JANDA BUKAN, SEORANG ISTRI PUN BUKAN!
Ayubi mengira ia adalah seorang Janda ditinggal mati selama 6 tahun ini, ternyata ia bukan lah seorang janda karena suaminya masih hidup.
Sayangnya, suami Ayubi menggunakan identitas dari kembaran suaminya. Suami dari Ayubi menjadi pengganti suami untuk wanita lain selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Apa Yang Terjadi?
Petugas polisi dengan pangkat Brigadir itu membawa Ayubi ke dalam sebuah ruangan tempat dimana masyarakat bisa melapor.
“Baik, kita mulai. Perkenalkan nama saya Brigadir Abimanyu, inisial nama depan kita sama ya, A & A.“ Abimanyu bercanda untuk mengurai ketegangan, “Nama Anda Ayubi dan Ayah Anda Tuan Rahman Hakim. Benar?“
Ayubi mengangguk.
“Saya dengar setelah kecelakaan, Anda menikah. Apa Anda tahu siapa pria yang Anda nikahi, Nona Ayubi?“
Ayubi mulai tampak gelisah, sebagai seseorang yang sering menangani beberapa kasus Abimanyu tau jika Ayubi ingin mengatakan sesuatu.
“InsyaAllah saya bisa dipercaya, Nona. Sebenarnya saya sudah sering menanyakan tentang Anda pada Tuan Bram, dia sering mengatakan Anda dalam keadaan baik-baik saja. Apa Anda tahu alasan saya sering memeriksa keadaan Anda, Nona?“
Ayubi menggeleng.
“Karena suami Anda lah pelaku penabrakan pada Anda dan mendiang Ayah Anda.“
Bibir Ayubi bergetar tampak menahan tangis, ia sudah yakin Bram pelakunya namun saat mendengar fakta itu seketika hatinya meringis perih.
“Hikssss, Ayah...“ akhirnya jebol juga pertahanan nya, “Kenapa Ayah nggak jujur sama Yubi, kenapa Ayah menikahkan Yubi sama penjahat itu! Apa Ayah tau, hidup Yubi sengsara selama ini di keluarga itu! Ayah, bagaimana ini... ada benih dari pria jahat itu di dalam rahim Yubi... hiksss...“
Ayubi menangis tanpa menahannya, bahkan wanita tanpa penglihatan itu tanpa sengaja mengeluarkan isi hatinya yang sudah lama ia pendam.
Tiba-tiba seseorang mengusap air mata Ayubi dengan tissue, mengusap dengan begitu lembut.
“Saya akan membantu kamu untuk membuka kembali kasus kejahatan ini dan jika kamu ingin menjebloskan dia ke penjara, saya akan bantu.“
Ayubi masih terisak, “Terima kasih banyak, Pak Abimanyu.“
“Sekarang katakan jika kamu mempunyai sesuatu yang bisa memberatkan suami kamu.“
Ayubi merogoh tas selempang nya, ia mengeluarkan sebuah note book pemberian Bibik pelayan. Selama ini bahkan Ayubi tak memegang ponsel dengan alasan dari Bram jika istrinya itu tidak bisa melihat jadi buat apa mempunyai ponsel.
“Saya mencatat hal-hal penting disini, maaf sejak ponsel saya rusak saat kecelakaan... saya tidak punya ponsel lagi dan tidak bisa merekam apapun. Catatan-catatan saya sepertinya tidak penting, Pak.“ Ayubi mengigit bibirnya.
Abimanyu mengambil note book itu dari tangan Ayubi.
Kening Abimanyu mengerenyit membaca beberapa catatan yang memang tidak bisa dijadikan bahan bukti apapun, hanya catatan tidak terlalu memang dan bukan suara rekaman yang bisa valid dijadikan bukti. Namun yang membuat Abimanyu tampak emosi, ada beberapa tulisan Ayubi yang menceritakan tentang perlakuan kasar suaminya serta keluarga suaminya itu pada Ayubi sejak dibawa menjadi seorang menantu ke rumah.
Brak!
Abimanyu sampai menggebrak meja. “Si4lan!“
“Saya, Pak? Maaf...“ Ayubi salah tingkah, dia sudah meraba-raba mencari tongkatnya berniat ingin pergi kabur.
“Umpat4n barusan bukan untukmu, saya hanya kaget membaca catatan mu. Apa benar yang tertulis disini, suami mu pernah menyakiti mu dengan mencambuk tubuh menggunakan sabuk celananya? Dia sudah melakukan kekerasan padamu?“
“Em, masalah itu dia nggak sengaja. Disitu tertulis kalau Mas Bram sedang dalam keadaan mabuk, dia tidak sengaja.“
Ya Allah, kenapa wanita ini masih menyembunyikan kek4saran suaminya padahal jelas-jelas meskipun tak sengaja tetap saja itu bentuk kek3rasan! Abimanyu menghela nafas berat.
“Jadi kamu tidak mau melaporkan suami mu untuk kasus kek3rasan padamu?“
Ayubi mengangguk, “Lagipula percuma, tidak ada bukti."
Hufff!
“Oke, untuk sekarang kita akan fokus pada masalah kecelakaan padamu saja yang sudah mengakibatkan kamu buta dan Ayahmu meninggal. Saya akan memeriksa berkas-berkas nya kembali, lalu saya akan mengabari kamu. Em, kamu tidak punya ponsel lalu bagaimana kita bisa berkomunikasi?“
“Saya simpan nomer Bibik pelayan di rumah keluarga mertua saya, dia orang baik dan selalu membantu saya. Apa akan baik-baik saja jika berkomunikasi melalui dia?“
“Dia bisa dipercaya?" tanya Abimanyu.
“InsyaAllah.“ Jawab Ayubi yakin.
“Baik, mana nomernya.“
Ayubi memberikan kertas berisi nomer Bik Mae. “Saya manggil dia, Bik Mae.“
“Oke, saya save nomernya.“
“Kalau begitu, saya permisi pergi Pak.“ Ayubi meraba tongkat bantunya yang tadi ditaruh di atas meja, dia mulai berdiri dari kursi dan mulai menggerakkan ujung tongkat ke sembarang arah.
Ayubi kebingungan untuk keluar ruangan, Abimanyu bangun dari duduknya dan menyentuh bahu Ayubi. “Maaf saya lancang memegang bahu kamu, saya bantu keluar dan carikan mobil.“
“Terima kasih sekali lagi, Pak.“
Keduanya berjalan keluar dari kantor polisi.
“Pak, janji ya Anda mengusut kasus ini.“ Pinta Ayubi sebelum wanita itu naik mobil.
“Saya janji.“
Ayubi tersenyum mendengar janji dari petugas polisi baik seperti Abimanyu.
Setelah membantu Ayubi naik ke mobil, Abimanyu langsung memeriksa berkas-berkas kecelakaan pada Ayubi 2 bulan lalu. Seharian itu dia berkutat meninjau nya, bahkan besoknya Abimanyu langsung melapor pada atasan jika salah satu dari 2 korban ingin membuka kembali kasusnya.
Namun apa yang terjadi?
Pengajuan Abimanyu pada atasan ditolak, kenapa?
Abimanyu pun bingung kenapa ajuannya ditolak, padahal dia sudah berjanji pada Ayubi akan menuntaskan kasus kecelakaan dan dia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri.
Bagaimana caranya Abimanyu dapat menepati janji pada Ayubi untuk mengusut tuntas kasus kecelakaan?
.
.
Lama tak ada kabar dari Abimanyu, membuat Ayubi gelisah. Sekitar seminggu kemudian setelah Abimanyu menemukan cara untuk membantu Ayubi, Brigadir itu akhirnya menelepon nomer Bik Mae. Perempuan paruh baya yang bekerja di keluarga mertua Ayubi itu mengangkat panggilannya dan memberikan telepon pada Ayubi.
“Ini telepon nya, Mbak.“
“Makasih Bik Mae, maaf ya Yubi bikin repot Bibik.“
“Enggak papa, Mbak. Sok bicara aja, saya jaga-jaga diluar kamar.“
Ayubi masuk ke kamar Bik Mae, kamar pelayan memang tak ada Cctv jadi Ayubi rasa akan aman bertelepon di dalam kamar.
Lagipula, para majikan kecuali Ayubi tak pernah datang ke darah kamar pelayan.
“ Assalamualaikum, Pak Abi.“
“ Waalaikumsalam ya, Umi.“
Heh? Ayubi terbengong.
Puk! Perempuan itu menepuk keningnya, ternyata ia salah memanggil nama.
“Pak Abimanyu.“
“Iya, ini saya... calon istri.“
Heh? Apa-apaan ini?
Kali ini Ayubi dibuat bingung dengan ucapan aneh dari Abimanyu.
Apa yang terjadi pada Abimanyu?
sehat" authorku...🤗