NovelToon NovelToon
Demi Menjaga Kewarasan

Demi Menjaga Kewarasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.

Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.

Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.

Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8 Biar Merasakan Akibatnya

Sampai jam 9 lebih, Bik Sumi, Wati, Jelita bahkan Pak Seno masih belum juga nampak batang hidungnya. Baskoro dan Rico yang baru berkumpul di ruang makan pun ikutan merasa heran dan bertanya-tanya.

"Mereka pada kemana sih? Gak tahu apa kalau kita sudah lapar? Mana kulkasnya dikunci lagi," Dewi ngomel lagi.

"Kulkasnya dikunci? Beneran, Buk? Kok bisa?" cecar Sisca karena kaget campur heran.

"Ya gak tahulah kok tanya Ibuk," semprot wanita itu.

"Coba kamu telpon istrimu, Ric," perintah Dewi pada anak lelakinya yang langsung dituruti oleh Rico. Namun saat pemuda itu memencet gambar telpon di nomer WA istrinya, panggilan tersebut gagal karena jaringan wifi nya tidak ada.

"Pantesan gak bisa manggil, ternyata jaringan wifi nya gak ada," gumam Rico tapi suaranya terdengar oleh yang lain.

"Jaringan wifi nya gak ada? Jangan-jangan dimatikan sama Jelita juga," Dewi berprasangka.

"Gak tau Buk, bisa saja wifi nya memang lagi eror," timpal pemuda itu sambil meng on kan paket datanya lalu mengulangi panggilannya.

"HP nya gak aktif, Buk," kata Rico.

"Kamu punya nomer HP nya Sumi atau Wati gak? Kalau punya, telpon mereka," wanita berumur 48 tahun itu mulai emosi.

"HP Bik Sumi dan Wati juga gak aktif, Buk," lanjut pemuda tersebut.

"Feelingku kok mengatakan kalau Jelita sedang marah sama kita ya, makanya dia mengajak ke 3 pembantunya pergi dan sengaja gak pamitan sama kita," pemuda berumur 30 tahun tersebut mengungkapkan pendapatnya.

"Marah? Marah sama siapa coba? Perasaan omongan kita wajar-wajar saja. Memang dasar dia nya saja yang songong. Mentang-mentang kaya," omel Dewi.

"Mungkin buat Ibuk omongan kita wajar-wajar saja, tapi belum tentu untuk Jelita," Rico mencoba untuk membuka cara berpikir ibu nya.

"Halah lebay!" wanita itu masih tetap ngotot dengan pendiriannya.

"Ibuk itu kalau diberitahu selalu saja ngeyel seperti itu. Memangnya Ibuk mau kita diusir sama Jelita dari sini trus Rico diceraikan? Harusnya kita itu berterimakasih sama dia, Buk. Dia sudah banyak berkorban untuk kita lo," sengak Rico yang mulai emosi dengan ibunya.

"Sudah sudah, gak usah ribut. Mending Ibuk segera belanja trus segera masak," suara Baskoro menghentikan perdebatan mereka.

"Ayok Sis kamu ikut Ibuk belanja trus bantu masak."

Dengan perasaan dongkol, Dewi pun beranjak dari ruang makan menuju ke kamarnya untuk mengambil uang yang akan dia pakai untuk belanja, sedangkan Sisca, gadis itu melangkah menuju ke depan rumah untuk mengeluarkan motor dari garasi dan memanasinya sebentar.

"Nanti Ibuk mau masak apa?" tanya Sisca setelah ibunya ke luar dari pintu rumah.

"Sayur asem sama goreng tempe saja," jawab Dewi dengan nada bicara agak ketus.

"Yaelaah, tempe lagi tempe lagi," sungut gadis itu sambil meletakkan pantatnya di atas jok motor bagian depan.

"Mulutmu kalau rewel tak remes lo Sis, makan tinggal makan gak keluar modal saja kok ya protes," semprot wanita berumur 48 tahun tersebut seraya membonceng di jok belakang motor.

Mendengar omelan ibunya, Sisca pun langsung mencibir. Beberapa detik kemudian gadis itu pun mulai melajukan motornya menuju ke tempat penjual sayur yang paling dekat dengan rumah Jelita.

Sudah menjadi kebiasaan, setiap dinasehati orang lain, Sisca sering mencibir tanda meremehkan, yang sebenarnya dia mewarisi tabiat buruk ibunya sendiri.

Karena perutnya sudah lapar, Dewi tak ingin berlama-lama di tempat si penjual sayur. Sekitar 15 menitan kemudian, dia sudah mengajak pulang anak perempuannya lalu langsung memasak.

"Nanti kamu cuci perkakas masak yang kotor itu, Sis," perintah ibunya setelah kelar memasak.

"Males ah Buk, lagian tugas kuliah Sisca juga banyak. Suruh Mas Rico saja," sahut gadis itu yang langsung ngeloyor pergi untuk siap-siap mandi.

Setelah selesai makan, Rico lalu mencuci semua perkakas kotor yang ada di dapur kemudian membersihkan serta merapikan tempat itu seperti semula. Baru saja pria tersebut menyelesaikan gawenya, Sisca menghampirinya.

"Mas Ric, aku minta duitnya lagi dong, aku butuh paketan untuk ngerjakan tugas kuliah lo. Jaringan wifi nya kan gak bisa," kata gadis itu.

"Uang Mas tinggal sedikit lo Sis, itu saja untuk beli bensin sampai akhir bulan belum tentu cukup. Minta Bapak saja," sahut Rico terus terang yang langsung meninggalkan adik perempuannya menuju ke lantai atas.

Dengan wajah cemberut Sisca berjalan menuju ke depan kamar orang tuanya lalu mengetuk pintu.

"Pak, Bapak!" seru gadis berumur 20 tahun itu.

"Ada apa, Sis?" tanya Baskoro setelah membuka pintu.

"Sisca butuh paketan untuk ngerjakan kuliah, Pak. Jaringan wifi nya kan gak bisa," jawab gadis tersebut.

"Duit Bapak tinggal 500 ribunan lo Sis, waktu boyongan kemarin kan butuh biaya untuk nyewa pick up sama tukang angkut mebeuler. Ditambah lagi Bapak juga baru bayar pajak 2 motor. Minta Mas mu saja sana," ujar pria berumur 51 tahun itu.

"Duit Mas Rico juga tinggal sedikit lo Pak, soalnya kapan itu Sisca minta 1 juta untuk bayar kegiatan kuliah trus Ibuk juga minta duit 500 ribu ke Mas Rico," terang Sisca.

"Memangnya butuh duit berapa untuk beli paketannya?" Baskoro terpaksa harus mengeluarkan uangnya.

"100 ribu saja, Pak."

Setelah masuk ke dalam kamar sebentar, pria itu lalu menyerahkan 2 lembar uang berwarna biru pada anak perempuannya.

Seharian itu, anggota keluarga Baskoro makan dengan menu yang sama hingga malam harinya seperti kebiasaan mereka sebelum tinggal di rumah Jelita.

*

Setelah 1 jam perjalanan dari rumah kontrakan Ratih, Jelita menginstruksikan Pak Seno untuk menghentikan mobilnya di sebuah warung pinggir jalan untuk sarapan. Karena Jelita yang punya ide mengajak mereka liburan, tentu saja dia lah yang membiayai semua kebutuhan untuk acara liburan itu.

45 menitan kemudian mereka pun melanjutkan perjalanan hingga 2 jam lebih sekian menit mereka tiba di pantai pasir putih yang lautnya tampak berwarna biru membentang luas dan menyegarkan mata siapa yang memandangnya.

Sekalipun liburannya hasil rencana dadakan, Ratih, Jelita dan ke 3 ART nya sangat menikmati liburan itu, apalagi Jelita dan ke 3 ART nya sudah lebih dari 1 tahun belum mengadakan liburan karena Pak Adi sempat sakit-sakitan sebelum akhirnya meninggal.

Ratih dan Jelita menyusuri tepi pantai sambil bermain air dan saling bertukar cerita tentang banyak hal. Sejak di bangku kuliah hingga sekarang, persahabatan kedua perempuan itu lumayan awet karena mereka merasa klik satu sama lain.

Sementara itu, Bik Sumi dan Wati, tampak duduk di tepi pantai seraya menikmati indahnya pemandangan alam serta bercerita tentang majikannya dan keluarga Baskoro dengan suara pelan agar tidak kedengaran orang lain.

Bik Sumi dan Wati tidak membicarakan keburukan Jelita, justru sebaliknya, kedua ART itu merasa kasihan pada majikannya itu setelah kedatangan keluarga Baskoro yang mereka anggap tidak tahu diri.

Sedangkan Pak Seno, pria itu sedang duduk sendirian di bawah pohon yang ada di dekat pantai sambil merokok dan menikmati pemandangan alam sekitar.

Sampai jam 4 nan, ke lima orang itu menghabiskan waktunya di area tepi pantai sampai merasa puas. Setelah makan di sebuah rumah makan yang ada di dekat pantai mereka pun kemudian memutuskan untuk kembali pulang.

1
Saad Kusumo Saksono SH
bagus
Kezia Suhartini: trimakasih untuk apresiasinya... 🙏
total 1 replies
Idahas 3105
sdh numpang gak mau bantu2 lagi
Idahas 3105
beuhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!