Kebaikan hati seorang Arsy yang menolong seorang pemuda dan seorang kakek, membuat dirinya harus di kejar-kejar seorang pemuda yang terkenal kejam di dunia mafia. Kenapa?
Jika penasaran, baca yuk!
Oya, semua kisah dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
"Kita hadapi sama-sama," ucap Arsy tanpa sadar memegang tangan Zio.
"Biar aku saja, aku tidak mau kamu kenapa-napa. Meskipun kamu bisa melawan mereka," ujar Zio sambil tersenyum.
Arsy tidak lagi berkata apa-apa, iapun menyingkir dan duduk diatas motornya. Zio kini sudah bersiap-siap untuk melawan keempat pria itu.
"Maju kalian semua!" tantang Zio.
Mereka saling pandang, lalu maju secara bersamaan. Satu orang mengarahkan tinjunya ke wajah Zio. Zio memiringkan kepalanya lalu tangannya menangkis tangan pria itu.
Zio lalu berbalik dan memukul leher pria itu. Pria itu terhuyung kedepan akibat pukulan Zio.
Satu orang maju lagi dan langsung menendang Zio. Namun Zio memblokir tendangan tersebut dengan kakinya.
Kemudian Zio menendang pria itu sehingga pria itu terlempar membentur mobil.
"Keren gak?" Zio menyombongkan diri dengan mengedipkan matanya ke Arsy.
"Konyol," jawab Arsy. Tanpa Zio duga, satu bogem mentah mendarat di wajahnya.
Arsy yang melihat itupun tertawa. Bukannya kasihan, tapi malah lucu menurutnya.
"Sial!" maki Zio, kemudian membalas pukulan tersebut tanpa ampun.
Sementara David yang tidak bisa apa-apa hanya terdiam mematung ditempatnya. Dia hendak kabur, namun Arsy segera melempar nya dengan helm miliknya.
David tersungkur karena helm tersebut terkena kepala David. David memegangi kepalanya yang terasa pusing.
Arsy berjalan mendekati David. "Bukannya kamu jago? Kok bisa jatuh karena lemparan helm?"
Arsy mencengkram kerah baju David. Lalu memberinya bogem mentah dua kali di wajah David.
Buugh ... buugh, dua bogem mentah lolos tanpa hambatan sedikitpun di wajah David.
"Aaaahhh...!" jerit David. Dan hidungnya pun berdarah.
"Jangan cari masalah denganku jika tidak ingin perusahaan orang tuamu bangkrut!" ancam Arsy.
David merinding saat melihat tatapan mata Arsy berubah tajam. Selama ia mengenal Arsy, belum pernah melihat tatapan mata seperti itu.
Dan juga, Arsy seperti berbeda dari sebelumnya. David tidak tahu jika Arsy ahli beladiri.
"Si-siapa kamu sebenarnya?" tanya David gugup. Sangat berbeda dari sebelumnya yang terlihat berani.
"Nama ku Arshavina Arsy, bukan nya kamu sudah tahu?"
"Kamu bukan Arsy yang aku kenal, kamu ...."
Buugh ... satu lagi pukulan dari Arsy, sehingga membuat David pingsan.
Arsy masuk kedalam mobil David dan menepikan mobilnya karena menghalangi jalan. Setelah itu Arsy kembali ke motornya dengan membawa helm yang tadi ia lempar.
Arsy kemudian pergi dari situ tanpa berkata apa-apa kepada Zio. Zio yang sudah mengalahkan empat orang tersebut pun melongo melihat Arsy pergi begitu saja.
"Ehh, tunggu!" pekik Zio. Namun Arsy hanya melambaikan tangannya sebagai ucapan terima kasih.
"Gadis yang menarik," gumam Zio sambil tersenyum. Kemudian ia memegangi dadanya yang bergemuruh.
"Sepertinya tidak mudah untuk mendapatkan gadis itu, tapi aku Zio, pantang menyerah sehingga aku mendapatkannya," batinnya.
Zio kemudian masuk kedalam mobilnya dan menelepon bawahan untuk menjemput orang yang sudah berani mengganggu pujaan hatinya.
Sementara David yang baru sadar dari pingsannya pun masuk kedalam mobil. Ia ingin segera pergi dari tempat itu.
Ia tidak perduli dengan orang suruhannya yang masih terkapar ditanah. Yang penting ia harus kembali ke rumah.
Zio yang tadinya ingin meninjau kampus pun tidak jadi, karena ia sudah bertemu dengan Arsy.
Tadinya ia hanya ingin memastikan, apa benar Arsy berkuliah di universitas tersebut. Dan setelah memastikan, maka ia mulai besok akan melaksanakan rencananya untuk masuk ke universitas itu sebagai mahasiswa.
"Arshavina Arsy," gumam Zio sambil tersenyum. Sehingga ia tidak fokus saat menyetir dan hampir menabrak seorang anak kecil yang tiba-tiba berlari.
Beruntung Zio cepat mengerem, namun anak itu terlihat syok karena hampir tertabrak. Zio pun segera keluar demi memastikan jika anak itu baik-baik saja.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Zio menghampiri anak itu. Anak menggeleng, dia masih syok hingga tidak bicara apapun.
Zio mengambil dompetnya dan mengeluarkan uang beberapa lembar, lalu diberikan kepada anak itu sebagai uang kaget.
"Ambillah," ucap Zio saat melihat anak itu sepertinya ragu.
Anak itu menatap wajah Zio, kemudian Zio mengangguk. Tanpa berkata apa-apa, anak itu segera pergi dengan berlari meninggalkan Zio yang masih berjongkok disitu.
"Anak yang malang, beruntung aku segera sadar dari lamunanku, sehingga sempat mengerem," batin Zio.
Kemudian ia kembali masuk kedalam mobil dan akan kembali ke perusahaan. Zio pun kembali menjalankan mobilnya dan pergi dari tempat itu.
Zio tiba di perusahaan, Tio sudah menunggu di lobby untuk menyambutnya.
"Tuan," sapa Tio sambil membungkuk hormat.
"Siapkan motor bebek untukku," pinta Zio.
"Tuan, Anda?"
"Jangan banyak tanya, siapkan saja. Beli baru jika perlu. Ingat! Jangan terlalu mencolok, aku mau yang biasa saja."
"Baik Tuan!"
Mau tidak mau Tio tetap menurutinya. Meskipun ia bingung, untuk apa tuannya meminta sepeda motor? Sedangkan koleksi mobilnya banyak. Dan juga motor sport pun ada, tapi malah meminta sepeda motor bebek.
"Tuan ada-ada saja, apa tuan mau pura-pura miskin?" batin Tio. Tio menggelengkan kepalanya dan tidak mengerti dengan sikap tuannya.
Tio menelepon seseorang untuk memesan sebuah sepeda motor dan diantar ke alamat mansion Zio. Kemudian Tio mentransfer sejumlah uang sebagai pembayaran.
Kemudian Tio pun naik lift untuk menuju lantai atas. Karena ia akan menyusul tuannya yang sudah lebih dulu naik.
Tio masuk ke ruangan Zio setelah mengetuk pintu. Tio melihat tuannya sedang mengetuk-ngetuk meja dengan pulpen.
"Tuan, tuan besar tadi kemari mencari Tuan. Tapi sudah pulang lagi karena tidak menemukan Tuan," ucap Tio.
"Untuk apa kakek kemari, bukankah beliau belum sehat sepenuhnya?"
"Beliau mencari Anda, Tuan. Mungkin ada hubungannya dengan gadis yang akan kakek jodohkan untuk Tuan.
"Hah ... kakek, sudah berapa kubilang, jika aku tidak mau dengan gadis pilihannya," gumam Zio, tapi masih didengar oleh Tio.
"Tuan, saran saya, sebaiknya Tuan terima saja gadis pilihan tuan besar. Saya yakin, tuan besar tidak akan salah menilai orang."
"Sekali lagi kamu bilang seperti itu, aku kirim kamu ke planet mars!"
Tio langsung terdiam, mana berani dia melawan. Apalagi ingin dikirim ke planet mars.
Zio pun melambaikan tangannya menyuruh Tio keluar. Mendengar saran dari asisten pribadinya, membuat mood nya menjadi buruk.
"Maaf kek, aku tetap dengan pendirian ku. Karena ini menyangkut masa depanku," batin Zio. Kemudian ia menyandarkan kepalanya disandaran kursi.
Zio jadi kurang semangat untuk bekerja. Kemudian ia memanggil Tio untuk masuk kedalam ruangannya.
"Ada apa Tuan memanggil saya?"
"Apa sudah kamu persiapkan untuk pertemuan nanti malam?"
"Sudah Tuan, mereka juga sudah bersiap-siap sesuai rencana."
"Bagus, Jaydon itu licik dan kita harus cerdik."
Tio mengangguk, mereka akan mengadakan jual beli senjata nanti malam. Dan sudah di sepakati akan bertemu ditempat yang tidak didatangi orang.
Zio tahu jika itu adalah taktik Jaydon untuk memuluskan rencananya. Dan Zio akan mengikuti permainan Jaydon.
lanjut Thor jngan dengar kan yg engga suka