Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27~ Scandal Ranty
"Ran, kulihat kau dekat kali dengan Hafiz, kalian pacaran atau HTS"
Tanya Siregar tanpa basa basi sambil melirik Gavin yang sedari tadi memandang Ranty dengan tatapan mendamba
"Rencananya kami akan tunangan, bang" Jawab Ranty
"Aaron tugas dimana sekarang?" Tanya Kenzio
Aaron Kaka pertama Ranty memang satu letting dengan mereka
"Tugas di Jayapura bang" Jawab Ranty dengan senyuman
Saat ini Ranty ada di tengah-tengah para pria yang berusaha mencari perhatian padanya.
Kemampuan bernegosiasi Ranty memang sudah diketahui para perwira muda itu, seringkali Ranty membantu mereka membujuk sang papa yang memiliki kekuasaan untuk mendapatkan promosi jabatan. Ranty tau dia hanya dimanfaatkan, tapi sifatnya yang selalu ingin jadi pusat perhatian dan haus validasi membuat dia menuruti permintaan itu. Mendekatinya sangat mudah, hanya perlu dipuji-puji setinggi langit. Maka ia akan jadi gadis penurut.
Sementara Hafiz yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Ranty, tidak pernah memanfaatkan Ranty sebagai alat pencari jabatan. Dia mendekati Ranty dengan cara memantaskan diri di depan keluarganya. Menjadi prajurit berbakat yang profesional dan menjadi pengusaha muda yang memiliki banyak bidang usaha, dari produk UMKM, pabrik gula, penyewaan gedung dan apartemen, pengadaan jasa bodyguard dan scurity juga perusahaan otomotif.
Keistimewaan Hafiz seperti itulah yang membuat Ranty memilih menempel padanya. Ranty melihat masa depannya ada pada Hafiz. Dia bukan perempuan yang ingin berjuang bersama dari nol. Karena gaya hidup Hedon sedari kecil tidak memungkinnya mengalami hidup susah.
"Hei guess lihatlah! Tuan rumah menyediakan Pinot Noir dan Malbec, ayo kita nikmati" Seru Diaz dengan membawa botol anggur yang diberikan sang Tuan rumah
"Tuan rumahnya mana nih? Ga serulah Tuan rumah ga ikutan cheers" tanya Siregar
"Masih pusing katanya" Jawab Diaz
Mendengar jawaban Diaz, Ranty beranjak dari duduknya, dia berniat melihat kondisi kekasihnya.
Sementara yang lain mulai menikmati anggur.
Melihat Ranty yang berjalan menaiki anak tangga ke lantai dua menuju kamar Hafiz, Gavin mengikutinya. Dia sudah tidak bisa lagi menahan kerinduan untuk menjamah Ranty.
Sreeekkk..
Gavin menarik Ranty dan membekap mulut gadis itu sebelum membuka handle pintu kamar Hafiz, mereka memasuki kamar lain yang tidak terkunci. Kamar itu Hafiz siapkan untuk keluarga intinya jika bermalam di rumahnya.
"Gavin! apa-apaan kamu" teriak Ranty berusaha berontak dari pelukan Gavin
"Sssttt..kecilkan suaramu, kalau kamu tidak ingin kekasihmu itu memergoki kita" Ancam Gavin
"Kamu mau apa?" bisik Ranty
"Aku merindukanmu, beib. Sudah tiga bulan kamu menghindariku, aku rindu mencumbumu" Gavin membelai mesra bibir Ranty dan melumatnya dengan lembut
Ranty yang selalu ketagihan akan cumbuan dan permainan cinta Gavin, akhirnya terbuai dengan lumatan yang Gavin lakukan pada bibir dan rongga mulutnya. Bibir mereka saling bertaut, tangan mereka saling meraba, hisapan dan jilatan Gavin di titik sensitifnya membuat Ranty dengan sukarela membuka buah dad*nya, dia rindu aset pribadinya tersebut dimanjakan oleh bibir dan lidah Gavin.
Jari-jari Gavin berjalan menelusuri perut rampingnya dan mencari inti tubuh Ranty yang masih terbungkus segitiga berwarna hitam. Bermain di daging kecil di sana memainkannya dengan gosokan sensual, memasuki jari tengahnya ke liang yang sudah basah dengan kecepatan tinggi memundur majukan jarinya hingga desahan dan rintihan Ranty terdengar seksi di telinga Gavin.
Mereka lupa sedang ada dimana. Hasrat dan kerinduan tlah membelenggu mereka. Hingga..
Ceklek!
Pintu dibuka!
"Ahhhhh...Ya ampun!!" teriak Nani
Dua sejoli yang sedang ditutupi kabut gairah pun kaget dan mematung.
"Mati aku!!" batin Ranty
"M-maaf..m-maaf saya mau bersih-bersih kamar, Den" Nani tergugu
Ranty langsung menyingkirkan tubuh Gavin yang menindihnya, dan bangun dari kasur. Merapihkan pakaiannya, Dia melangkah mendekati Nani dengan tatapan tajam.
"Apa yang kamu lihat simpan untukmu sendiri bik, jangan sampai Hafiz tahu. Kalau sampai mulutmu bocor, aku tidak segan-segan membunuh anak penyakitanmu dan suamimu!" Ancam Ranty
Suami Nani memang bekerja dengan papa Ranty sebagai pengemudi keluarganya sejak Nani dan suaminya baru menikah. Ranty juga tau kondisi penyakit anaknya Nani yaitu jantung koroner. Ranty juga yang merekomendasikan Nani bekerja pada Hafiz.
Setelah kepergok Nani saat mereka sedang bercumbu, Ranty segera ke toilet membersihkan diri lalu melangkah ke kamar Hafiz. Dan Gavin turun ke lantai bawah.
Dia langsung mengambil segelas Pinot noir dan meminumnya hingga tandas. Kepalanya pusing, hasratnya belum tersalurkan, Ranty menolaknya melanjutkan di hotel. Jadi ia memutuskan mabuk minuman, ditenggaknya Pinot noir dan Malbec bergelas-gelas sebagai pelampiasan.
Di depan pintu kamar Hafiz, Ranty menunggu lama setelah beberapa kali mengetuk pintu kamarnya, Hafiz tidak juga membukanya.
"Sayang, aku masuk ya" Ranty menerobos masuk karena ketukannya tidak juga diindahkan.
Hafiz sedang tidur. Beberapa kali dia menghubungi Cindra melalui telepon tidak juga diangkat. Pesan chat pun diabaikan. Dia kesal dan serba salah dengan kondisi rumahnya yang ramai dan dijadikan tempat bermain rekan-rekannya. Akhirnya dia memilih meredakan amarahnya dengan tidur.
Melihat Hafiz tertidur, Ranty langsung naik ke atas ranjang, mendekati dan memeluk Hafiz dari belakang. Merasakan gerakan punggung Hafiz saat bernafas dengan teratur saat tidur, membuatnya merasakan kenyamanan hingga akhirnya ia ikut terlelap.
Menjelang pagi rekan-rekan Hafiz satu persatu bubar, menyisakan sampah-sampah makanan dan gelas-gelas minuman berserakan.
Cindra yang terbiasa bangun subuh mengendap-endap keluar kamar. Memastikan apakah kondisi sudah aman. Sejak sore dia tidak keluar dari kamar. Hingga rasa haus dan lapar harus ia tahan. Dia lihat ruang TV sudah kosong, lalu dia berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan.
Dibukanya kulkas, dia terperanjat karena isi kulkas ludes tak tersisa. Yang tersisa tinggal air mineral. Akhirnya ia memutuskan masak nasi goreng seafood. Ditengah kegiatan memasak, ada sepasang mata yang menatapnya penuh gairah. Memindai tubuh Cindra dari atas hingga ke bawah.
'Sexy dan Cantik sekali gadis itu, siapa dia?' batin Gavin
Gavin memang tertidur di lantai tiga dengan beberapa rekannya yang semalam mabuk berat. Dia haus dan memutuskan mengambil minuman di pantry. Seperti mendapat jackpot, dia mendapati pemandangan indah. Sesosok gadis dengan rambut diikat asal dan poni yang berantakan, memakai kaos kebesaran dan celana gemes membuatnya terlihat menggoda.
"Buatnya lebihin ya, aroma masakanmu membuat perutku lapar" Suara bariton Gavin mengagetkan Cindra
"Aahh..Ya Tuhan!!"
Cindra memegang dadanya yang berdegup kencang karena kaget
"K-kaka belum pulang?" tanya cindra gugup
Gavin menggeleng, "Kepalaku pusing banget ga berani aku ngendarai mobil dalam keadaan pusing. Mungkin efek belum makan"
dengan wajah memelas
"Baiklah ka, aku buat lebih. Sabar ya" Cindra tersenyum
'Damn! Senyuman dan suaranya bikin juniorku sikap sempurna!' Batin Gavin
Gavin duduk di depan meja dapur memandangi Cindra yang sedang memotong sosis dan sayuran.
"Aku ngilu liat sosis itu dipotong, ugghh!" Ujar Gavin memancing percakapan nakal
"Kalo ga dipotong gimana bisa di campur ke nasi, Ka. Atau Kaka mau dibuatkan sosis goreng?" Jawab Cindra
Merasa obrolan vulgarnya direspon dengan jawaban polos, Gavin pun terbahak.
Tiga orang rekannya yang semalam mabuk berat turun ke bawah karena haus dan akan segera kembali ke mess. Mendapati pemandangan indah di pantry, membuat mereka ikut bergabung dengan dua orang berbeda jenis yang sedang berbincang.
"Kiw..kiw..ada pemandangan indah nih" Raka menyapa Gavin dengan toss
"Lagi buat apa nona cantik, hoo" ujar Albert, putra Papua
"Kita jadi lapar nih. Ada lebih ga masakannya?" Nelson menimpali
"Duuhh sayangnya nasi hanya untuk tiga piring, Ka. Ada roti tawar, mau aku buatkan sandwich?"
"Apapun yang Nona buat pasti enak..eee" Albert terus menatap Cindra dengan penuh minat
#Di Kamar Hafiz
Hafiz yang tertidur lelap tidak mengetahui kalau Ranty ada di kamarnya dan satu ranjang dengannya. Dua malam memang dia begadang memeriksa dokumen-dokumen penting di perusahaannya.
Gerakan lembut mengelus Juniornya membuatnya mendesah dan mengerang halus. Matanya masih tertutup, dia merasakan mimpi seperti nyata. Hafiz memutar tubuhnya untuk memberi kecupan pada bibir Cindra karena sudah nakal menggodanya. Yap!! Dalam mimpinya Cindra yang menggerayangi tubuhnya. Ketika matanya sedikit terbuka untuk menatap wajah Cindra, dia dapati wajah itu bukan Cindra, melainkan Ranty.
Hafiz langsung bangun, terduduk sambil memperjelas penglihatannya. Dia langsung mengumpat saat dia lihat sosok Ranty yang memeluk dan memberi gerakan sensual pada tubuhnya.
Ranty hanya memakai bathrobe warna putih yang diambilnya dari kamar mandi Hafiz. Tanpa memakai dalaman.
"Apa yang kamu lakukan di kamarku, Ranty!!"
"Sayang aku kangen banget sama kamu, Kamu mengabaikanku seharian" Ranti memeluk Hafiz dengan erat
Hafiz mendorong tubuh Ranty, dan dia beranjak pergi keluar kamar
Saat menuruni tangga Hafiz melihat Cindra di kelilingi rekan-rekannya di meja makan. Mereka sedang bersenda gurau.
Hafiz tau keempat rekannya itu memiliki kredibilitas buruk tentang wanita, boleh dikatakan Pen_jaha* Kela_min.
Hafiz geram, matanya menatap wanita miliknya dengan tajam.
Ranty keluar kamar dengan tergesa, dan menyusul Hafiz
"Sayang tungguu...!"
Kelima orang yang ada di meja makan menoleh ke arah suara. Mereka bengong melihat pemandangan di depannya. Hafiz memakai piyama terbuka dengan boxer dan Ranty hanya memakai bathrobe yang diikatnya dengan asal dan rambut berantakan
Seperti sisa-sisa percintaan yang menggelora.
Nelson yang memang sedang diam-diam memvideokan Cindra saat gadis itu menyesap teh dari gelasnya, tak sengaja mengarahkan kameranya ke arah dua pasang kekasih itu dengan sisa percintaannya.
Mata Hafiz menggelap, dia terus menatap Cindra dengan tatapan mengintimidasi.
"Sedang apa kamu disitu?? Masuk!!!" Hafiz membentak Cindra dengan nada suara tinggi
Cindra lari ketakutan. Dia langsung masuk ke kamarnya. Belum juga dia menikmati nasi goreng yang dibuat, dia sudah mendapatkan bentakan dari suami sirinya. Hatinya sakit sekali.
Dia langsung mengganti pakaiannya dan mengambil tas selempangnya. Dia pergi keluar rumah dengan berlari.
Setelah membentak istrinya, Hafiz berlari ke kamar dan mengunci pintu.
Gavin yang melihat wanitanya memakai bathrobe dengan kondisi acak-acakan, mengartikan bahwa mereka sudah melakukan kegiatan malam yang berhasrat dan menggelora. Matanya menggelap, hatinya hancur dan terbakar cemburu. Dia langsung keluar rumah Hafiz dengan perasaan marah dan cemburu. Melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Cindra menyetop angkot yang lewat dan membawa hatinya yang terluka ke sebuah restoran junkfood, dia benar-benar lapar. Dia ingin menumpahkan kekesalannya dengan makanan dan es cream.
Bersambung...