Gadis badas seorang Mahasiswi berprestasi dan pintar berbagai bahasa, harus berakhir koma karena orang yang iri dengki kepadanya.
Jiwanya masuk ke tubuh seorang istri bodoh, seseorang yang selalu mudah ditindas oleh suami dan mertua serta orang lain.
“Ck! Aku nggak suka wanita lemah dan bodoh! Haruskah aku balaskan dendam mu dan juga dendam ku?“ Tanya si mahasiswi pada wajah si pemilik tubuh yang dia masuki melalui cermin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Selain Cantik Juga Pintar.
Yura berdiri ber-cosplay mejadi seorang model, gadis itu bergaya dengan pose satu kaki di depan kaki lainnya dan tubuhnya berputar membentuk lekukan S besar. Tubuh kurusnya sedikit terlihat berisi, apalagi dengan memakai maxi dress yakni pakaian dengan potongan panjang dan longgar.
Mata semua orang tidak berkedip, mereka tidak menyangka menantu yang hanya selalu memakai daster belel bin lusuh di rumah mereka dan tampak seperti pembantu, kini terlihat menawan dan elegan.
Uang memang bisa merubah segalanya!
Bahkan ada rasa iri pada tatapan Paula, wajah Aruna sebelum di poles saja sudah cantik apalagi sekarang setelah di make up. Sementara dirinya harus di dempul make up tebal untuk menutupi wajah aslinya yang memang biasa saja.
“Cantik?“ tanya Yura sekali lagi pada Yoga, dia mengibaskan rambut indahnya.
“Ehm! Ka-kamu cantik, Dek Runa... eh kakak ipar!“ celetuk adik laki-laki Yoga, dia meringis mendapat tatapan tajam dari Yoga.
Usia adik laki-laki Yoga yang bernama Emran memang 6 tahun lebih tua dari Aruna, sementara usia Yoga saat ini 33 tahun berbeda 14 tahun dengan Aruna.
Drrrrrrrtt
Ponsel Emran berbunyi, itu dari kekasihnya. “Halo, sayang?“
“Jangan lupa nanti malam, perusahan Papa mu juga diundang bukan?" terdengar suara seorang wanita dalam sambungan telepon.
“Oke, sayang. Tapi, aku pasti akan sakit hati saat melihat mu dengan tunangan mu itu!“ wajah Emran tampak sedih.
"Maaf sayang, aku akan berusaha lepas dari hubungan yang tidak membuatku nyaman ini. Kau juga tau, aku sangat mencintaimu dan aku melakukan ini hanya sebab Papa ingin aku menikah dengan Alaric karena citra dan kekayaan keluarga Prabumulih. Aku juga stres menghadapi Alaric yang selalu bersikap dingin!“
“Jangan menangis, nanti malam cari waktu untuk bisa berdua ya. Aku kangen, lima hari aku ke luar kota dan hanya bisa bertelepon dengan mu.“
“Oke!“
Sambungan pun terputus, keluarga Emran sejak tadi diam mendengarkan.
“Kau masih berhubungan dengan anak dari Tuan Candra? Kau gila! Jika Tuan Candra tau kau masih berhubungan dengan putrinya, habis riwayat kita! Segera putus!“ Bentak sang Papa pada Emran.
Emran hanya melengos tanpa menjawab, lantas pergi begitu saja.
Mendengar nama Candra, otak Yura langsung berpikir keras.
“Apa yang Papa mertua maksud adalah Tuan Candra dari perusahaan MTD?“ tanya Yura, dia sedikit tau tentang keluarga Amira musuh bebuyutan nya di kampus.
“Darimana kau bisa tau?“ tanya Papa Yoga heran.
“Kenapa kalau aku tau?“ Yura balik bertanya.
“Ck! Gadis kampung nggak berpendidikan kayak kamu nggak mungkin kenal sama orang terhormat seperti Tuan Candra!“ ledek Paula.
“Oh, ya? Bagaimana kalau aku ikut ke pesta, aku akan buktikan jika aku tidak sekampung seperti yang kau selalu hinakan padaku, adik ipar!“ Yura tersenyum misterius.
“Alahhh! Yang ada kamu bakal menghancurkan citra keluarga kami dengan gaya norak mu nanti di pesta, nggak! Aku nggak mau dia ikut, Mah!“ tolak Paula.
“Baiklah, aku akan mengirim email itu sekarang juga!“ ancam Yura kembali.
Yoga malah tersenyum sinis, “Ponsel Nevan sudah aku sita, kau nggak bisa menggunakan nya lagi! Jadi, darimana kau bisa mengirim email-mu, istriku?“
Yoga meledek Yura, dia sudah mencari tau jika selama ini ternyata Yura memakai ponsel putranya.
Yura balik menyeringai, dia berjalan mendekati Yoga dengan tatapan mencemooh. “Kau pasti lupa, aku tadi habis belanja. Aku beli laptop dan juga ponsel apel! Kau kira aku bodoh, nggak bisa baca situasi kalau kau bakal menyita ponsel Nevan! Ck! Astaga, kalian ini orang kaya... seharusnya otak kalian pintar tapi kenapa tertukar dengan otak udang! Booooo... dohhh!“
Rahang Yoga mengetat, dia memang bodoh sebab tidak berpikiran kesana.
“Sudah! Aku akan ikut nanti malam! Keinginan ku harus terlaksana!“ Yura mengibaskan tangan, lantas gadis itu memanggil si kembar untuk pergi bersama nya ke kamar.
Yoga mendesis kesal saat Yura melewatinya dengan wajah penuh ejekan.
.
.
Kediaman Tuan Candra, sudah dipenuhi para undangan dari kalangan pebisnis.
Sabrina sendiri sudah begitu tampil cantik untuk malam itu, dia adalah bintang pesta. Apalagi sang Papa akan mengumumkan tentang pernikahan wanita itu dengan Alaric.
Yura memakai gaun malam yang tidak terlalu terbuka, namun mampu menampilkan image seorang gadis menawan.
Banyak kolega-kolega bisnis keluarga Yoga juga disana.
“Hello, Tuan Yoga. O-genkidesu ka?“ seorang berkebangsaan Jepang menyapa Yoga, pria itu bicara dalam bahasa Jepang bercampur Indonesia.
*Apa kabar?
“Hai, Genki desu. Anda sendiri, Tuan Ozawa?“
*Aku baik-baik saja.
“Saya sangat baik, bagaimana bisnis kita?“
Yoga dan Tuan Ozawa lanjut berbicara dengan bahasa Jepang, agar urusan bisnis tidak terdengar oleh orang lain.
“Siapa wanita di samping Anda, sejak tadi dia seperti mendengarkan kita.“ Ujar Tuan Ozawa.
“Bukan siapa-siapa, tidak mungkin juga dia mengerti pembahasan kita Tuan Ozawa. Pasalnya dia orang bo___“
“Kon'nichiwa, Tuan Ozawa. Watakushiha Tuan Yoga no tsumadesu, oaidekiteureshīdesu...“
*Halo, Tuan Ozawa. Saya adalah istri dari Tuan Yoga, senang bertemu denganmu.
Yoga terpana, istri bodoh nya bahkan kini bisa berbicara Jepang.
Selanjutnya Yura berbincang dengan Tuan Ozawa tentang berbagai hal menggunakan bahasa Jepang, karena Yura pintar dalam hal akademik gadis itu mampu menyeimbangi obrolan.
Tiba-tiba seorang pria mendekati Tuan Ozawa, dia adalah berkebangsaan warga Spanyol.
“Mister Ozawa, Hola!“ sapa pria itu.
“Tuan Marino!“
Kedua relasi bisnis itu saling berpelukan.
“No lo traje, Mister!“ ucap orang Spanyol, arti ucapannya dia tidak membawa penerjemah untuk bicara.
Tuan Ozawa yang tidak mengerti bahasa Spanyol seperti kesulitan menanggapi ucapan relasi bisnisnya itu.
Yura tersenyum pada Tuan Ozawa dan bicara dalam bahasa jepang. “Boleh saya menerjemahkan pembicaraan Anda berdua, Tuan Ozawa?“
Wajah Tuan Ozawa sontak berbinar, dia merasa tertolong.
Yura pun membantu Tuan Ozawa dan Pria Spanyol dalam berkomunikasi, lancar sekali saat ia menerjemahkan bahasa Jepang Tuan Ozawa juga bahasa Spanyol Tuan Marino.
Pria Spanyol itu pun pergi dengan wajah puas, membuat Tuan Ozawa sangat berterimakasih pada Yura dan begitu menghormati Yura.
Sementara Yoga, sejak tadi hanya mampu memandang Yura penuh kekaguman.
“Istri Anda selain cantik juga pintar berbahasa, di usianya yang masih muda... pemikiran nya tentang bisnis juga sungguh luar biasa. Dia adalah partner hebat, jangan sia-siakan dia Tuan Yoga.“ Ujar Tuan Ozawa seraya berdecak kagum.
Yoga akhirnya ikut tersenyum, tiba-tiba saja dia merasa bangga memiliki Aruna sebagai istrinya.
Tak jauh dari mereka, Vania menatap ke arah Aruna dengan tatapan benci.
“Itu adalah tempatku, seharusnya kau menyingkir karena sekarang aku sudah kembali! Yoga beserta kekayaan nya adalah milikku! Sebentar lagi kau akan disingkirkan, Aruna!“ Vania tersenyum sinis.
.
.
Nessa menarik-narik gaun yang dipakai Yura, “Bunda, mau tart di meja itu.“ Tunjuk si gadis kecil.
“Oke, kita kesana.“
Yura menggandeng si kembar di kiri dan kanannya, saat sampai di meja Yura langsung mengambil kue yang dinginkan oleh Nessa.
“Nevan mau apa?“
Bocah laki-laki itu menggeleng, “Nevan ngantuk, Bunda.“
“Tunggu satu jam lagi ya, kita pulang lebih dulu kalau semua orang belum mau pulang. Oke?“
Nevan mengangguk, namun tubuhnya oleng sedikit ke belakang karena rasa kantuknya mulai menyerang.
Buk!
Tubuh Nevan menyenggol seseorang yang lewat di belakang nya.
Orang itu berhenti dan menatap dingin ke arah anak itu, Nevan menarik-narik gaun Yura karena ketakutan dipelototi. Sementara Yura baru saja menyadari jika ada orang yang berdiri di belakang nya.
“Bunda, Om-om nya serem. Nevan nggak sengaja nyenggol kakinya tadi, Nevan ngantuk...“
“Kalau anaknya ngantuk, bawa pulang! Bukan dibiarkan di tempat keramaian!“ seorang pria bicara pada Yura dengan nada kasar.
Yura membalikkan tubuh, dia merasa mengenali pria itu.
Ah! Pria yang aku tolong saat dicopet beberapa bulan lalu!
Alaric, kulkas 70 pintu.
___
Bahasa Jepangnya kalau ada kesalahan harpa dimaklumi, cos ala mbah Gugel 🙌😄🤏 Yang pintar bahasa Jepang, jika ada salah silahkan koreksi 🙏🤭
Like, Komen, Favorit, Gift, Rate ⭐⭐⭐⭐⭐ makasih 🙏🏻❤️
bodoh bangt tuh laki