[UPDATE RUTIN 2 - 3 CHP PERHARI]
"Hei, Liang Fei! Apa kau bisa melihat keindahan langit hari ini?"
"Lihat! Jenius kita kini tak bisa membedakan arah utara dan selatan!"
Kira kira seperti itulah ejekan yang didapat oleh Liang Fei. Dulunya, dia dikenal sebagai seorang jenius bela diri, semua orang mengaguminya karena kemampuan nya yang hebat.
Namun, semua berubah ketika sebuah kecelakaan misterius membuat matanya buta. Ia diejek, dihina, dan dirundung karena kebutaanya.
Hingga tiba saatnya ia mendapat sebuah warisan dari Dewa Naga. Konon katanya, Dewa Naga tidak memiliki penglihatan layaknya makhluk lainnya. Dunia yang dilihat oleh Dewa Naga sangat berbeda, ia bisa melihat unsur-unsur yang membentuk alam semesta serta energi Qi yang tersebar di udara.
Dengan kemampuan barunya, si jenius buta Liang Fei akan menapak puncak kultivasi tertinggi.
(Support author dengan like, gift, dan komen)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19 Kebangkitan Iblis: Long Yuan Menghadapi Jalan Kehancuran
Liang Fei berusaha mempertahankan ketenangannya di tengah situasi yang semakin berbahaya.
Sebagai petarung yang sudah terlatih, ia memahami risiko menghadapi lawan yang kehilangan kendali atas diri mereka sendiri.
Long Yuan, yang kini benar-benar dikuasai oleh energi jahat, menyerang orang-orang di sekitarnya tanpa pandang bulu.
Kekuatannya meluap-luap dan tak terkendali. Setiap pukulannya memecah udara, menciptakan pengaruh destruktif yang membuat semua orang berlarian penuh ketakutan.
"Tolong selamatkan aku!"
Salah seorang murid nyaris terbunuh oleh gelombang hitam yang dilancarkan Long Yuan ke segala arah. Namun, serangan angin kuat segera menghempaskan gelombang hitam tersebut.
"Terima kasih, Nona Seo Yun," ucap murid yang diselamatkan, mengungkapkan rasa terima kasih kepada Seo Yun yang kini memutuskan untuk turun tangan langsung.
Penampilan Seo Yun sangat memukau di tengah kericuhan yang melanda tempat itu. Dengan senjata kipas di tangannya, Seo Yun menghempaskan seluruh serangan hitam yang dilepaskan oleh Long Yuan.
"Apakah hidupmu begitu buruk hingga kau rela menjadi iblis?" gumam Seo Yun, mengejek penampilan Long Yuan yang kini lebih mirip seperti demon daripada manusia.
Dua tanduk mencuat dari keningnya, matanya memerah, dengan gigi tajam menghiasi mulutnya. Setiap gerakannya diliputi oleh asap hitam yang mampu membunuh serangga dan tanaman seketika.
"Seo Yun, tolong evakuasi para murid. Biar aku yang menghadapi Long Yuan!" seru Liang Fei.
"Baiklah, jangan ragu untuk meminta bantuanku jika kau dalam keadaan terdesak."
Seo Yun dan Liang Fei saling berpandangan, seakan mengerti bahwa mereka saling membutuhkan untuk meredakan kondisi tersebut. Namun, meskipun Seo Yun bertekad untuk menolong semua murid, energi gelap yang tersebar di udara bagai racun yang menghisap energi Qi seorang kultivator.
Kultivator tahap Pembentukan Tubuh, yang memiliki energi Qi lebih sedikit, akan merasakan dampak racun itu lebih kuat menggerogoti tubuh mereka. Akibatnya, energi mereka terserap dengan cepat sebelum akhirnya tewas dalam keadaan kering.
"Long Yuan, aku akan menghabisimu sebelum banyak korban jiwa yang berjatuhan," kata Liang Fei dengan mantap.
Energi Qi berwarna putih berkumpul sebelum ia membuat kode tangan dan memunculkan banyak pedang yang terbuat dari Qi di sekelilingnya.
Pedang Qi itu melesat, menghujani Long Yuan. Pria yang sudah tidak bisa disebut manusia itu memadatkan energinya untuk menciptakan pelindung guna menahan serangan Liang Fei.
Namun, di balik energi jahat yang melingkupi Long Yuan dan memberikan kekuatan besar, pertahanan improvisasinya tidak cukup kuat untuk menahan serangan yang diatur dengan cerdas oleh Liang Fei.
Setiap serangan pedang Qi itu membawa ketenangan dan presisi yang telah dilatih dengan baik, menembus lapisan pertahanan gelap dengan energi bersih Liang Fei.
Teriakan pertempuran dan kekacauan di sekeliling mereka seakan-akan tidak ada artinya bagi kedua petarung itu.
Liang Fei tak gentar menghadapi sosok Long Yuan yang kini semakin menggila.
"Energi jahat itu mungkin memberinya kekuatan lebih, tapi kontrol dan ketenangan tetap menjadi milikku," gumam Liang Fei sambil menyusun rencana selanjutnya di tengah pertarungan mereka.
Sementara itu, perlahan tapi pasti, Seo Yun memimpin evakuasi para murid, memanfaatkan teknik kipasnya untuk mengusir serpihan-serpihan energi gelap yang melayang seperti awan hitam menyesakkan.
Setiap langkahnya penuh perhatian, memastikan tidak ada yang tertinggal atau terjebak dalam kekacauan ini, meskipun ada beberapa murid yang telah tewas mengenaskan.
Disisi lain, pertempuran Liang Fei semakin sengit. Dalam satu gerakan cepat, Liang Fei memusatkan energi Qi ke pusat tubuhnya, menggunakan teknik bernama Gerbang Surgawi.
Teknik ini menciptakan gelombang energi murni yang bergerak deras seperti air terjun, mengarah langsung menuju jiwa Long Yuan yang dikuasai energi hitam.
Long Yuan terhenyak, merasakan kekuatan yang membanjiri pertahanannya semakin kuat, seperti api yang menyapu habis reruntuhan rumah kayu.
Energi Qi dari Liang Fei menyentuh esensi dalam dirinya, menembus inti kegelapan yang terkubur jauh di dalam jiwa Long Yuan.
Jeritan keputusasaan Long Yuan bergema ketika lapisan pertahanan terakhir dari energi gelap itu hampir runtuh. Namun, perlawanan tidak terduga menghempaskan niat Liang Fei.
"Sepertinya kebencianmu kepadaku membuatmu rela menukar jiwamu dengan iblis," gumam Liang Fei.
Ia tidak bisa mengusir energi jahat yang merasuki jiwa Long Yuan jika pemilik jiwa tersebut tidak mengizinkannya.
"Hahahaha!" Long Yuan tiba-tiba tertawa, mengagetkan Liang Fei.
Siapa sangka orang yang tadinya menggila seperti hewan buas kini kembali mendapatkan kesadarannya.
Tawa Long Yuan semakin menggelegar, suaranya menggetarkan udara dan penuh intimidasi.
"Ini luar biasa. Aku merasa menyatu dengan kekuatan ini. Tidak ada yang bisa menghentikanku!"
Long Yuan berdiri tegak, merasakan kekuatan jahat meluap-luap di dalam dirinya.
Tingkatan kultivasi? Itu tidak perlu!
Long Yuan hanya harus membunuh dan menyerap jiwa seseorang untuk terus bertumbuh kuat dan menjadi tak terkalahkan.
Patriark Long Ye beserta para penatua akhirnya tiba setelah sibuk mengevakuasi para murid. Patriark Long Ye menatap cucu kesayangannya, tidak percaya.
"Cucuku, Long Yuan. Kembalilah. Kau masih punya kesempatan untuk mendapatkan kembali kemanusiaanmu."
"Manusia? Untuk apa aku harus kembali menjadi makhluk lemah itu? Dengan kekuatan ini, aku bisa mencapai segalanya dengan mudah!"
Energi jahat yang menyelubungi Long Yuan tampaknya telah menguasai jiwanya, atau memang kehendak Long Yuan untuk menjadi iblis.
Meskipun para penatua sekte dan Liang Fei sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyadarkannya, Long Yuan yang kini dibutakan oleh kekuasaan tidak lagi melihat siapa teman dan siapa lawan.
"Long Yuan!" suara Lei Peng, salah satu penatua sekte yang paling bijaksana, menggema di seantero arena. "Ingatlah siapa dirimu! Jalan yang kau pilih ini akan membawa kehancuran, bukan hanya untuk dirimu, tetapi juga untuk semua orang yang kau sayangi."
Namun, kata-kata bijak Lei Peng tidak menyentuh hati nurani Long Yuan yang sudah terwarnai oleh kegelapan.
Dia hanya tertawa kecil, menatap setiap orang yang sekarang mengelilinginya dengan pandangan merendahkan.
"Aku sudah memilih jalanku," jawab Long Yuan dengan suara tenang yang mengancam. "Sekarang kalian semua hanyalah batu lompatan menuju kejayaanku. Siapa yang bisa menghentikanku?"
"Baik," ujar Liang Fei pada akhirnya, dengan energi Qi yang berkobar di sekelilingnya semakin kuat. "Kalau begitu, aku akan menghentikanmu di sini dan sekarang juga."
Ketika Liang Fei hendak melancarkan serangan, Patriark Long Ye tiba-tiba menghentikannya.
"Tunggu, Liang Fei. Ini adalah tugas kami untuk menghentikan seorang murid yang kehilangan jalannya."
Liang Fei menatap Patriark sekte, sedikit kebingungan dengan sikapnya. Biasanya sombong dan arogan, kini malah rela turun tangan untuk menyelamatkan orang-orang.
"Jangan salah paham. Aku hanya ingin menyelamatkan cucuku," ujar Patriark Long Ye, mengoreksi kebingungan yang nampak jelas di wajah Liang Fei. Ia masih tidak menyukai Liang Fei sebagaimana biasanya.
"Aku mengerti," jawab Liang Fei. Setidaknya, sekarang ia bisa sedikit tenang karena Patriark sendiri yang turun tangan.
Long Ye menjadi seorang Patriark bukan tanpa sebab. Ia termasuk salah satu orang terkuat di benua itu yang menyandang gelar sebagai Naga Putih yang Tertidur.
Mudah"an tidak jadi bencana alam naga ...
tpi lumayan ciuman perpisahan...🤭🤭🤭