Fiandra tak menyangka jika dirinya akan berjodoh dengan seorang dosen yang selalu memarahinya bernama Ilham. Mereka di paksa menikah dan menjalani pernikahan, meskipun keduanya menolak. Keinginan kedua orang tua Fiandra dan Ilham begitu kuat untuk menikahkan mereka, hingga mereka melakukan satu cara, untuk menjebak keduanya agar bisa menikah... bagaimana kisah mereka? akankah cinta hadir di tengah permusuhan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Di ruang VIP ini, hanya terdengar suara nafas Ilham yang pelan. Fiandra duduk di samping tempat tidur, menatap suaminya dengan penuh kasih. Tersedia rasa iba di hatinya melihat wajah Ilham yang terlihat pucat dan lemah.
Ilham membuka matanya secara perlahan, di saat yang bersamaan, ia melihat istrinya itu tersenyum lembut ke arahnya.
"Kamu gak ke kampus hari ini?" tanya Ilham dengan suara serak.
Fiandra meraih tangan Ilham lalu menggenggam tangannya, matanya berkaca-kaca. "Mana bisa aku meninggalkanmu sendiri, dalam keadaan seperti ini.
Mendengar ucapan istrinya itu ia merasa tersanjung, ia meraba wajah istrinya yang tampak khawatir. " Pergilah, aku bisa sendiri. Kuliahkan tidak lama."
Fiandra menarik napas dalam, matanya berbinar menatap Ilham. "Percuma juga aku ke kampus, kalau hatiku tertinggal bersama mu di sini," katanya dengan nada merayu, disertai kedipan mata yang penuh arti.
Ilham tertawa kecil, tangannya dengan lembut mencolok hidung Fiandra yang merah. "Ea ea.. sudah pandai ngegombal kamu, ya," sahut Ilham, senyumnya menghangatkan suasana. Dia mendekatkan wajahnya, mencium bibir Fiandra lembut. "Terima kasih atas perhatian Sayang."
Fiandra mengerucutkan bibirnya, "Ish kok ngomong gitu sih. Seperti penutup pidato saja," gumamnya dengan nada dengus.
Kedua mata mereka kembali beradu dalam diam, suasana menjadi hening sejenak. Lalu, dengan suara yang hampir tidak terdengar, Ilham berbisik di tepi daun telinga Fi. "I love you." Fiandra tersenyum, "Love you more!" katanya, lebih pasti dan penuh kasih.
Mata mereka bertemu dan dalam tatapan itu terjalin kehangatan yang mendalam, seolah memadukan cinta mereka sebelum tawa kecil terlepas dari bibir mereka secara bersamaan.
"Haha."
"Kamu kenapa tertawa?" tanya Fiandra .
"Loh kamu juga kenapa tertawa?" tanya Ilham.
"Haha, sumpah gak nyangka banget, aku bisa mengucapkan kata itu pada dosen killer yang sangat ku benci."
Tawa renyah pun keluar dari bibir Ilham kembali. "Aku juga, aku gak nyangka bisa mengucapkan itu sama mahasiswi yang paling nyebelin di kampus," ujar Ilham dengan nada mengejek.
Ilham menarik istrinya ke dalam pelukannya. Sehingga kepala wanita itu mendarat di dadanya."Tapi Mahasiswa yang menyebalkan, bodoh dan dungu itu, kini jadi kesayangan ku. "
Fiandra mengulum senyumnya. Dan dosen killer itu kini jadi dosen mesum yang suka mimik cucu sebelum tidur," ejeknya sambil menatap Ilham.
Haha, mereka berdua kembali tertawa. Keduanya saling memandang lalu saling mendekatkan bibir mereka.
Kreak... tiba-tiba pintu terbuka, sontak mereka berdua menoleh. Romlah dan Rohaye muncul dari balik pintu.
Kedua wanita itu menghampiri mereka.
"lo ngape, Ham?" tanya Romlah sambil menempelkan telapak tangan pada kening putranya.
"Sejak pagi dia muntah-muntah, Nyak. Setelah di cek ke laboratorium gak ada sakit apa-apa," tutur Fiandra.
"Lo mual?" tanya Rohaye.
"Iye Nyak," jawab Ilham.
"Muntah terus-menerus?" Rohaye kembali bertanya.
"Iye Nyak."
Rohaye melirik putrinya. "Fi, lo merasa ada yang aneh gak?" tanyanya.
Kening Fi mengerut."Aneh bagaimana, Nyak?" tanyanya bingung.
'Lo ada merasa aneh, gak? misalnya makan sesuatu yang gak buasa gitu?"
Fiandra menaikkan satu alisnya coba mengingat-ingat kejadian tadi pagi. Seketika wajahnya tersipu-sipu.
"Hehe iya, Nyak. Tadi pagi Fi ngemil terasi, padahal kan Fi gak suka terasi."
"Fix! si Ilham sedang mengalami sindrom covid!" celetuk Rohaye dengan yakin.
"Sindrom covid?" tanya mereka semua secara serempak. Semua mata menatap Rohaye dengan kebingungan.
"Iya! kalian gak tahu sindrom covid?"
Mereka semua menggelengkan kepalanya.
"Setahu saya, virus covid, nyak," celetuk Ilham dengan ekspresi bingung.
"Iya setahu kita, covid 19.Yang bikin kita semua harus donlok," timpal Romlah.
"Lock down Nyak!" seru Fi dan Ilham.
"Nah iye itu maksudnya."
"Bukan, itu loh, yang dulu babe loh alamin juga, Fi. Waktu Nyak hamilin Elo!" tunjuk Romlah.
"Oh itu namanya sindrom couvade, Nyak! bukan Covid!" celetuk Ilham.
"Nah iye, maksud Nyak, yang entu! sindrom Couvade, hehe, maklum ye, agak belibet lidah Nyak, kalau nyebutin bahasa asing," tutur Nyak Rohaye sambil cengar cengir.
"Sindrom apa itu, Ham?" tanya Romlah yang kebingungan.
'Itu loh Nyak, istilah lainnya ngidam simpatik. Kalau istrinya hamil, suami yang merasa ciri-ciri ngidam, namanya ngidam simpatik," papar Ilham panjang lebar.
"Kalau begitu ada kemungkinan Fi hamil dong?" tanya Ilham dengan penuh semangat.
Fiandra melongo, terdiam kaget mendengar ucapan suaminya itu.
"Iye, coba cek saja!" usul Rohaye.
"Ya udah Fi, coba lo beli alat tes kehamilan di apotek," saran Romlah.
"Sekarang, Nyak?" tanya Fiandra dengan ekspresi bingung.
"Kagak, taon depan!" celetuk Romlah berasa kesal. "Yah sekarang dong Fi!" titahnya dengan penuh penekanan.
Fiandra memandang ke arah Rohaye. "Nyak temanin aye!" rengeknys.
"Lah ke apotik saja minta di temenin."
"Aye malu Nyak, Mau bilang apa sama apotekernya."
"Astaghfirullah, Fi! masa beli testpack aja malu!"
"Ye malu, Nyak." Fiandra ngotot.
"Jerit jerit saat bikinnya lo kagak malu, sekarang beli testpack aja lo malu. Lo kan punya laki, Fi!" cicit Romlah, untuk pertama kalinya kesal pada menantunya itu
"Ya udeh, yuk Nyak temenin." Rohaye mengalah.
Akhirnya, Rohaye dan Fiandra menuju apotek terdekat untuk membeli testpack. Beberapa saat kemudian dia kembali.
Atas arahan Romlah dan Rohaye, Fiandra melakukan tes kehamilan itu. Sementara mereka bertiga harap-harap cemas menunggu hasilnya.
Seperti audisi Indonesia Idol di babak eliminasi, Nyak Romlah dan Rohaye saling berpegang tangan, berdebar debar harap-harap cemas dengan tangan yang gemetar. Sungguh saat-saat itu adalah hal yang paling mendebarkan bagi mereka.
Kreak... pintu kamar mandi terbuka. Tampak lah Fi dengan ekspresi datar nya keluar dari bilik kamar mandi itu. Semua mata tertuju padanya. "Bagaimana hasilnya, Fi?" tanya mereka bertiga serempak.
"Ini dua garis apa artinya, Nyak?" tanya Fi sambil melangkah menunjukkan hasil test pack itu.
Seketika bola mata Rohaye dan Romlah berbinar-binar.
"Alhamdulillah. Akhirnya kita punya cucu bersama, Rohaye."
"Iya Alhamdulillah! akhirnya misi kita berhasil Romlah!"
Kedua orang itu saling berpelukan karena terharu.
"Alhamdulillah! akhirnya tumbuh juga benih itu, gak sia-sia aye bercocok tanam setiap malam," tukas Ilham dengan bangga.
Berbeda dengan ekspresi mereka semua yang terlihat bahagia, Fiandra justru tampak seperti orang kebingungan. "Hamil," batinnya sambil menggigit bibir bagian bawahnya.
apa kabar dengan duo enyak udah dapat belum berburu para duda 😍 semoga dapat ya nyak 😂😂😂😂