NovelToon NovelToon
Fall In Love In Kongo

Fall In Love In Kongo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:510.7k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Menolak dijodohkan, kata yang tepat untuk Azalea dan Jagat. Membuat keduanya memilih mengabdikan diri untuk profesi masing-masing. Tapi siapa sangka keduanya justru dipertemukan dan jatuh cinta satu sama lain di tempat mereka mengabdi.

"Tuhan sudah menakdirkan kisah keduanya bahkan jauh sebelum keduanya membingkai cerita manis di Kongo..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Gagal bertemu

Awalnya ijin bunda begitu alot, tapi dengan taktik, akal bulus, dan bujuk rayu Aza, akhirnya bunda meloloskan ijinnya, ditambah bunda mencekokinya dengan perjodohan dengan Jagat yang bukannya semakin jauh justru semakin mengukuhkan hubungan mereka. Apakah jalan yang dipilih Aza sudah benar?

Salahkan ia yang meminta Jagat berbicara pada ayah dan bunda, karena secara tak langsung ia sudah mengumumkan kedekatannya dengan Jagat pada bunda, semakin menyingkirkan nama Angga.

Ijin sudah turun, surat rekomendasi dan pengantar sudah goal, bahkan sudah masuk ke emailnya dari prof Suwitmo sesaat setelah ia memberi kabar pada dosen seniornya itu bahwa ia memasukan namanya dalam jajaran nakes relawan ke Kongo dari salah satu rumah sakit tersohor di ibukota.

Kini perasaannya sedikit gundah gulana, mempertanyakan keputusan yang ia ambil, tapi kembali Aza tidak pernah menyesali apa yang sudah ia putuskan. Hidup itu penuh kejutan dan butuh kenekatan, karena ia tak akan pernah tau bagaimana hidupnya ke depannya, siapa tau ketemu sama kebo Kongo terus suka dia beli buat diternakin di nusantara, sementara rumputnya ia beli di Newzealand. Hidup memang serumit dan se-suprise itu.

\*\*\*

"Saya tidak menyangka kalau kamu seserius itu menanggapi ucapan saya, Aza."

Obrolan santainya yang begitu menakjubkan bersama si dosen galak nan bengis itu. Jangankan mahasiswa lain, bahkan Aza saja tak percaya siang ini...prof. Suwitmo memanggilnya untuk bertemu dan mengajaknya berbincang santai sambil menikmati suasana siang di kampus kuning yang kesejukannya mulai berkurang.

Hanya berjalan pelan mengingat sendi dan otot si bapak tua mulai sering dilanda pegal-pegal namun Aza telah mengibarkan namanya diantara para mahasiswa legend lainnya yang mampu membuat prof. Suwitmo menaruh atensi padanya.

"Saya tidak pernah main-main pasal nilai mata kuliah, prof. Profesi yang saya cita-citakan, uang kuliah yang tidak murah, dan semua yang sudah saya perjuangkan sejak duduk di bangku sekolah dasar termasuk harapan yang kedua orangtua saya gantungkan pada saya....itu adalah tujuan saya mengambil tarikan nafas setiap harinya." Jawab Aza, Mamennn merinding, berat...berat! Ucapan Aza begitu berat. Bahkan ia tertawa dalam hatinya, lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri yang so bijak dan dewasa.

Padahal, fakta yang terjadi adalah ia menyukai profesi dokter, karena dokter adalah salah satu profesi dengan pendapatan besar dan keren menurutnya! Sayang saja kan, punya otak encer ngga di maksimalkan!

Prof. Suwitmo mengangguk-angguk. Bau minyak angin dan obat gosok tak ia hiraukan, paling pulang-pulang ia muntah. Yang penting sekarang adalah....lihatlah, betapa mahasiswa lain melihatnya dengan tatapan tak percaya, kagum dan segan karena berhasil membersamai prof. Suwitmo.

"Kapan kamu berangkat? Semalam saya sudah berbicara dengan dokter Alteja, beliau adalah teman sejawat sekaligus sahabat saya....awas! Jangan macam-macam kamu disana, dengarkan ucapan beliau. Jangan bikin saya malu, Aza."

"Sekitar minggu depan. Siap prof!" Aza langsung bersikap hormat pada pria tua itu.

"Sampaikan salam saya padanya."

"Oke prof."

Profesor Suwitmo melihat Aza yang siang ini memakai kemeja bermotif bunga-bunga kecil wisteria, "hati-hati kamu disana, jaga kesehatan dan jangan gegabah."

"Makasih prof." ia meraih punggung tangan dosennya dan salim takzim.

"Kalau begitu saya tinggal dulu..." ucapnya pamit meninggalkan Aza di selasar ruangan lab. Bersama semua kata penyemangat dan petuahnya.

**Ting**!

**Bunda piara 💕**

*Bunda langsung nunggu di mall aja, nanti kamu nyusul...jam berapa? Jangan kelamaan*.

Senyum Aza tak bisa lebih lebar lagi ketika sosok bidadari surganya memberikan pesan, meskipun bernada mengomel. Jikalau ia akan menamani Aza membeli perlengkapan selama beberapa waktu di Kongo nanti.

*Oke, Aza otewe sekarang*.

Aza mengambil langkah melawan arah dari kepergian profesor Suwitmo demi mencapai gerbang kampus, sampai suara seseorang menahannya sejenak.

"Heyyy temen ngga ada akhlak!" panggilnya sontak membuat Aza menoleh disebut seperti itu, namun sejurus kemudian ia tertawa melihat wajah keruh Naysila, "apa sih Nay..."

"Jahat ih!"

"Lo mau jadi relawan, mana jauh pula! Lo ladenin kemauan si profesor sab leng itu?!"

"Suutthhh! Heh!" Aza melotot menaruh telunjuknya di depan mulut ketika dengan kurang aj arnya mulut temannya itu berbuat dosa, "gue tau ya, lo makhluk berlumur dosa sama lumpur lapindo...tapi ngga gitu juga ngomongnya, sekata-kata sama einstein kw..." tambah Aza tertawa plus sewot, dosen kesayangannya di kata-katain. Emang paling enak, kalo udah ngata-ngatain orang! Siang-siang pula...

"Kam vrett. Jadi relawan ngga bilang-bilang, terus sekarang ngga mau pamitan? Teman macam apa lo!" ucapan sewot nan menantangnya kontras dengan lengan yang melingkar di lengan Aza dari Naysila.

"Apa sih Nay, gue cuma mau memperbaiki nilai..." jawabnya santai.

Naysila berdecak, "taulah miss perfect. Nilai jelek satu mah wajar kali Za, ngga usah sampe segitunya sampe mau ditendang ke Kongo...kalo lo mati disana, nanti gue ngga bisa takziah..."

"Heh! Amit-amit..." sergah Aza membuat Naysila tertawa kencang, namun sejurus kemudian matanya mulai berair dan mulutnya mengeluarkan suara rengekan, lama-lama rengekan itu jadi sesenggukan memancing kernyitan dan rasa sedih Aza juga, "lo mewek gini bikin gue pengen mewek juga, tapi ngga tau kenapa..." lirih Aza ikut menitikan air matanya dan dihadiahi toyoran di kepalanya dari Nay, "ini yang bakalan bikin gue kangen berat sama lo, besti..." Keduanya berpelukan di lorong kampus, tak peduli petugas kebersihan yang terganggu pekerjaannya gara-gara keduanya pelukan di tengah jalan yang ingin ia pel.

"Berapa lama lo pergi, Za?" keduanya kembali melanjutkan langkahnya, entah...tak ada tujuan bagi Nay, namun ia mengikuti langkah Aza saja.

"Kurang tau, kalo ngga salah...mas Angga bilang sih sekitar 2 bulanan...anggap aja gue lagi koas, atau emang udah masuk waktunya koas juga."

"Kok lo cepet sih, curang tau...mentang-mentang kampus punyanya nenek moyang lo..." jawab Nay menangis semakin mengencang, "terus gue kapan?! Dosen pembimbing aja sampe angkat tangan sama gue katanya..."

Aza tertawa, "lebay lo!" tepuknya, "lo juga pinter. Masuk fakultas kedokteran disini, artinya otak lo mumpuni."

"Sehat-sehat disana. Jangan banyak tingkah, negri orang tuh...bukan kampung rambutan."

Aza kembali tertawa renyah mendengar pesan Nay, ia pun mengangguk mengiyakan. Perasaannya itu, sudahlah! Tak tau harus bagaimana menjabarkannya, bahagia, semangat, namun sedih juga.

"Jangan telat makan, bekel rawit karena gue tau, lo ngga bisa makan kalo ngga ada rawit." pesannya lagi. Aza mengangguk cepat sambil menyerot air hidung dan mengusap bawah mata karena sejak tadi air matanya tak mau berhenti mengalir.

"Lo juga." Jawabnya sudah parau nan bergetar.

Nay menghela nafasnya dan menyusut segala air yang keluar dari lubang hidung dan mata, "pergilah kasih, kejarlah keinginanmu...selama masih ada waktuuuu....jangan hiraukan diriku, aku rela berpisah, demi untuk dirimu...semoga tercapai segala keinginanmuuu..." lirih Nay di kekehi Aza., kembali mereka berpelukan, "do'a gue selalu ada buat lo, Za. di setiap sujud gue..."

"Makasih cuyungkuh..." jawab Aza pada temannya yang sejak menginjakan kakinya di kampus ini, Naysila lah orang pertama dan selalu ada di sampingnya, melalui hari yang tak pernah tak sulit.

"Kapan berangkat?" tanya Nay.

"Minggu depan.."

"Gue ngga mau tau, besok-besok gue mau kita terus bersama...gue bakalan pinjem lo dari mas Angga."

Aza mengangguk, "gue ijinin lo ngomong sama mas Angga. Gue ijinin lo sama mas Angga rebutan gue.

"Nay, gue mesti cabut dulu. Bunda udah nunggu di mall, buat beli perlengkapan gue ke Kongo."

"Oke."

\*\*\*

"Mbok yoo mbeli sesuatu gitu Gat...moso datang jauh-jauh ke emoll cuma liat pan tat orang aja! Minimalnya so so'an tertarik sama sepatu mahal gitu, walaupun ndak beli!" omel Dika. Siang ini mereka akan meninggalkan jejak di mall demi mengisi jam-jam terakhirnya di ibukota untuk selanjutnya, malam ini mereka sudah terbang ke Kongo.

Jagat menggeleng mendengus geli, "ngapain. Kalo ternyata pegang itu artinya beli, gimana?" balas Jagat.

"Ya daripada orang-orang tau, kalo ternyata kita tentara kere?! Malu Gat, mau ditaro dimana muka kesatuan..."

Jagat tertawa kecil, "ya ditaro di depan bangunannya lah..." balas Jagat.

"Dahlah, aku arep beli parfum ae...persiapan di Kongo."

Ucapan Dika membuat Jagat memikirkan sesuatu, apakah harus ia pamit pada Aza? Jika malam ini ia akan pergi jauh dan lama.

*Sproott*...

*Sproot*....

Wangi menyengat langsung menyeruak di hidung Jagat ketika dengan tanpa berbudinya Dika menempelkan pergelangan tangannya di depan hidung Jagat.

"Wangi, Gat?" seketika ia langsung memundurkan wajahnya, "wangi gadun, Dik." jawabnya.

"Si alan." umpat Dika.

Jagat tertawa.

"Jagat?!" sapa manis suara seorang perempuan berjilbab nan wangi. Bukan hanya Jagat saja yang menoleh, melainkan Dika juga.

"Bu,"

"Iya! Ternyata Jagat!" seru bunda berbinar bahagia melihat Jagat, Jagat pun tak sungkan meraih tangan dan salim takzim.

Dika yang tak tau siapa bunda Indah, menatapnya bergantian dengan wajah syok sekaligus jahil, "welehhh gadun."

Jagat menyikut perut Dika, "calon mertua saya.." desisnya membuat Dika seketika mengatupkan mulutnya.

Bunda terkekeh kecil, "lagi belanja juga?"

Jagat mengangguk sopan, "cuma jalan-jalan sedikit, bu. Ibu belanja?" tanya nya balik.

"Iya. Anter Aza belanja perlengkapan pergi," jawabnya praktis membuat Jagat terkejut sekaligus celingukan mencari sosok yang disebutkan, cukup dibuat penasaran, "oh, sama Azalea?"

Bunda mengangguk, "katanya masih di parkiran, Aza tadi dari kampus. Kalo bunda habis acara sama temen-temen tadi."

"Oh."

Jagat sudah mulai berkeringat, sedikit tak karuan. Mendadak dirinya dilanda rasa gugup ketika tau ada Aza, meski sampai detik ini ia tak tau wajah Aza.

**Bunda piara 💕**

*Za, cepet! Lagi dimana, ini bunda lagi sama Jagat*.

Langkah Aza yang sudah tinggal berbelok seketika langsung terhenti. Bahkan dari kejauhan ia bisa melihat bunda tengah bersama dua orang lelaki, yang memunggunginya. Sontak ia kelimpungan mencari tempat sembunyi.

*Aduh bunda! Aza kebelet bo ker ih...pengen ke toilet dulu lah*!!!!! Balasnya.

.

.

.

.

Note :

\*Gadun : sebutan gaul merujuk pada pria di kisaran umur 30-60 tahun yang suka bermain dengan perempuan lebih muda, bahkan memiliki banyak simpanan.

1
yuning
bang J adalah sosok dewasa dan bijak
Sri I
Luar biasa
Sri I
Lumayan
Zayyin Arini Riza
Santai Za.. bang J percaya bahwa kamu gak bakal balik ke mantan... biar saja mereka kenalan, nongki nongki cantik ngobrolin kamu 😃
𝐙⃝🦜尺o
tenang za gak bakalan ada drama jambak2an koq😂
Fitria Syafei
kk cantik dan baik hati kereen 🥰🥰🥰
Miko Celsy exs mika saja
sdh saatnya bertemu za,,,bang jagat tdk akan salah bicara za
Dewi Kasinji
mas jagad bercengkrama sama mas Angga ya 😅
'Nchie
bang jagat mh dewasa za ga bakal di apa2in angga kalo g rese
sitimusthoharoh
si aza khawatir banget kalok2 bang j semosi jiwa liat angga.padahalkan cuma mau ngobrol aj
lanjut
mama_im
lika liku istri perwira masak nasi, ada yg kebanyakan aer, ada juga yg gak di cetrekin, yg katanya magic. hahaha....
_rINi_
kalem Za mungkin mereka sedang say hay
Mulianti Mulianti
mereka salam kenal za /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ney Maniez🍒⃞⃟🦅
waduhhhh ngobrol apaan nihhh,, serius bgt
Rizky Tria
gpp Za, bang J & Angga lg bertegur sapa atau reuni mantan vs masa depan 🤭😅😅
Fadilah
santai Za santai gk bakalan ada adu jotos kok /Grin/
ieda1195
sweet bgt bang j, menghargai y mb, jarang loohh yg bgini,,
A... L*cy bangtan 💜
positif thinking za🤭... dah pada dewasa juga mereka, Angga juga kyknya lumayan dewasa sih menurut q... ya kali kaya anak abg rebutan pacar sambil gontok2an😆😆😆
Yuni Widiyarti
positif thinking kenapa za.mereka berdua sama 2 dewasa pasti bisa selesain dengan cara dewasa
A R
enakk nasi lembekkkk, aku lbh suka nasi lembek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!