Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10
Pangeran ke tiga sedikit tertarik dengan wanita di depannya ini.
Dia wanita tegas dan pantang menyerah, sangat cocok jika berada di kubu ku, pikirnya.
Sedangkan Yenrou sedang berfikir, setelah ini.. jika dia tidak bisa ke perbatasan. Kemana dia akan pergi? Membayangkan nenek dan pamannya yang berada di kediaman Jendral, yang adalah mendiang ayahnya sendiri.
'Mereka pasti akan mengusir ku, walau itu rumah ayahku. Aku tidak bisa menentang nenek. Bagaimana ini?'
'Apakah aku harus keluar dari kediaman itu? Tapi itu peninggalan ayahku.'
Ketika Yenrou hendak mengatakan sesuatu dengan mengangkat wajahnya. Tiba-tiba pangeran ke tiga memotong;
"Bagaimana kalau dia menjadi pengawal pribadiku?" Dia mengajukan permintaan dengan spontan.
Karena dia memiliki firasat, bahwa gadis ini tidak ingin tinggal di Kekaisaran ini jika misinya telah gagal.
Yenrou langsung menoleh dan menatap sinis ke arah pangeran ke tiga. Barulah dia menyadari bahwa di sekelilingnya ada beberapa orang yang cukup membaut matanya lebih segar.
Dengan mengangkat kepalanya, dia menatap sekeliling.
'Hoh, ternyata sedang banyak orang.' Seolah-olah dia baru saja terbangun ketika melihat yang bening-bening. Karena dia merasa putra dan putri Kaisar sangat cantik-cantik.
Tapi, tetap saja dia tidak suka atas permintaan pangeran ke tiga itu. Walau dia pria yang cantik, tapi bukan berarti dia mau berada di sisinya selamanya. Apalagi menjadi pengawal yang harus di suru-suru.
"Maaf, saya keberatan." Yenrou langsung membantah permintaan Pangeran ke tiga.
"Yenrou, kamu tidak memiliki tujuan lain. Dari pada kamu menjadi gadis pengangguran. Dan hanya menunggu seseorang menikahi mu, bukankah lebih baik bekerja sebagai pengawal Pangeran ke tiga." Tiba-tiba Permaisuri membuka mulutnya.
Dia tertawa di dalam hatinya. Walau Pangeran ke tiga cacat, dia masih kuatir bahwa Pangeran ke tiga itu menjadi saingan putranya.
Walau saat ini putranya telah di angkat menjadi putra mahkota, dia masih saja paranoid. Bahwa Pangeran ke tiga akan merebut status putranya.
Sehingga dia sangat mendukung Gu Yenrou menjadi pengawalnya. Karena dia merasa, wanita sampah yang tidak bisa apa-apa ini, bukanlah suatu ancaman.
'Sampah dan cacat, pasangan yang serasi.' Gumam permaisuri dengan gembira di dalam hati.
Yenrou menggerakkan giginya dengan keras.
'Bajingan, kalian meremehkan ku.' Gumamnya.
'Apakah memakai salah satu pangeran dari Kekaisaran ini, bisa menaikkan jabatanku nantinya?' Dia terdiam dan berfikir.
Kaisar yang melihat Yenrou hanya diam. Dia merasa bahwa gadis ini tidak menyukai usulan itu. Tapi, dia memang harus di singkirkan dari kandidat menjadi Jendral.
Wanita yang tidak bisa apa-apa, bagaimana bisa di angkat menjadi Jendral? Gumamnya.
Padahal dia sudah memiliki rencana agar wanita ini mati di perbatasan. Tapi tanpa di duga, sepupunya mendahului tindakannya.
Dia menarik nafas, "Yenrou, terima saja tugas itu. Kamu tidak ada pilihan lain."
"Tentu saja ada, saya bisa meminta keluar dari Kekaisaran ini." Ucapnya dengan tegas.
Dia sudah tidak ingin menghormati siapapun saat ini. Dia menatap langsung ke mata Yang Mulia Kaisar.
Tindakan nya itu membuat Kaisar geram. Dia menggenggam pegangan kursi dengan kuat.
'Wanita pembangkang ini.' Kaisar ingin sekali menampar wajahnya ketika Yenrou menatap tajam ke arahnya.
"Maaf ayahanda, mungkin dia sedang kecewa karena sepupunya menjebaknya. Biarkan dia tinggal di istana selatan bersamaku sebagai pengawal pribadiku." Pangeran ke tiga melihat ayahnya hendak meledak. Sehingga dia langsung memotong perkataan ayahnya yang hendak keluar dari mulutnya.
Kaisar masih menggeram menatap Yenrou yang kini sedikit menunduk ketika mendengar Pangeran ke tiga berbicara.
'Apakah aku keterlaluan menentang Kaisar?' Pikirnya, mengingat dia tadi merasa emosi. Sehingga menatap ke arah Kaisar dengan marah.