Pernikahan 99 Hari

Setelah di usir oleh Alana, Sky membawa Rachel keluar dari gedung apartemen tempat tinggalnya dengan susah payah. Karena kekasihnya itu tidak mau mengalah dan terus memaksa untuk kembali masuk ke dalam unit tempat tinggalnya. Tidak ia hiraukan sama sekali penampilannya yang sudah rapih namun masih mengenakan sandal bukan sepatu, karena yang penting baginya saat ini adalah membawa Rachel pergi.

"Sayang kau itu kenapa diam saja di usir olehnya? Bukankah apartemen itu milikmu?" Tanya Rachel dengan kesal setelah berhasil masuk ke dalam mobil tanpa dikenali oleh orang-orang yang berlalu-lalang di gedung apartemen tersebut.

"Apartemen itu memang milikku tapi status Alana sekarang istriku, jadi dia berhak untuk mengatur siapa saja yang diperbolehkan atau tidak untuk masuk." Jelas Sky dengan perlahan agar kekasihnya tidak marah.

"Istri-istri.., dia itu hanya istri kontrak selama sembilan puluh sembilan hari. Ingat itu!" Rachel tidak suka melihat Sky yang begitu membela Alana, karena ini kedua kalinya pria itu lebih mementingkan perasaan wanita itu dibanding dirinya yang nota bene kekasihnya. Dan ini tidak bisa ia diam kan lagi, karena takut Sky akan tergoda dan jatuh cinta pada Alana.

Bukan karena Rachel merasa tidak percaya diri Sky akan tergoda Alana, karena jelas-jelas dia berada diatas Alana dalam segala hal. Tapi mengingat bagaimana sifat seorang Sky Dwight yang mudah jatuh cinta pada setiap wanita, membuatnya harus bersikap waspada. Itu sebabnya hari ini ia sengaja mengosongkan jadwal hanya untuk bersama kekasihnya selama seharian penuh.

"Iya dia istri kontrak ku selama sembilan puluh sembilan hari, jadi biarkan itu berjalan dengan semestinya jangan kau ganggu." Padahal tadi malam Sky sudah menjelaskan agar Rachel tidak membuat keributan dengan Alana, termasuk melarang kekasihnya itu untuk datang ke unit apartemennya. Tapi Rachel justru melanggar semua yang dikatakannya.

"Aku mengganggu?" Rachel tak terima.

"Salah lagi." Gumam Sky dalam hati sambil menghela napasnya. "Jika kau masih ingin berdebat lebih baik aku keluar."

"Tunggu Sky!" Rachel menahan tangan kekasihnya yang ingin keluar dari mobil. "Kenapa kau jadi marah." Ucapnya dengan sendu. Ia menekan emosinya agar Sky bersimpati dan kasihan. Itulah yang selalu dilakukan Rachel selama menjalin hubungan dengan Sky. Dia lebih banyak mengalah dan menuruti semua yang diinginkan Sky, yang terkadang membuatnya berpikir apa benar pria itu mencintainya.

"Aku tidak marah tapi menghindari pertengkaran, kau tahu jelas aku paling tidak suka berdebat." Ujar Sky dengan tegas, namun dalam hati dan pikirannya justru tertuju pada Alana. Ya, dia memang paling tidak suka berdebat apalagi dengan seorang wanita, tapi kenapa dengan Alana dia justru merasa senang jika sudah membuat wanita itu marah hingga mereka berdebat yang akan berakhir di atas ranjang.

"Ck, oke aku tidak akan berdebat lagi. Tapi sebagai gantinya temani aku seharian ini." Rachel merangkul mesra kekasihnya dengan tersenyum, tapi Sky justru diam saja seperti melamun. "Bagaimana sayang?" tanyanya sambil menggoyang tubuh kekasihnya.

"Eh, kau mengatakan apa?" Sky yang tersadar dari lamunannya, menatap pada Rachel yang entah sejak kapan sudah memeluknya.

Rachel pun kembali emosi. Bisa-bisanya Sky melamun di saat bersamanya, semakin membuat Rachel yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan kekasihnya itu. Ia benar-benar bersumpah mulai detik ini dirinya akan menjaga Sky dan selalu memperhatikan pria itu kapanpun dan dimana pun. Tidak akan ia biarkan wanita ****** seperti Alana merebut miliknya yang paling berharga. Sky adalah cintanya, masa depannya dan Rachel akan menjaga masa depannya itu dengan cara apa pun.