NovelToon NovelToon
Perjanjian Dengan Iblis

Perjanjian Dengan Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Shina Yuzuki

Apa arti hidup bagi Ashkar...

Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...

Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...

Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...

Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...

Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...

Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...

"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pekerjaan

Keesokan harinya, Ashkar dan semua iblis dalam kelompok bakat rendah berkumpul di tengah lapangan untuk menerima lembar tugas untuk pekerjaan mereka.

Pekerjaan itu sendiri bersangkutan dengan pembangunan desa, secara kasar lebih seperti kuli angkut barang, kuli bangunan dan kuli-kuli lain yang bermanfaat.

Ashkar mendapat pekerjaan di pinggiran desa bersama Ron, yaitu menebang pohon dan membuka lahan untuk membangun rumah-rumah baru.

Ada lebih dari dua puluh iblis yang diberi pekerjaan menebang pohon, dua puluh lain menjadi pengangkut kayu dan membersihkan tanah dari sisa-sisa akar.

Tanpa ada tutorial atau pelatihan kerja, Ashkar sudah diberi alat berupa kapak agar mempermudah pekerjaan.

Pohon itu sendiri berdiri tegak lurus dengan batang berwarna coklat tua, berdaun lebar dan rindang, menyerupai kayu jati sebesar pelukan iblis dewasa.

Pekerjaan menebang pohon sangatlah sulit, perihal kekuatan atau pun keras batang yang sama seperti besi. Bahkan untuk satu pohon membutuhkan waktu hingga empat belas hari hingga benar-benar selesai.

Namun Ashkar tidak bisa mengeluh, itu sudah menjadi bagian dalam pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Ashkar menempatkan diri di satu pohon yang berada di sebelah milik Ron, dia mulai mengayunkan kapak dan terdengar bunyi dentingan keras seperti benturan dua besi yang saling beradu.

"Gila, apa ini benar-benar pohon ?." Ashkar bertanya tapi tidak berharap ada yang menjawab.

"Aku pun bertanya demikian saat pertama kali melakukannya, meskipun pohon ini memang keras, tapi jika kau konsisten mengayunkan kapak, maka itu akan berhasil ." Jawab Ron selagi mengayunkan kapak.

"Sudah berapa lama kau melakukan ini ?." Tanya Ashkar.

"Tiga bulan, aku berhasil menebang empat pohon dan ini yang ke lima."

Ashkar benar-benar takjub akan kegigihan Ron yang mampu mengayunkan kapak itu seharian penuh.

kembali mengayunkan kapak sekuat tenaga, setelah beberapa kali mencoba itu cukup memberi goresan di lapisan luar kulit pohon besi.

"Apa kau tidak berniat mendapat pekerjaan lain ?." Tanya Ashkar kepada Ron sembari bekerja.

"Aku tidak bisa berharap soal itu, karena desa sendiri yang memutuskan, tapi diantara pekerjaan lainnya, menebang pohon menghasilkan upah cukup banyak." Jawaban Ron terdengar seperti keterpaksaan.

"Lalu bagaimana dengan menjadi pemburu ?."

"Menjadi pemburu membutuhkan ketrampilan bertarung atau pun keahlian ilmu sihir, dengan bakat kita yang terbilang rendah, aku rasa itu membutuhkan waktu lama." Ron tersenyum paksa.

Ashkar memikirkan dengan serius, saudari Ron yaitu Reu, mendapat pelatihan sebagai pemburu karena bakatnya di atas rata-rata, sedangkan Ron, tidak memiliki itu.

Tapi bakat menentukan segalanya, menilai bakat sama saja dengan memperhitungkan potensi untuk masa depan.

Ron harus menerima kenyataan, bahwa dia hanya diberikan tugas untuk menjadi penebang pohon, kalau pun ingin menjadi pemburu, maka satu-satunya cara adalah berlatih ketrampilan bertarung.

"Apa kau tidak berniat belajar bertarung atau ilmu sihir ?." Ashkar kembali bertanya.

"Tentu saja ada, tapi seberapa keras aku melakukannya, aku tidak pernah berhasil."

"Kalau begitu..."

"Dari pada kau mengoceh terus menerus, sebaiknya lakukan pekerjaan mu dengan serius." Tanggapan Ron terdengar keras dan juga kesal.

"Sedang aku lakukan." Ashkar merasa tidak nyaman.

Karena terlalu banyak bertanya, Ashkar tidak sadar bahwa kapak yang dia ayunkan telah menembus lapisan kulit pohon besi untuk masuk beberapa centimeter.

Itu luar biasa, karena melihat pekerja lain di sekitar, mereka bisa mengayunkan kapak seharian penuh sekedar membuat goresan di lapisan kulit luar dari pohon yang sama kerasnya dengan besi tersebut.

Ashkar sendiri tidak merasa lelah meski sudah mengayunkan kapak ratusan kali, bahkan mengukur sendiri kekuatannya, dia masih bisa lanjut untuk dua kali lipat lebih banyak lagi.

Menganggap bahwa, selama hidupnya di bumi sana, beban hidup yang dia bawa saat itu jauh lebih berat, bukan hanya lelah secara fisik namun batin Ashkar pun hampir tidak berdaya.

Pekerjaan Ashkar dan Ron selesai hingga siang hari, tepat cahaya langit berada di atas kepala sebagai tanda waktu istirahat.

Siang hari di waktu istirahat makan siang.

Ashkar melihat beberapa iblis yang berlatih sebagai pemburu kini telah kembali dari dalam hutan.

Menurut penjelasan Ron....

Ada tiga hal yang diajarkan dalam pelatihan pemburu di desa Ers han, pertama pembentukan fisik, kedua ketrampilan beladiri dan pengolahan ilmu sihir.

Pembentukan fisik, mengharuskan mereka berlari mengitari rute hutan sekitar desa dengan beban di punggung, melalui jalan berbatu, aliran sungai, tanah berlumpur dan memanjat tebing.

Ada pun beberapa instruktur yang mengawasi setiap iblis dalam pelatihan, mereka tidak segan-segan memberi hukuman berupa tendangan keras agar tetap berlari, meski mereka hampir semaput para instruktur menolak menunjukkan belas kasih.

Ashkar bisa melihat betapa kejamnya instruktur memberi hukuman, bahkan cukup banyak iblis harus terluka oleh cara mereka.

Usut punya usut, nyatanya melatih iblis menjadi pemburu, bukan sekedar tugas mencari binatang buas untuk dijadikan makanan. Tapi juga sebagai prajurit yang melindungi keamanan desa dari serangan binatang buas dan musuh sesama iblis.

Pertikaian antar desa, kejadian itu sudah ada sebelum berdirinya desa Ers han, dimana empat desa lain memang saling bermusuhan, mereka semua mencoba menguasai wilayah hutan Ernesta dengan cara mengalahkan setiap desa yang ada.

Ashkar melihat iblis pemburu berkumpul di tengah lapangan.

Rea adalah salah satunya, dia sudah menyelesaikan pelatihan cukup cepat, menyamai waktu para senior yang secara fisik sudah terbiasa berlari dan memanjat tebing dengan beban di punggung mereka.

"Bagaimana dengan mu Ashkar, apa kau yakin sanggup jika harus berlatih seperti itu." tanya Ron.

"Ya aku tidak bisa mengatakan kalau aku sudah cukup berpengalaman dalam hal berlari."

Lari dari tanggung jawab dan kenyataan maksudnya....

"Jangan menganggap hal itu mudah."

"Tentu tidak, tapi aku ingin belajar tentang ilmu sihir." Ungkap Ashkar.

Ron tertawa dengan mulut yang masih mengunyah daging.

Setelah selesai berlari, iblis pemburu mulai melakukan latihan selanjutnya, angkat beban, bukan berarti beban tanggung jawab, beban keluarga atau pun semacamnya, melainkan mendorong sebuah batu besar hingga beberapa meter ke depan.

Ashkar bertanya setelah Ron berhenti tertawa..."Apa perkataan ku lucu ?."

"Jika boleh jujur, aku menganggap kau sedang membuat lelucon." balas Ron.

"Aku serius."

"Kalau begitu kau harus belajar mengolah energi sihir terlebih dahulu."

"Mengolah energi sihir ?, Bagaimana caranya ?." Ashkar tidak tahu harus berbuat apa dalam melatih energi sihir.

"Jangan tanya kepadaku, aku tidak memiliki bakat soal ilmu sihir." Ron tersenyum mengejek.

"Bagaimana dengan Reu, kau mengatakan dia berbakat."

"Aku tidak yakin kalau dia mau mengajarkan tentang ilmu sihir." Ada ketidaknyamanan ketika dia membahas tentang Reu.

"Kenapa ?."

"Dia hanya peduli dengan dirinya sendiri." Ron tersenyum pahit, seakan keduanya tidaklah terlalu akur.

Pelatihan selanjutnya adalah pilihan bagi para iblis pemburu.

Berlatih teknik beladiri atau ilmu sihir, mereka juga bisa memilih keduanya, namun cukup jarang bagi mereka untuk nampu mempelajari dua kemampuan dalam satu tubuh.

Berbeda dengan ilmu sihir yang mengharuskan mereka memiliki kapasitas energi sihir dalam jumlah tertentu. Berlatih teknik beladiri hanya membutuhkan ketangkasan, kerja keras, kekuatan fisik dan pantang menyerah.

Walau pun kedua kemampuan tersebut bisa dicapai seiring berjalannya waktu dengan berlatih setiap hari, tapi pencapaian mereka akan dihentikan oleh bakat.

Jika ada kesempatan, Ashkar pun ingin mencoba berlatih ketrampilan beladiri, namun pertama-tama dia harus mempelajari ilmu sihir.

Selama ini, dia hidup dunia modern dengan segala ilmu pengetahuan yang menjadi dasar kewajaran logika para manusia.

Bagi manusia bumi, ilmu sihir hanya sekadar fantasi belaka, sehingga Ashkar merasa tertarik untuk mempelajari sesuatu yang tidak ada dalam kehidupan manusia bumi.

1
Yurika23
aku mampir ya Thor.
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...
Raizelparlindungan
beda tipis namanya sama penjahat kelamin ASKAR🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!