NovelToon NovelToon
Tuan Muda Arogan

Tuan Muda Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Cinta Paksa / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: cemaraseribu

Bagaimana jadinya jika seorang CEO arogan yang paling berpengaruh se-Asia namun keadaan berbalik setelah ia kecelakaan menyebabkan dirinya lumpuh permanen. Keadaan tersebut membuatnya mengurungkan diri di tempat yang begitu jauh dari kota. Dan belum lagi kesendiriannya terusik oleh Bella, kakak iparnya yang menumpang hidup dengannya. Lantas bagaimana cara Bella menaklukkan adik ipar yang dilansir sebagai Tuan Muda arogan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cemaraseribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadi Supermodel

"Tidak Tuan Muda, tidak fulgar kok. Hanya saja emang yang ditampakkan adalah bahunya saja dengan bisa sabun yang melimpah tapi ramah di kulit, itu saja," sangkal Eden, asisten pribadi Tuan Muda.

Tuan Muda tetap bersikeras untuk tidak melibatkan soal Bella dalam hal ini. "Enggak bisa, Eden. Yang bosnya itu saya atau kamu? Hah!" seru Tuan Muda membuat seisi ruangan kamar menggelegar karena suaranya yang nyaring itu.

"Astaga naga," ucap Bella yang tiba-tiba membuka pintu dengan membawa gelas berisi jus buah.

Pandangan Tuan Muda dan Eden langsung tertuju pada Bella. Keduanya menatap Bella dengan pandangan yang berbeda. Untuk Eden, dia memandang Bella dengan penuh harap sedangkan Tuan Muda memandang Bella dengan muka datar tanpa ekspresi.

"Lancang," ungkap Tuan Muda menatap  Bella. Apakah Bella takut? Oh jelas tidak. Dirinya sudah kebal dengan semua omongan dari Tuan Muda saat ini.

"Apa yang kamu bawa, hmm?" tanya Tuan sekali lagi.

"Maaf Tuan, ini saya buatin jus buah simalakama pake racun tikus," ucap Bella sarkas. Hanya Bella yang berani omong seperti itu.

Sedangkan Eden yang berada di ruangan yang sama menahan tawanya saat Bella sarkas pada Tuan Muda. Berbalik sekarang atensi Tuan Muda memandang Eden dengan serius.

"Kenapa ketawa?" tanya Tuan Muda datar.

Eden langsung sadar dan menggeleng, "Ah enggak Tuan, enggak apa apa."

Tuan menghela nafas panjang. Rasanya energinya dua kali lipat lebih terkuras ada Bella. "Ckkk ganggu, ngerti gak!"

"Ya mana saya tempe, Tuan Muda. Eh maksudnya mana saya tahu Tuan. Hmmm ini saya disuruh sama Bik Asih juga."

Bella meletakkan jus strawberry itu di nakas Tuan Muda. Tiba tiba si Eden simeleteke ini justru membuat ontran ontran baru.

"Tuan Muda, gimana kalau kita tanya langsung sama Nona Bella saja. Dia mau jadi model apa enggak?" tanya Eden membuat Tauke kehabisan kata kata lagi.

Bella yang mendengar kata 'model'  dirinya langsung antusias. Karena sebelum menikah dengan Agash, alm. suaminya itu ia sudah menjadi model kurang lebih 2 tahun lamanya.

"Model, Den? Ada job jadi model?" tanya Bella dengan nada antusias. Berbeda dengan sebelumnya, mungkin Bella lebih memilih untuk fokus terhadap apa yang ada di depannya meninggalkan semua karir yang telah ia bangun dan rintis dulunya. Tapi keadaan berbalik setelah ekonominya mulai terguncang.

"Iya Nona, ada job model produk sabun, lumayan lho dapetnya kalau terikat kontrak.. " embel-embel Eden untuk menarik minat Bella. Hal itu jelas memicu kekesalan Tuan Muda.

"Eden Prawira!!!!!" seru Tuan Muda sampai urat lehernya kentara hahaha.

"Kita butuh, Tuan Muda. Anggap ini adalah kerjasama antara kita sama Nona Sakiya." Tuan Muda sidah tidak bisa berword-word lagi.

"Wah, berapa tuh Eden? Bisa puluhan juta gak?" tanya Bella.

"Bisa! Bahkan bisa ratusan juta, Nona."

"Aku mau!!!" seru Bella antusias.

"Gak boleh, kamu gak boleh nampilin body kamu di depan umum, Bella." Tuan Muda langsung mode posesif hahaha.

"Plis Tuan Muda yang ganteng sendiri setanah Jawa, plis yaaa. Boleh ya? Ayolah.. " ucap Bella yang justru memohon pada Tuan sambil memegang tangan Tauke.

"Ckk lepasin Bella!"

"Ayolah Tuan Muda, ayolah.. " ucap Bella sembari memberengut. Akhirnya mau tidak mau Tuan Muda mengizinkan Bella jadi model produk perusahaan miliknya.

"Dengan satu syarat!" seru Tuan Muda dengan keputusan finalnya.

"Apa Tuan Muda?" tanya Bella. Tapi pandangan Tauke Muda justru mengarah pada Eden.

"Eden, tolong kamu pastikan Bella tidak terlalu terbuka pakaiannya."

Eden seperti mendapatkan restu orang tua, ia pun langsung hormat seperti ketika upacara bendera.

"Siap, Tuan Muda. Laksanakan!!"

********

Beberapa hari kemudian...

Matahari terbenam mewarnai langit dengan palet oranye dan merah saat Eden memarkir mobilnya di depan mansion megah di tepi pantai.

"Tuan Muda jangan lupa nanti makannya dimakan ya. Jangan cuma dianggurin aja, jangan hanya dikacangin. Saya udah masak lho." Bella pun dengan tanggungjawab juga memasakkan untuk Tuan Muda sebelum pergi berangkat ke kota untuk foto model iklan sabun

Tuan Muda hanya membisu seribu bahasa. Sakiya paham raut wajahnya Tuan pasti khawatir. Ia mencolok Tuan Muda yang sedang diam kaya mau semedi di gunung Salak.

"Ckkk gak usah pegang pegang saya," keluh Tuan Muda kesal.

"Hahaha jangan gitu dong mukanya kek tegangan listrik tinggi," ungkap Bella terkekeh pelan. Tuan Muda hanya diam saja  seperti orang tidak ikhlas.

"Nona Bella, mari kita berangkat sekarang," ucap Eden yang baru saja datang.

"Iya Eden, sebentar ya saya mau pamit sama Lauren." Tiba-tiba terdengar jelas langkah Lauren yang ringan menaiki anak tangga menuju pintu utama, hatinya dipenuhi rasa bersemangat dan sedikit kecemasan.

"Lolen dak mau picah ama ibu," ujar Lauren seraya memberikan pelukan erat pada Bella. Bella hanya mengangguk lemah, matanya sebentar tertuju pada Tuan Muda yang berdiri di belakangnya dengan ekspresi tidak rela.

Bella berlutut, meraih tangan kecil Lauren yang merengek tak mau ditinggal. "Lauren, ibu pergi sebentar ya, nanti ibu pulang bawa oleh-oleh," rayunya dengan lembut.

Lauren, dengan mata berkaca-kaca, akhirnya mengangguk pelan sambil menggenggam erat jari ibunya. Tuan Muda, dengan raut muka yang berat, melangkah mendekat. "Jaga orang pecicilan ini baik-baik, Eden," ungkap Tuan Muda yang dingin aslinya perhatian.

"Enak aja pecicilan, enggak ya.. " kilah Bella.

Eden mengangguk tegas, "Tentu, Tuan. Nona akan saya bawa pulang dengan selamat." Bella memberikan senyum pahit, mengucapkan selamat tinggal pada Lauren, lalu berjalan mengikuti Eden menuju mobil yang sudah siap membawa mereka ke kota untuk sesi foto yang telah direncanakan.

Di dalam mobil, Bella melirik ke belakang, memandang mansion yang kian menjauh, dan bayangan Lauren yang masih berdiri di depan pintu dengan Tauke Muda dan maid lainnya.

Hatinya berat, tetapi dia tahu ini adalah langkah penting untuk masa depan mereka. Bella hanya bisa berdoa semoga semuanya berjalan lancar, untuk dirinya dan juga untuk Lauren yang kini terpisah darinya untuk pertama kalinya walaupun hanya satu hari.

Baru aja mau berangkat tiba-tiba Tuan Muda berteriak, "Berhenti Eden!"

Eden yang mendengarkan Tuan Mudanya berteriak, ia pun menghentikan mesin mobil tersebut.

Sedangkan Tuan Muda menyuruh Bik Asih untuk mendorong kursi rodanya itu. "Bik, antar saya sampai ke depan mobil Eden."

"Baik Tuan Muda."

Tuan mendekat dan melihat ke arah Bella. "Ckkk hati hati," ungkap Tuan Muda, ih padahal mah dia kayanya pengen ikut hahha. Tapi gengsi parah.

"Siap Tuan Muda!" seru Bella.

Mobil itu melaju cukup kencang melesat meninggalkan mansion dan pantai dengan sejuta keindahan di dalamnya.

Tuan Muda yang hatinya sejak tadi tidak tenang, ia pun langsung memberikan isyarat pada supir pribadinya.

"Ikutin mobil Eden, kita akan ke kota hari ini bareng dia," ucap Tuan Muda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!