Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Rencana gagal
Viola mengangkat sebelah alisnya, 'dia pasti sangat senang bisa membeli satu pakaian itu, tapi lihat saja saat kembali ke rumah, kau akan mendapat masalah besar. Aku pikir kau sudah menjadi lebih pintar, tapi ternyata masih tetap menjadi menantu bodoh!' ucap Viola dalam hati merasa begitu puas.
Luna yang ada di sana juga sangat senang, perempuan itu tak henti-hentinya mengukir sebuah senyuman di wajahnya, 'akhirnya perempuan ini akan segera menemui ajalnya. Kalau tuan besar sudah marah padanya, maka tidak ada lagi yang akan membelanya di rumah itu dan dia dengan mudah bisa ditendang dari keluarga Mataram!' kata Luna dalam hati.
"Sepertinya masih lama, ayo kita duduk di sana menunggu,," ucap Luna membuat Viola menganggukkan kepalanya hingga Mereka pun pergi ke arah kursi dan duduk menunggu sambil bercakap-cakap.
Kirana tetap diam di tempatnya sampai akhirnya sebuah paper bag berisi pakaian yang diinginkan oleh Kirana telah selesai dibungkus oleh sang pelayan.
Kirana mengambil paper bag tersebut dan melihat isinya sebelum akhirnya dia mengeluarkan kartu kredit dari tasnya, "aku akan membayar pakaian ini, tolong pisahkan dari yang lain," ucap Kirana.
Para pelayan terkejut melihat Kartu kredit milik Kirana.
Itu kartu kredit limited edition!
Bagaimana Perempuan itu memilikinya?
"Apa? Bukankah semua belanjaan ini disatukan?" Tanya sang pelayan membuat Kirana merasa kesal.
"Kau harus membuat pelangganmu berbicara dua kali? Itu adalah kartu kredit milikku, jadi aku bebas menggunakannya sesuka hatiku! Ah,, aku masih ingat tadi kau hendak merangkak keluar dari sini kan? Tolong setelah aku keluar dari pintu itu langsung ikuti aku sambil merangkak!" Tegas Kirana langsung membuat wajah sang pelayan menjadi pucat pasi.
Sementara pelayan senior yang menerima kartu dari Kirana telah selesai menggesek kartu tersebut dan mengembalikannya pada Kirana beserta struk bukti pembayarannya.
"Terima kasih banyak," ucap Kirana sambil mengedipkan sebelah matanya pada sang pelayan yang berwajah pucat pasi, tentunya dia tidak benar-benar berniat untuk membuat pelayan itu merangkak keluar dari pusat perbelanjaan, dia hanya ingin memberi sedikit pelajaran pada pelayan itu agar lain kali lebih berhati-hati.
"Tunggu Nona, Lalu bagaimana dengan ini?" Tanya sang pelayan toko sambil Menunjuk paper bag yang lain yang diletakkan di sana yang merupakan barang belanjaan milik Viola dan Luna.
Kirana menghentikan langkahnya, "Itu?" Tentu saja kau harus menagihnya pada 2 perempuan yang ada di sana. Kalau begitu aku pergi dulu," ucap Kirana sambil berjalan keluar dari toko tersebut.
Para pelayan yang ada di sana merasa keheranan satu sama lain.
"Jadi dia bukan pelayan Nyonya Mataram?"
"Aku rasa tadi aku mendengar dia memanggil Nyonya Mataram dengan panggilan'Ibu'"
"Astaga gila! Dia menggunakan kartu kredit limited edition, bahkan Nyonya Mataram juga tidak memiliki kartu kredit itu!"
"Apa dia lebih kaya dari dua perempuan itu?"
"Berhenti bergosip kita lanjut bekerja."
"Baiklah, Haruskah aku menghampiri mereka sekarang dan menyuruh mereka membayarnya?"
"Tidak usah, nanti mereka juga akan datang sendiri Kalau sudah mau pergi. Mereka itu pelanggan terbaik kita di sini, jadi jangan membuat mereka merasa tidak nyaman."
"Ya sudah kalau begitu kami akan menyambut pelanggan yang lain."
"Ya, pergilah."
Para pelayan pun kembali ke posisinya termasuk pelayan yang tadi sempat diberi pelajaran oleh Kirana.
Luna yang sedang bercakap-cakap dengan Viola langsung menghentikan ucapannya ketika ia melihat para pelayan telah kembali bekerja.
"Sepertinya barang-barang kita sudah selesai dibayar," ucap Luna.
"Ah, Ayo mengambilnya," ucap Viola sambil berdiri lalu kedua perempuan itu berjalan ke arah kasir.
Saat tiba di sana, pelayan senior yang ada di sana langsung menatap Viola dan Luna, "silakan tagihan pembayarannya," kata sang pelayan menyerahkan tagihan pembayaran pada 2 perempuan di sana.
"Apa? Kenapa kau memberikan kami benda itu?" Gerutu Viola merasa tidak senang dengan pelayanan di sana.
"Maaf sekali Nona, Tetapi Nona yang tadi datang bersama kalian tidak membayar barang belanjaan ini dan hanya membayar barang belanjaannya saja," ucap sang pelayan membuat mata Luna dan Viola langsung melotot sempurna.
"Apa katamu?! Dia tidak membayarnya?" Tanya Viola.
"I,, iya," jawab sang pelayan merasa canggung.
"Berani-beraninya perempuan gila itu!" Viola menggerakkan giginya sambil melirik ke pintu keluar dan mendapati pintu keluar telah kosong, tidak ada lagi Kirana di sana.
"Astaga, perempuan itu benar-benar tidak membayar semua ini?" Luna merasakan cemas, Dia tidak memiliki saldo yang cukup untuk membayar semua barang belanjaannya yang kemungkinan besar mencapai total 500 juta.
Viola pun menggertakkan giginya, dia menarik kartu kredit dari tasnya lalu dengan berat hati menyerahkannya pada pelayan di sana.
Setelah menyerahkan kartu kreditnya, Viola menatap Luna, "maafkan tante, tapi Tante hanya akan membayar barang belanjaan Tante saja karena saat ini keuangan sedang menipis karena Tante baru saja menggaji seluruh karyawan," ucap Viola membuat Luna menjadi panik.
Luna langsung tergagap, "A,, apa? Ta,, tapi,,"
"Terima kasih atas belanjanya, ini kartu kredit Anda," kata sang pelayan telah menyelesaikan pembayarannya lalu pelayan itu memberikan kartu kreditnya pada Viola.
"Terima kasih banyak," kata Viola sebelum kembali melirik Luna, "tante harus duluan, tante harus mengejar perempuan itu dan memberinya pelajaran. Kita bertemu lagi nanti ya," kata Viola sebelum membawa pergi barang-barang belanjaannya di sana meninggalkan Luna yang sedang menggigit bibir bawahnya.
"Dasar sial!" Gerutu Luna Setelah beberapa saat terdiam memandangi Viola yang sama sekali tidak menoleh ke belakang.
"Ini tagihan anda," kata sang pelayan menyerahkan tagihan belanjaan Luna.
Luna mengambil tagihan tersebut dan melihat nominal yang ada di sana mencapai 576 juta. Bagaimana lagi, dia mengambil tiga buah tas dan juga sebuah aksesoris yang mencapai harga ratusan juta.
"Tunggu sebentar," kata Luna sambil merogo tasnya dan mengeluarkan sebuah kartu kredit.
Sang pelayan mengambil kartu kredit itu dan menggeseknya, tetapi saldonya tidak mencukupi hingga sang pelayan mengembalikannya Seraya berkata, "maaf Nona, saldonya tidak mencukupi."
"A,, apa?" Luna merasakan keringat sudah membanjiri keningnya, perempuan itu mengambil kartu kredit yang lain dan mencobanya tetapi sama seperti kartu kredit sebelumnya, saldonya juga tidak cukup.
Pada akhirnya Luna mengambil kartu kredit terakhir yang ada di dompetnya dan memberikannya pada sang pelayan namun dengan 3 kartu kredit tersebut belum ada yang bisa membayar semua barang belanjaannya.
"Apakah aku bisa membatalkan beberapa barang belanjaan ini?" Tanya Luna membuat pelayan di sana menjadi tidak senang.
"Maaf Nona, barang yang sudah dibungkus tidak bisa dibatalkan," kata sang pelayan dengan ketus.
Luna menggertakkan giginya, perempuan itu mengambil ponselnya dan mau tidak mau harus menghubungi ibunya agar segera datang membantu menyelesaikan masalahnya.
Setelah menelpon ibunya, Luna kembali ke ruang tunggu dan duduk di sana sambil menggigit kukunya.
"Dasar perempuan sial! Aku akan membalasmu atas perbuatanmu hari ini! Pembalasanku akan jauh lebih menyakitkan dari apa yang kau lakukan hari ini dan aku akan mempermalukanmu sampai kau berpikir lebih baik mati daripada tetap hidup dengan rasa malu!" Geram Luna penuh amarah.
Jangan lupa dukung Novel otor yang berjudul BALAS DENDAM DAHLIA DAN PUTRANYA
Atooo anak buahnya si Yuwen?
Btw jangan2 itu anak asisten kan dah lama nikah ga bs hamil…