Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#34
Lara tiba di basement parkir apartemen mewahnya. Apartemen ini lumayan eksklusif karena terletak di tengah kota dan tak terlalu banyak unitnya.
Dan hanya dihuni oleh orang-orang kaya serta konglomerat karena harganya sangat mahal setara rumah mansion.
Silas tak pernah perhitungan pada Lara. Silas menganggap Lara bukanlah orang yang tamak pada harta meskipun dia termasuk orang yang memiliki obsesi yang tinggi.
Gonza dan supir memarkir mobilnya di sebelah mobil Lara dan segera mengeluarkan 2 koper besar Lara yang ada di mobil mereka karena semua barang di taruh di sana.
"Nona, matikan rokoknya. Di sini area bebas rokok," ucap Gonza mengingatkan.
"Naiklah dulu, aku akan menghabiskan sebatang lagi rokokku. Sayang untuk kubuang," jawab Lara datar.
"Anda sudah terlalu banyak merokok di perjalanan tadi, Nona. Tuan Silas sudah memperingatkan anda," kata Gonza.
"Aku tak akan mati karena rokok ini, pergilah," ucap Lara dan duduk di atas kap mobilnya sembari menghisap rokoknya dengan santai.
Lalu ada sebuah mobil bentley yang berhenti tepat di sebelahnya. Lara yang asyik menghisap rokoknya melihat ke arah pintu mobil bentley yang kini terbuka itu.
Tampak seorang pria yang sangat dikenalnya keluar dari kemudi mobil itu.
Lara melihat Phoenix tanpa ekspresi dan masih sambil menghisap rokoknya dengan santai.
Begitu juga dengan Phoenix. Dia hanya melihat Lara tanpa menyapanya dan kemudian mengambil rokok yang di pegang Lara lalu membuang dan menginjaknya ke lantai.
Lara tak tahu bahwa dirinya satu apartemen dengan Phoenix karena Silas yang menyiapkan semua ini.
"Lihatlah tanda itu. Kau dilarang merokok di sini," ucap Phoenix menunjuk tanda di dekat pintu lift.
"Lihatlah tanda itu. Kau dilarang membuang sampah sembarangan," ucap Lara menunjuk dengan dagunya tanda peringatan di tembok.
"Itu sampahmu. Kau yang harus membuangnya," ucap Phoenix.
Lalu Lara turun dari kap mobilnya kemudian langsung berjalan dan tak mengambil puntung rokoknya.
Phoenix akhirnya mengambil puntung rokok itu dan membuangnya ke tempat sampah.
Kini mereka sama-sama masuk ke dalam lift yang sama. Lara bersandar di dinding lift yang dingin dengan menatap ke arah kakinya yang digoyangkan.
Phoenix juga berdiri bersandar di dinding di seberang Lara. Tangannya terlipat di depan dada dan memperhatikan gerak gerik Lara dengan matanya yang tajam.
Tak ada obrolan apapun di antara mereka sampai akhirnya pintu lift berbunyi. Lara dan Phoenix keluar bersamaan.
Tak hanya satu apartemen tetapi mereka bahkan tinggal di lantai yang sama.
"Uncle Silas yang mengusulkan hal ini. Dia ingin kau tinggal berdekatan denganku agar tak memakan banyak waktu jika kita sedang membahas bisnis," ucap Phoenix yang berjalan di samping Lara.
Lara tak menjawab dan langsung menghampiri Gonza yang sudah ada di depan pintu apartemennya.
"Pergilah ... Aku akan meneleponmu jika membutuhkan sesuatu," ucap Lara datar dan tanpa ekspresi seperti biasa pada Gonza.
"Baik, Nona," jawab Gonza menunduk begitu juga pada Phoenix yang masih melihat ke arah Lara.
Lara akan menutup pintu dan melihat ke arah Phoenix yang masih menatapnya.
"Kau tak ada kerjaan lain selain melihatku?" ucap Lara dan langsung menutup pintunya.
BRAKK ...
Phoenix hanya menyunggingkan senyum smirknya lalu berbalik masuk ke dalam apartemennya sendiri.
Lara langsung menuju ranjang kingsizenya dan merebahkan tubuhnya yang lelah di atasnya. Matanya menutup dan lama-lama dia pun tertidur nyenyak tanpa mengganti bajunya dan bahkan tak membuka sepatunya.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA.. ❤❤❤
semoga bapakmu ga kena serangan jantung lagi
hancur kan kesombongan davina, biarkn jatuh miskin jd tau rasanya jd orng miskin.. biar ga songong
sabar Lara,,buat dirimu lulus dgn predikat nilai terbaik. dan lepas dr jerat orng busuk, lalu balas dendam😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
aku dukung onlen😁😁
susah liat org seneng dan seneng liat org susah 😀😂