Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Jika dengan melawan masih membuatnya keras kepala, maka aku akan melembut agar dirinya pun ikut lembut dan menurut apa kataku, jika perlu aku akan membuatnya jatuh cinta." Batin Hana
Hana menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, karena mesala lelah setelah beberapa kali mencoba kabur namun sama sekali tidak berhasil. Lalu karena lelah, mata Hana pun terasa berat dan perlahan menutup, hingga Hana tertidur dengan sangat pulas di atas tempat tidur Elang.
"Dimana dia?" Tanya Elang, saat dirinya sudah melangkah masuk ke dalam rumah.
"Nyonya berada di dalam kamar, tuan." Jawab Atira.
"Wanita itu" Geram Elang. Ia marah karena Hana tidak menyambut kepulangan dirinya.
Dengan langkah cepat Elang berjalan menuju kamar pribadinya, dan saat Elang membuka pintu, pandangannya langsung tertuju pada tempat tidur dimana Hana sedang berbaring dengan sangat pulasnya.
'Byyuuuuuurrrrrrr' Elang menyiram wajah Hana dengan air yang ia ambil di kamar mandi.
"Hujan.. Hujan." Teriak Hana bangun dari tidurnya, dan betapa kagetnya Hana saat melihat sosok pria yang berdiri tegap di hadapannya dengan tatapan yang sangat sulit untuk di artikan.
"Elang." Ucap Hana, sambil mengusap wajahnya yang basah.
"Sudah cukup tidurmu?"
"Maaf, tadi aku ketiduran."
"Kau tahu? Karena mu aku harus mengganti tempat tidurku ini."
"Apa?"
"Karena aku tidak sudih, wanita sepertimu tidur di tempatku" Ucap Elang dengan sangat tegas membuat Hana berdiri mematung mencerna kata-kata yang barusan Elang lontarkan.
"Apa maksudmu?" Tanya Hana lalu berjalan mendekati Elang.
"Aku tidak sudih wanita sepertimu tidur di tempatku." Ulang Elang dengan penekanan di setiap katanya
"Memang aku wanita seperti apa?"
"Kau!" Tunjuk Elang pada Hana. "Kau hanya wanita malam, yang rela menjajakan tubuh demi uang."
Plaakkkkkkk.... secara spontan tangan Hana menampar pipi Elang karena tidak terima dengan apa yang Elang katakan.
"Kau.!" Elang langsung mencecik leher Hana, hingga membuat Hana kesulitan untuk bernafas.
"Berani sekali tangan kotormu itu menyentuh wajahku"
"Lepaskan" ucap Hana dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Sekali lagi kau berani menyetuh wajahku. Maka aku pastikan kau hanya tinggal nyawa saja."
Baik Elang dan juga Hana, keduanya sama-sama saling terdiam dengan tangan Elang yang masih berada di leher Hana. Keduanya saling menatap, hingga membuat Elang melepaskan tangannya dan mendorong tubuh Hana, hingga membuat Hana terjatuh.
"Kau breng*sek. Kau pria kejam. Kau monster" teriak Hana, namun Elang tidak menggubris sama sekali ucapan Hana.
•••••
Malam harinya, Hana melihat dengan jelas tempat tidur yang ia tempati tadi sore, benar-benar sudah di ganti dengan yang baru, dan semenjak kejadian tadi sore saat dirinya bersitegang dengan Elang, Hana belum melihat sama sekali di mana Elang berada. Namun sejengkel-jengkelnya Hana dengan Elang, oa tetap melakukan tugasnya malam ini. Menyiapkan makan malam untuk Elang, mau di makan atau tidak, bagi Hana itu tidak masalah yang jelas Hana sudah melakukan kewajibanya dengan baik.
"Sabar Hana, ingat hanya setahun." Gumam Hana sambil mengusap keringat di keningnya.
"Nyonya Hana, malam ini tuan makan malam di luar dengan tuan Adit,." Ucap Atira
"Tidak masalah." Kata Hana sambil melihat masakan yang sudah tertata rapi di atas meja.
"Atira bantu aku mengangkat semua makanan ini."
"Baik nyonya."
Atira pun mengikuti langkah Hana yang juga membawa sebagian makanan keluar dari rumah menuju taman belakang.
"Letakkan di sini, Atira."
Atira meletakkan makanan, di pinggiran kolam. Mengikuti arahan dari Hana.
"Tolong ambilkan lagi sisanya. Dan juga bawakan beberapa piring lagi." Kata Hana,
Atira pun mengikuti perintah Hana. Dan setelah semua siap. Hana berjalan mengelilingi rumah memanggil seluruh pengawal yang berjaga di rumah itu.
"Makanlah" Ajak Hana, sambil menuangkan nasi ke semua piring dan di berikan kepada para penjaga rumah.
Semua penjaga, saling melihat satu sama lainnya. Karena ini adalah hal yang baru pertama kali terjadi di rumah ini
"Makanlah, jika tuan kalian marah. Maka aku yang akan bertanggung jawab." Ucap Atira, lalu mengambil sepiring nasi dan juga lauknya.
"Bawakan ini ke teman kalian yang menjaga do gerbang." Titah Hana.
Semua pengawal malam itu makan serentak menyantap makan malam mereka dengan lahap.
semangat terus thor
pediih tau
Karena bagi yang tidak mengetahui rasa sakitnya Hana, pasti akan mudah luluh dg perlakuan sepele Elang