sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 19
Di sisi lain, pada malam hari, Reno berada di sebuah bar, menikmati malam dengan segelas minuman di tangan. Suasana berisik dari musik yang berdentum keras, tawa keras, dan wanita-wanita penghibur yang menemaninya tampak begitu menyenangkan bagi Reno. Ia memeluk salah satu wanita di sebelahnya, tertawa tanpa peduli sedikit pun dengan apa yang terjadi pada Keira. Seolah dunianya hanya tentang bersenang-senang dan melupakan tanggung jawabnya.
Reno meminum lagi gelasnya, lalu bergoyang mengikuti alunan musik. Tak ada beban, tak ada penyesalan. Ia terus tertawa dan mengobrol dengan teman-temannya, seolah tak ada yang salah.
Namun, kebahagiaannya terhenti seketika saat dua sosok wanita melangkah tegas mendekatinya. Luna dan Shinta. Wajah mereka dipenuhi amarah, dan tanpa banyak bicara, Luna langsung melayangkan tamparan keras ke pipi Reno.
"PLAK!"
"Woi! Lo gila ya! Cewek lo di rumah sakit, tolol!" teriak Luna dengan penuh kemarahan, suaranya menggelegar di tengah keramaian bar. Semua orang di sekitar mereka langsung menghentikan aktivitasnya, menoleh kaget ke arah mereka.
Reno hanya menyeringai sinis, memegang pipinya yang baru saja ditampar. “Terus?” jawabnya santai, seolah tak peduli. Matanya dingin, dan senyum di bibirnya justru makin lebar.
Shinta, yang tak kalah marah, melangkah maju. "Lo malah senang-senang di sini pakai duit dia! Tapi lo malah nyakitin dia! Emang nggak ada otak lo?!" bentaknya dengan penuh emosi, suaranya menggema di ruangan bar yang sekarang sudah mulai sunyi.
Reno hanya tertawa pelan mendengar itu, tatapannya tetap dingin. "Dia aja yang bodoh, ngapain lo nyalahin gue? Kalian berdua nggak usah ikut campur! Ini urusan gue sama dia, bukan sama lo pada!" jawabnya kasar, dengan nada menantang.
Luna dan Shinta saling berpandangan, mata mereka dipenuhi kebencian. Reno yang ada di hadapan mereka benar-benar tidak punya hati. Mereka tahu, Reno telah merusak hidup Keira, tapi entah kenapa, Keira masih terjebak dalam hubungan beracun ini.
"Lo pikir ini cuma urusan lo sama dia?" Luna mendekat, menatap Reno tajam. "Lo udah bikin sahabat kita hancur. Jangan salahin kita kalo lo bakal terima akibatnya. Kita nggak akan diem aja ngeliat Keira dihancurin sama lo!"
Reno mendekatkan wajahnya pada Luna dan Shinta, berbisik dengan suara yang rendah namun tajam, "Dia nggak akan bisa ninggalin gue. Lagian, temen kalian itu emang bodoh. Selalu nurut sama gue."
Kata-kata itu seperti bensin yang dilempar ke api. Luna mengepalkan tangannya, gemetar menahan amarah. "Lo benar-benar nggak punya hati! Lo udah nguras duitnya, ngerusak hidupnya, bahkan lo ngancem dia. Apa lo beneran manusia, Ren?" suaranya pecah penuh dengan kebencian dan ketidakpercayaan.
Shinta menyusul dengan nada yang tak kalah tajam. "Keira selama ini cuma pengen dicintai, tapi lo malah manfaatin dia buat kesenangan lo. Lo nggak cuma ngambil uangnya, lo ngambil semua yang dia punya, termasuk harga dirinya!"
Reno mendengus, merasa tidak terpengaruh. "Lagian dia sendiri yang kasih. Gue cuma terima apa yang dia tawarin."
Mendengar itu, Luna akhirnya tak bisa menahan diri lagi. "Lo itu pengecut, Reno. Lo tahu nggak? Lo cuma bisa ngancem orang yang lo tahu lebih lemah dari lo. Lo ngegunain ketakutan dia buat nahan dia. Kalau lo emang cowok sejati, lo harusnya nggak perlu pake cara kotor kayak gitu buat nahan cewek lo!"
Wajah Reno berubah merah, tapi bukan karena malu karena marah. Kata-kata Luna mulai mempengaruhinya. "Apa lo bilang? Gue pengecut?" serunya, suaranya mulai bergetar dengan amarah yang dia coba sembunyikan.
Shinta melanjutkan dengan nada yang lebih pelan, tapi lebih menusuk. "Lo takut, Ren. Lo takut kalau Keira sadar, dia bakal ninggalin lo, karena lo nggak ada apa-apanya. Lo cuma orang lemah yang perlu kontrol orang lain buat merasa kuat. Makanya lo ngancem dia, lo manfaatin dia, karena lo tahu tanpa itu semua, lo bukan siapa-siapa."
Reno terlihat semakin terpancing, napasnya mulai berat. "Lo nggak tahu apa-apa! Gue bukan lemah! Gue yang ngatur semuanya!"
Luna menatapnya dengan pandangan penuh penghinaan. "Lo pikir lo ngatur segalanya? Lo bahkan nggak bisa ngatur hidup lo sendiri. Itu sebabnya lo lari ke sini, ke alkohol, ke wanita-wanita murahan. Karena lo nggak tahu gimana caranya ngadepin kenyataan kalau lo itu cuma parasit buat hidup orang lain."
Reno mengepalkan tangannya, jelas sekali kalau kata-kata mereka berhasil menembus ego tebalnya. Namun, dia tidak bisa mengakui itu, tidak di depan mereka. "Udah cukup! Ini urusan gue sama Keira! Lo berdua nggak ada urusannya!" teriak Reno, suaranya nyaris pecah, penuh emosi yang tertahan.
Luna dan Shinta saling berpandangan sebelum Luna berkata dingin, "Lo bakal kehilangan semuanya, Ren. Cepat atau lambat, Keira bakal sadar lo nggak lebih dari mimpi buruk yang harus dia tinggalin. Dan lo? Lo bakal sendirian, dengan semua kehancuran yang lo buat sendiri."
Luna dan sinta berbalik meninggalkan bar. Reno melihat sekeliling beberapa orang menatapnya dan berbisik kesatu sama lain "Ngapain lo pada liatin gue anjing!" semua langsung mengalihkan pandangannya.
hampir mirip dengan hidupku
Semangat terus Authot
Jangan lupa mampit ya 💜