Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Beberapa hari telah berlalu, Roseline mulai merasakan perasaan bosan ketika harus berpura pura terlihat seperti mencintai William, dengan cara memberi perhatian seperti yang pernah Roseline asli lakukan, menurutnya percuma saja karna William sampai kapanpun akan tetap mencintai Audrey.
Seperti siang ini Roseline dengan langkah malas masuk ke dalam lobi perusahaan William, dengan menentang paperbag yang berisikan bekal makan siang untuk William. Dan seperti biasa kedatangannya akan di sambut oleh asisten Hans.
'' Selamat siang Nona '' sapa asisten Hans tersenyum ramah.
'' Siang juga '' balas Roseline.
'' Nih ambil '' Roseline memberikan paperbag yang di bawanya pada asisten Hans, yang mana membuat asisten Hans menerimanya dengan dahi mengrinyit.
'' Kamu berikan saja pada Tuan Mudamu, aku mau pulang '' ujar Roseline yang paham akan tatapan asisten Hans.
'' Memangnya kenapa Nona ?, bukannya biasanya anda akan memberikan langsung pada Tuan '' tanya asisten Hans.
'' Aku sudah muak melihat kebersamaan Tuanmu dengan kekasihnya, aku tidak mau jadi obat nyamuk '' sahut Roseline lalu melenggang pergi begitu saja.
Karna hampir setiap Roseline mengantarkan makan siang untuk William, Roseline akan selalu di suguhi pemandangan keromantisan William dan Audrey, yang mana lama lama membuatnya bosan sendiri.
'' Apa Nona Muda sedang cemburu ?'' gumam Asisten Hans yang hanya bisa menatap punggung Roseline yang perlahan keluar dari lobi perusahaan.
Karna takut Tuannya menunggu akhirnya asisten Hans segera membawa paperbag yang di berikan Roseline ke ruangan Tuannya, dan benar saja saat asisten Hans baru masuk, dia langsung mendapati keberadaan Audrey yang duduk di sofa, sedangkan Tuannya berada di kursi kerjanya, asisten Hans benar benar tidak pernah tahu jika Audrey berada di ruangan Tuannya saat jam makan siang, karna selama ini dirinya selalu makan siang sendiri di kantin perusahaan, bahkan asisten Hans tidak pernah menyadari kalau dirinya tidak pernah melihat keberadaan Audrey di kantin perusahaan.
'' Tuan ''
William mendongakkan kepalanya, dan seketika mengerutkan dahinya saat melihat paperbag yang di bawa oleh asistennya, dan sudah di pastikan di dalamnya makan siang dari Roseline.
'' Dimana Roseline, kenapa kamu yang membawanya ?'' tanya William dengan nada yang terdengar datar.
'' Nona Muda kembali pulang, setelah memberikan paperbag ini pada saya '' jawab Asisten Hans.
'' Pulang, kenapa dia pulang '' catus William dingin.
Asisten Hans tidak langsung menjawabnya, dia perlahan mendekat pada Tuannya, dan berbisik di dekat Tuannya, tentang kenapa Nona Mudanya kembali pulang tanpa mau ke ruangan Tuannya.
" Dia muak melihatku kembali dekat dengan Audrey, apa artinya dia cemburu " batin William.
Selang beberapa detik William bangkit dan melangkah pergi, yang mana membuat Audrey bingung.
'' Kak William, kamu mau kemana?, ini sudah waktunya makan siang '' seru Audrey menghampiri William.
'' Kamu makan siang sendiri saja, aku tidak lapar '' catus William.
'' Hans, mana kunci mobilnya ''
Asisten Hans langsung mengambil kunci mobil William dari dalam saku jasnya, dan memberikannya pada Tuannya. Setelah itu William pergi tanpa bicara sepatah katapun, bahkan William mengabaikan panggilan Audrey.
'' Kak William mau kemana ?'' tanya Audrey, asisten Hans hanya mengedikkan bahunya, lalu juga ikut pergi meninggalkan ruang kerja Tuannya.
William mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata, dan tak butuh waktu lama kini William sudah tiba di mansionnya.
'' Tuan, anda kembali '' sapa Pelayan Robert.
'' Dimana Roseline ?'' tanya William melangkah masuk ke dalam mansion.
'' Seya lihat Nona berada di taman '' jawab pelayan Robert.
William bergegas menuju ke taman mansion untuk menemui Roseline, dan benar saja dia melihat Roseline yang sedang duduk di tepi kolam ikan dengan di temani pelayan wanita.
Pelayan wanita yang menyadari kedatangan William, dia bergegas kembali masuk ke dalam mansion. Sedangkan Roseline yang masih asik memberi makan ikan di kola, belum menyadari keberadaan William yang berdiri di belakangnya.
'' Huh, bosen juga kalau tidak punya pekerjaan '' gumam Roseline yang di dengar oleh William.
'' Kamu ingin bekerja ''
Roseline tersentak mendengar suara yang amat ia kenali, dan saat menoleh ke belakang benar saja dia melihat William yang berdiri menjulang.
'' Sejak kapan kamu di sini '' tukas Roseline bangkit dari duduknya.
'' Tidak lama '' sahut William.
'' Kenapa makan siangnya tidak di antar ke ruanganku? '' tanya William.
'' Malas '' sahut Roseline ketus.
William menunduk dan mendekatkan wajahnya di depan Roseline. '' Apa kamu cemburu , hem '' tukas William menyeringai.
Roseline melototkan kedua matanya. '' Cih, siapa yang cemburu '' ketus Roseline.
'' Tentu saja kamu '' William menegakkan kembali tubuhnya sembari menahan senyum.
Roseline hanya diam saja lalu melenggang pergi, namun William mencekal pergelangan tangannya.
'' Mau kemana, ayo temani aku makan siang '' ujar William lalu menarik pelan tangan Roseline dan membawanya pergi.
'' Aku tidak mau, bukannya aku sudah mengantarkan makan siang untukmu '' tolak Roseline.
'' Aku ingin makan siang denganmu '' tukas William degan terus menarik pergelangan tangan Roseline.
Dan sepuluh menit kemudian, Roseline dan William sudah berada di restoran pusat kota, William menikmati makan siangnya sembari menahan senyumnya, melihat Roseline yang memasang wajah cemberutnya, yang menurutnya terlihat sangat imut. Dan tiba tiba William teringat dengan Roseline kecil, dulu Roseline kecil akan menggembung pipinya ketika sedang cemberut, yang mana membuatnya merasa gemas, bahkan dulu William senang sekali membuat Roseline kecil marah, karna benar benar terlihat sangat lucu di matanya.
" Maaf, karna aku pernah membuatmu sedih dan terluka '' batin William teringat kembali dengan prilakunya pada Roseline saat awal awal mereka menikah, padahal Roseline gadis yang baik, dan tak ada salahnya juga dulu Roseline yang sudah jelas istri sahnya, tidak menyukai kedekatan dirinya dengan Anna.
Padahal waktu itu William sendiri yang setuju menikahi Roseline, lalu kenapa dirinya dulu harus membenci Roseline setelah keduanya resmi menikah, bukannya di sini dirinya yang kejam, memanfaatkan Roseline dengan menikahnya agar bisa mendapat kekuasaan yang lebih besar dari kakeknya.
'' Kak, kak William kenapa melamun ''
Kesadaran William seketika langsung kembali.
'' Roseline, apa aku boleh bertanya ''
'' Tanya saja, selama aku bisa menjawab, maka aku akan jawab '' sahut Roseline.
William teridam sebentar, sebelum mengutarakan pertanyaannya pada Roseline. '' Apa kamu masih kecewa padaku, atas apa yang pernah aku lakukan saat awal awal kita menikah ?''
Roseline terdiam dia tidak tahu harus menjawab apa, karna dirinya bukanlah Roseline asli, dan juga jiwa Roseline asli sudah mengatakan padanya, jika jiwa Roseline asli memang sudah menyerah memperjuangkan William, tapi bukan berarti jiwa Roseline asli sudah tidak mencintai William, karan sampai kapanpun jiwa Roseline asli akan selalu mencintai William, setelah apa yang pernah di lakukan oleh William.
'' Aku tidak punya hak untuk kecewa pada Kakak '' tukas Roseline dengan tangannya sibuk mengaduk aduk minuman yang ia pesan tadi.
William menarik nafasnya dalam, perkataannya saat awal awal mereka menikah kembali terngiang di kepalnya.
" Dengar,,, !!! meskipun kita sudah menikah, kamu tidak punya hak untuk mengaturku " sentak William saat itu.
" Dan jangan pernah bermimpi aku menerima pernikahan ini, karna sampai kapanpun aku tidak akan sudi memiliki istri sepertimu "
William memejamkan matanya, mengingat kembali perkataannya yang sangat menyakiti Roseline, dirinya benar benar merasa bersalah.
" Roseline, kamu pasti sudah sangat kecewa dan terluka olehku, sampai sampai kamu sudah tidak perduli denganku yang pura pura kembali dekat dengan Audrey " batin William menatap Roseline penuh sesal.
dibuat panas dingin kau skrng