ku... "
Charlotte melihat kearah tangan ku yang menggosok penggosok badan itu.
"Berbusa? Itu beneran sabun ya? "
Aku menjawabnya dengan senyuman.
"Tentu ini sabun..."
Dia mengambil botol itu dan penggosok yang ada disamping nya.
"Oke, aku ambil ini... Yang itu sudah kau gunakan, aku tak mau itu... "
Mendengar itu aku tertawa tak enak.
"Iya, tak masalah deh... Ini akan ku gunakan sebagai barang contoh saja... Juga beberapa barang lain yang perlu praktek akan ku gunakan... "
Dia mendengar itu mengangguk dengan senyuman angkuh merasa dia menang dan tangan nya dikedua pinggang.
"Hmmm betul betul, kau perlu barang contoh untuk dagangan yang belum dikenali oleh satu wilayah ... "
Kemudian dia menatap ku lagi dengan wajah serius.
"Kau beneran berasal dari luar Negara ya, aku cukup terkejut lo ada negara yang bisa membuat sesuatu seperti ini... "
Aku menjawabnya dengan senyuman percaya diri.
"Masih terlalu awal untuk terkejut Nona Charlotte, Anda harus nya melihat lihat lagi barang lainnya dan setelah itu baru Anda bisa kagum pada negara ku
. ... "
Dia mendengar itu tersenyum lega.
"Baiklah, aku akan lihat lihat dulu ya... "
----