Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32.
Kamar tamu itu jadi terlihat terang, dan segar, setelah Debora membuka jendela balkon.
Debora kembali ke tepi tempat tidur, lalu duduk di sisi Victor berbaring.
Tangannya terulur untuk menyentuh leher, dekat rahang Victor, ia ingin memastikan suhu panas di tubuh Victor.
Tangan mungil itu terasa sejuk menyentuh kulit Victor, membuat Victor terasa nyaman.
Debora merasakan suhu tubuh Victor begitu panas, dia jadi khawatir.
Dia perlu memastikan seberapa tinggi suhu panas Victor, dia harus mengambil termometer.
Sementara yang demam, matanya tidak pernah sedikitpun beralih menatap Debora.
Perlahan Debora bangkit dari duduknya, dia akan mengambil termometer.
"Mau kemana?" tangan Victor reflek memegang tangan Debora.
"Aku mau mengambil termometer!" kata Debora kembali terduduk, karena tangannya di tahan Victor.
"Tuan!" pintu kamar tiba-tiba terbuka.
Debora dan Victor bersamaan menoleh ke arah pintu kamar.
Di pintu kamar tampak Jack berdiri, memegang gagang pintu, dan kemudian membuka pintu itu lebar-lebar.
"Dokter Hendra sudah datang untuk memeriksa anda!" sahut Jack.
Dan kemudian, masuklah seorang lelaki berusia sekitar lima puluhan, ke dalam kamar.
"Kenapa bisa sakit, sudah lama kamu tidak pernah jatuh sakit, aku ingat terakhir sekali aku memeriksamu, empat tahun yang lalu!" ujar Dokter tersebut, sembari berjalan mendekati tempat tidur.
Debora bangkit dari tepi tempat tidur, yang dengan terpaksa, Victor melepaskan tangannya memegang pergelangan tangan Debora.
Debora berdiri tidak jauh dari tempat tidur Victor, melihat Dokter itu memeriksa kakak iparnya tersebut.
"Kamu tidak makan teratur ya!" ujar Dokter itu, setelah memeriksa denyut nadi, mata dan tekanan darah Victor.
Victor diam tidak menjawab.
Sementara Debora yang mendengar apa yang di katakan Dokter itu, tiba-tiba tersadar kalau beberapa hari ini, Victor tidak jadi makan, sejak dia tidak makan bersama dengan kakak iparnya itu.
Setelah Dokter itu selesai memeriksa Victor, dia pun meresepkan beberapa obat yang perlu di minum Victor.
"Jangan telat makan lagi, untuk sementara makan makanan yang lunak dulu, lambung mu bermasalah, karena tidak teratur makan, jangan terlalu banyak pikiran, istirahat yang cukup!" ujar Dokter setelah selesai menulis resep obat Victor.
Jack menerima resep obat yang telah di tulis Dokter itu, karena dia yang akan pergi untuk menebus obat tersebut.
Dokter itu kemudian menoleh ke arah Debora.
"Untuk sementara, dia jangan terkena air dulu, kalau bisa untuk sementara, badannya hanya di lap dengan handuk hangat saja dulu!" ujar Dokter itu.
"Baik Dok!" jawab Debora menganggukkan kepalanya, tanda mengerti.
Karena Victor kekurangan cairan, Dokter tersebut, memasang infus untuk Victor, supaya tenaga Victor pulih kembali.
Setelah selesai memeriksa dan memasang infus Victor, Dokter itu pun permisi keluar dari kamar tersebut.
Jack juga bergegas keluar juga, mengantar Dokter itu sampai ke mobilnya.
Setelah itu, Jack pergi untuk menebus obat yang di resepkan Dokter tadi.
Tinggallah Debora dan Victor di kamar tamu itu, saling diam satu sama lain.
"Aku akan memasak sarapan dulu, setelah selesai, aku akan datang lagi, Arthur belum sarapan!" sahut Debora memecah keheningan kamar.
"Baik!" jawab Victor dengan cepat.
Mata pria itu, masih saja terus memandang Debora dengan tidak bosannya.
Debora pun keluar dari kamar, dan bergegas menuju dapur, untuk memasak sarapan buat mereka bertiga.
Tangan Debora dengan cepat, mengerjakan apa yang akan di masaknya.
Debora memasak dua macam bubur, Satu untuk Arthur, sementara satu lagi untuk Victor.
Bersambung....