Spin off "Touch me mr. Cassanova"
🍁🍁🍁
"Kak, ini beneran kita menikah?"
Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil seorang Mikhayla Nolan.
Belasan tahun menyandang status sebagai seorang adik, kini tiba tiba ia berganti status menjadi seorang istri.
Kok bisa?
Kenapa?
Mikha merasa seperti mimpi buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
...~Happy Reading~...
Calvin memarkir mobilnya di depan sebuah apartemen modern di pusat kota. Flora duduk di kursi penumpang dengan wajah yang masih terlihat lelah setelah kejadian pagi itu. Ia belum benar-benar berbicara banyak sejak Calvin membawanya pergi dari pertengkaran dengan Reza, kakak tiri Calvin yang kini menjadi suaminya.
"Terima kasih, Calvin," ujar Flora pelan ketika mobil berhenti.
Calvin menoleh, menatap Flora dengan sorot mata tenang namun tegas. "Apakah dia sering melakukan ini?’’
Flora terdiam untuk sesaat, lalu menganggukkan kepala nya lirih, air matanya kembali luruh dan kedua tangan nya saling meremas satu sama lain.
‘’Kenapa kamu gak lapor polisi? Ini bisa masuk pasal kekerasan dalam rumah tangga,” kata Calvin yang langsung di balas kekehan kecil oleh Flora.
‘’Kamu lupa, siapa Papa?’’ ucap Flora mendengus, membuat Calvin terdiam, ‘’Papa gak akan biarin itu terjadi. Dia tentu akan membantu anak nya! Jadi percuma.”
Benar! Lapor polisi tidak akan memberikan Solusi. Karena Samto tidak akan mau nama baik nya buruk, jadi sudah pasti dia tidak akan membiarkan anaknya terkena kasus, apalagi kekerasan dalam rumah tangga. Keluarga, atau orang tua Flora pun sudah tidak ada. Jadi memang wanita itu sudah tidak memiliki siapa siapa lagi.
‘’Apa kamu yakin aka naman disini ?’’ tanya calvin mengalihkan pembicaraan.
‘’Ini apartemen baru ku, Reza gak akan tahu aku disini !’’ kata Flora dengan tenang, ‘’Sekali lagi, terimakasih Calvin. Dan maaf jika aku pernah nyakitin kamu, aku menyesal dan sangat sangat menyesal!’’
‘’Jangan pikirkan apapun! Fokuslah dengan kebahagiaan mu!’’
Flora hanya mengangguk kecil. Dengan perlahan, ia membuka pintu mobil dan keluar. Calvin ikut keluar, mengawalnya hingga ke lobi apartemen.
Ketika pintu lift tertutup, Calvin berdiri sejenak di tempatnya, memastikan Flora benar-benar aman. Setelah itu, ia segera kembali ke mobilnya. Jam di dashboard menunjukkan ia sudah terlambat hampir 30 menit untuk meeting penting di kantornya.
Sesampainya di kantor, Calvin langsung disambut oleh sekretarisnya, Rani, yang tampak cemas. "Pak Calvin, rapat sudah dimulai. Mereka menunggu di ruang konferensi."
"Baik, terima kasih, Rani," jawab Calvin sambil berjalan cepat menuju ruang rapat.
Saat ia masuk, beberapa pasang mata langsung tertuju padanya. Calvin mengangguk singkat, meminta maaf atas keterlambatannya, lalu segera mengambil alih presentasi yang sebelumnya sudah dimulai oleh salah satu rekannya.
Namun, meskipun Calvin berbicara dengan tenang dan profesional, pikirannya masih sesekali melayang kepada Flora. Ia bertanya-tanya, apakah Flora benar-benar baik-baik saja? Apakah Reza akan mencoba mencarinya lagi?
Setelah meeting selesai, Calvin duduk di meja kerjanya dengan segelas kopi di tangan. Ia menatap layar laptop, tetapi sulit baginya untuk fokus. Ingatan tentang Flora membanjiri pikirannya.
Sebenarnya, ia sedikit tidak percaya jika Reza bisa berbuat sekasar itu kepada Flora. Karena yang Calvin tahu selama ini, sosok Reza adalah laki laki yang sangat lembut dan penuh kasih sayang. Reza sangat pendiam, tapi ramah. Tanpa ia sadari bahwa laki laki itu cukup kasar kepada pasangan nya.
...🍁🍁🍁...
Sementara itu, di tempat yang berbeda. Tepat nya di sekolah. Karena jam istirahat sudah tiba, Mikha dan dua sahabat nya memutuskan untuk pergi ke kantin. Saat Mikha berjalan menuju meja dengan gelas minuman di tangan, sebuah tubuh sengaja menabrak nya dengan cukup keras.
Pyaarrr!
Mikha terjatuh, gelasnya pecah, dan minuman tumpah ke lantai. Saat ia mendongak, sosok yang sudah sangat dikenalnya berdiri di depannya dengan senyum sinis.
"Oops, sorry," kata Shera, musuh bebuyutan nya, dengan nada yang penuh ejekan.
Mikha menghela napas panjang, berusaha menahan amarah. Selama ini, ia selalu berusaha mengabaikan Shera, terutama saat ujian berlangsung. Namun sekarang, ujian sudah selesai, dan kesabarannya pun habis.
‘Halal kan, kalau gue bantai sekarang?’ gumam Mikha dalam hati. Dan tanpa berpikir panjang, Mikha bangkit dan mendorong tubuh Shera hingga terjatuh.
Bruggg!
"Bangsaatt! Lo gila!" sentak Shera marah, wajahnya memerah.
"Oops, sorry! Tangan gue kepleset!" balas Mikha sambil mengibaskan tangan nya, suaranya tak kalah sinis dan penuh sindiran.
Shera yang tidak terima langsung bangkit dan mencoba membalas dengan mendorong Mikha. Namun, Mikha dengan sigap mencekal tangannya.
"Mau apa lo, hah?" Mikha menatap tajam ke arah Shera, matanya menyala-nyala.
"Lepasin tangan gue, sialan!" Shera berusaha melepaskan diri, tetapi cengkeraman Mikha terlalu kuat.
"Ckckck, pengen banget apa pengen aja?" balas Mikha sambil mencibir.
Tidak tahan lagi, Shera menjambak rambut Mikha, dan Mikha pun membalas dengan tindakan yang sama. Keduanya saling tarik-menarik rambut, membuat keributan besar di kantin yang segera menarik perhatian seluruh siswa.
‘’Anjirr sakit! Lepas gak!’’ seru mIkha berusaha melepaskan diri.
‘’Lepasin juga rambut gue anjirr ini sakit ! Aarrklkhh !’’
‘’Lebih sakit gue, lepas dulu !’’ seru Mikha.
‘’Enggak ! Lo lepas, gue juga lepas, Arrkkhhhh!’’ bukan melepaskan, justru Mikha semakin keras menjambak rambut Shera.
Keributan itu berlangsung beberapa saat, dan akhirnya berhasil di lerai saat guru BK datang karena menerima aduan dari salah satu siswa di kantin.
"Mikha! Shera! Apa-apaan ini?!" seru Bu Della.
Tiga tahun Shera dan Mikha bersekolah disana, entah sudah berapa kali sekolah itu mengganti guru BK. Bukan karena di pecat oleh sekolah, melainkan para guru itu pada mengundurkan diri, lantaran tidak sanggup menghadapi Mikha dan Shera, yang selalu bertengkar dan berdebat.
Mendengar suara teriakan guru Bk, Mikha dan Shera akhirnya melepaskan cengkeraman mereka, tetapi tatapan mereka masih penuh amarah. Rambut mereka berantakan, dan wajah mereka memerah karena emosi.
"Dia yang mulai duluan, Bu!" Mikha menunjuk Shera, masih dengan nada marah.
"Apaan sih?! Gue cuma nggak sengaja nyenggol, kok lo lebay banget!" balas Shera dengan nada defensif.
"Nggak sengaja? Lo sengaja banget, Shera!’’ balas Mikha tak terima.
‘’Gue emang gak sengaja! Justru lo yang sengaja dorong gue sampai pantatt gue sakit!’’
‘’Gue udah bilang, tangan gue yang kepleset !’’
‘’Mana ada tangan kepleset ! Orang goblokk juga tahu, lo ngibul!’’
"Cukup!" potong Bu Della tegas. Merasa pusing mendengar keduanya berdebat, "Ikut saya ke ruang BK sekarang juga!"
Di ruang BK, Bu Della memandang Mikha dan Shera bergantian dengan tatapan serius. Kedua gadis itu duduk dengan wajah cemberut, masih enggan untuk berbicara satu sama lain.
"Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi," kata Bu Della.
Shera buru-buru angkat bicara. "Bu, saya cuma nggak sengaja nyenggol dia. Eh, dia malah dorong saya sampai jatuh!"
Mikha mendengus. "Nggak sengaja? Itu jelas-jelas lo sengaja, Shera! Lo selalu cari masalah sama gue!"
"Enggak Bu, dia itu memang sensitif!" balas Shera sambil melipat tangan.
"Diam kalian berdua!" Suara Bu Della menggelegar, membuat keduanya terdiam. "Kalian ini sudah hampir lulus, tapi kelakuan seperti anak kecil! Apa kalian tidak malu dengan teman-teman kalian?"
Mikha dan Shera saling melirik, tetapi tidak ada yang mau mengalah.
Bu Della menghela napas panjang. "Baiklah. Karena kalian berdua tidak mau mengakui kesalahan masing-masing, saya akan panggil orang tua kalian. Sampai saat itu, kalian tidak boleh meninggalkan ruang BK ini."
Ketika Bu Della keluar untuk menghubungi orang tua mereka, Mikha dan Shera terpaksa duduk berdua dalam keheningan yang canggung.
"Kenapa lo selalu cari gara-gara sama gue, Shera?" tanya Mikha akhirnya, suaranya sedikit melembut.
Shera memutar bola matanya. "Gue nggak cari gara-gara. Lo aja yang selalu bawa-bawa perasaan."
Mikha menatapnya tajam. "Bohong. Lo nggak suka sama gue dari dulu. Gue tahu itu."
Shera terdiam sejenak, lalu mendesah. "Oke, gue akui. Gue nggak suka sama lo. Puasss!’’
Mikha mengerutkan keningnya. "Kenapa?"
...~To be continue …....
Semangattt terus mbak penulis sehat selalu 💪💪🙏🙏🌹🌹
dah tau kan siapa sebenarnya flora....
beruntung calvin tidak menikah dgn sijalang flora tidak tulus mencintai calvin....
Reza dan davin jd korbannya sijalang flora,,,kirain flora itu sangat polos dan lugu ternyata kelakuannya hanya manfaatin pria2 beruang....
Belajarlah membuka hatimu tuk istri kecil itu...
lanjut thor...,