He Ma Li, seorang wanita muda yang penuh semangat, baru saja diterima sebagai karyawan di sebuah perusahaan besar. Berbekal mimpi besar dan tekad kuat, Ma Li berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya yang penuh tekanan. Namun, ada satu sosok yang selalu menguji ketenangannya—CEO Zhang Xiang Li, seorang pria keras kepala dan penuh aturan. Dikenal sebagai pemimpin yang ambisius dan tegas, Xiang Li menjalankan perusahaannya dengan tangan besi, tidak memberi ruang untuk kesalahan.
Awalnya, Ma Li menganggap Xiang Li hanya sebagai bos yang sulit didekati. Namun, semakin lama bekerja di dekatnya, Ma Li mulai melihat sisi lain dari pria tersebut. Di balik sikap dingin dan tatapan tajamnya, Xiang Li memiliki cerita hidup yang sulit, yang perlahan membuat Ma Li semakin tertarik.
Tanpa disadari, perasaan cinta mulai tumbuh di hati Ma Li. Namun, cinta ini bukanlah sesuatu yang mudah. Bagi Xiang Li, cinta dan pekerjaan tidak pernah bisa bercampur, dan dia bersikeras menahan perasaannya agar tetap profesional. Mampukah Ma Li menembus dinding yang dibangun oleh Xiang Li? Apakah cinta Ma Li cukup kuat untuk membuat CEO keras kepala ini membuka hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lim Kyung rin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 19
Suatu hari, He Ma Li dan Zhang Xiang Li memutuskan untuk melakukan perjalanan ke sebuah desa kecil yang terkenal dengan keindahan alamnya. Mereka berdua menikmati pemandangan pegunungan, sungai yang jernih, dan udara segar yang membuat mereka merasa benar-benar bebas dari hiruk-pikuk kota. Di tengah perjalanan, mereka berhenti di sebuah danau kecil yang tenang.
“Lihat, Ma Li. Pemandangannya indah, ya?” Zhang Xiang Li menatap danau sambil menghela napas, merasa tenang di tempat itu.
He Ma Li mengangguk sambil memandang ke arah air yang berkilauan terkena sinar matahari. “Ya, aku rasa ini tempat terbaik yang pernah kita kunjungi. Terima kasih, Xiang Li, sudah selalu membuatku bahagia.”
Zhang Xiang Li tersenyum dan merangkulnya dengan lembut. “Aku juga merasa beruntung bisa bersamamu. Setiap perjalanan denganmu terasa begitu istimewa.”
Setelah beberapa saat menikmati keindahan alam di sekitar danau, Zhang Xiang Li mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. He Ma Li terkejut dan menatapnya dengan penuh tanda tanya.
“Ma Li, ada satu hal yang ingin aku lakukan,” ucap Zhang Xiang Li dengan sedikit gugup. “Selama ini, kita sudah melalui banyak hal bersama, dan kamu adalah bagian penting dalam hidupku.”
He Ma Li menatap kotak itu, hatinya berdebar-debar. “Xiang Li... apa maksudmu?”
Zhang Xiang Li membuka kotak kecil itu, memperlihatkan sebuah cincin yang indah. “Aku tahu mungkin ini cepat, tapi aku yakin dengan perasaanku. He Ma Li, maukah kamu menjadi bagian dari hidupku, sekarang dan selamanya?”
Air mata kebahagiaan mengalir di pipi He Ma Li. Dengan suara bergetar, dia mengangguk, “Ya, Xiang Li. Aku mau… aku mau bersamamu selamanya.”
Zhang Xiang Li memasangkan cincin itu di jari He Ma Li, dan mereka saling berpelukan, merasakan kehangatan dan cinta yang mengalir di antara mereka. Di hadapan danau yang tenang dan pemandangan pegunungan yang memukau, mereka berdua berjanji untuk menjalani hidup bersama, melewati suka dan duka, serta menciptakan lebih banyak kenangan indah.
Perjalanan dengan mobil baru itu ternyata menjadi awal dari perjalanan hidup mereka sebagai pasangan yang saling mencintai. Dengan setiap petualangan baru, mereka semakin memahami arti kebersamaan dan menguatkan ikatan cinta yang mereka miliki. Mobil baru itu tidak hanya menjadi kendaraan bagi mereka, tetapi juga simbol dari cinta yang siap menghadapi segala rintangan bersama.
Setelah momen lamaran indah di tepi danau, He Ma Li dan Zhang Xiang Li semakin bersemangat menyiapkan rencana pernikahan mereka. Setiap akhir pekan, mereka pergi ke berbagai tempat untuk mencari inspirasi dekorasi, gaun pengantin, dan lokasi pernikahan. Bagi mereka, setiap persiapan adalah perjalanan seru yang memperkuat cinta mereka.
Suatu hari, saat mereka sedang dalam perjalanan menuju sebuah butik gaun pengantin, Zhang Xiang Li berbicara tentang impiannya untuk masa depan mereka.
“Aku selalu membayangkan kita tinggal di rumah kecil yang nyaman, dengan halaman luas untuk kebun dan mungkin satu atau dua anjing. Dan tentu saja, sebuah studio kecil untuk kamu berkarya,” katanya sambil menatap He Ma Li dengan senyum hangat.
He Ma Li tersenyum mendengar impian Zhang Xiang Li. “Aku juga membayangkannya, Xiang Li. Aku ingin kita memiliki tempat yang tenang, di mana kita bisa membangun keluarga kecil yang bahagia dan menjalani hidup dengan damai. Dan tentu saja, studio musik itu wajib ada!”
Mereka tertawa bersama, membayangkan masa depan yang indah di rumah yang penuh cinta. Dalam perjalanan, mereka berdua juga berbagi harapan dan impian yang lebih mendalam, dari tempat yang ingin mereka kunjungi hingga hal-hal kecil yang ingin mereka lakukan bersama di masa depan.
Ketika mereka sampai di butik gaun pengantin, He Ma Li terpesona dengan pilihan gaun yang indah. Zhang Xiang Li melihat wajah He Ma Li yang bersemangat, dan dia merasa tak sabar untuk segera menikahinya. He Ma Li mencoba beberapa gaun, dan Zhang Xiang Li tak bisa menahan senyum bahagia saat melihatnya.
“Kamu cantik sekali, Ma Li,” katanya, membuat He Ma Li tersipu.
Di tengah persiapan yang mereka lakukan, Zhang Xiang Li tetap memastikan He Ma Li tidak merasa kewalahan. Dia membantu mengurus berbagai hal, dari undangan hingga menyusun daftar tamu. Setiap malam, mereka berbicara panjang lebar tentang rincian pernikahan dan apa yang akan mereka lakukan setelah menikah.