NovelToon NovelToon
Lestari Kesayangan Cowok Dingin

Lestari Kesayangan Cowok Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rofiwan

Lestari аdаlаh cewek SMA gaul yang pernah dibuat hamil oleh seseorang, Sеtеlаh kepergian nya, Lestari menemukan cinta baru nya.

Tарі seiring waktu berjalan, orang yang membuatnya hamil itu datang sebagai murid baru di sekolah nya. Mulаі dаrі situlah drama dimulai dаn Lestari mulаі mengetahui kаlаu cinta dаn benci іtu jaraknya tidaklah jauh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19 — Antara Benci Dan Cinta

"Ada satu syarat, kalau um mau pernikahan ini terjadi" Kata Lestari ke arah pak Sumbada yang belum mengatakan kesepakatan.

"Apa syarat nya?" Jawab pak Sumbada

"Tari mau pernikahan kita dilaksanakan secara tertutup. Tari mau pernikahan ini dirahasiakan, sampai nanti tari merasa siap untuk mempublikasikan nya sendiri"

"Baik um setuju, kalau begini tari juga setuju ya?"

Tari mengangguk kepala dengan senyuman paksa.

Setelah acara perjodohan selesai, mereka makan bersama, setelah itu Pak Sumbada meminta Adit untuk sekarang menghentikan hubungan dengan Maudy selaku kekasih nya.

Disana, Ibu Eni Dan Bu Ani tak henti-henti nya menanyakan suatu hal ke Lestari tentang masa lalu nya, sampai mereka menahan kepulangan nya.

"Abang sini" Sahut Fatimah memanggil untuk dia duduk di sofa di sampingnya.

Adit menoleh sambil menghampiri, Pak bada pun beralih untuk bicara empat mata ke Pak Asep.

Fatimah tersenyum lega karena dia sejak kemarin tidak bisa menahan rasa kasihnya setelah melihat wajah tari yang memendam luka begitu banyak.

"Fati lega banget sama kak tari bisa melepas masa-masa sulit, sepintar apapun dia tutupin pasti lama-lama akan terbongkar" Kata Fatimah sambil menoleh wajah lestari yang tampak sedikit ceria.

Terlihat senyum indah di bibir lestari semakin mengembang, namun hatinya campur aduk, seakan cinta dan benci itu jarak nya tidaklah jauh.

Karena senang bisa bersama dengan orang yang dia cintai, perasaan wanita kadang sulit untuk di kontrol. jika sudah mengunci satu nama dalam hatinya.

Jam sudah menunjukkan pukul 21:30. kedua orang tua lestari pulang duluan, memakai sepeda motor matic milik lestari.

Lestari bingung harus pulang naik apa, karena selama mereka di sekolah, orang tua lestari di jemput pakai mobil nya pak Sumbada.

Karena tak biasa pulang diatas jam 10 dia langsung berpamitan ke ibu Eni, namun ditolak karena masih penasaran dengan cerita nya lestari.

Adit memantau nya dari balik sofa bersama Adik bungsu nya, Fatimah sedikit menggoda abang nya

"Lihat bang, Kak Lestari semakin cantik kalau tidak pakai makeup, beruntung banget abang dapatin dia" Goda Fatimah sedikit terkekeh.

"Diam" Titah Adit sedikit garang.

Tiba-tiba Fatimah Berteriak cempreng menoleh ke lestari "Kak Tari dipanggil abang, katanya dia mau anterin kakak pulang" Katanya sambil terkekeh menutup bibir.

Adit sedikit panik dengan mengulum bibir rapat-rapat setelah adik nya berbicara hal yang tidak dia inginkan.

Ibu Eni menoleh sejenak ke mereka dan langsung berbicara ke lestari "Oh ya kebetulan kamu pulang sama Adit saja ya"

"Jangan tante, Tari bisa naik ojek online kok" Tari mengelak permintaan yang membuat Bu Eni semakin memaksa.

"Tante ga setuju kalau kamu di bonceng orang lain, takut kamu di apa-apain"

"Eh, jangan gitu lah Tan, beneran kok tari tidak masalah sendirian, masih aman buat Tari"

"Lu, gue antar pulang" Tiba-tiba Adit menghampiri untuk menyela pembicaraan.

Lestari menoleh dengan pandangan tidak enak, seakan ingin marah namun dia pendam, Dia terus mengunci pandangan mengarah ke pemuda itu yang sedang mencari sesuatu.

"Ayah, Adit pinjem mobil buat mengantarkan tari pulang" Pekik Adit tengah sibuk mencari ayahnya.

"Kunci di gantungan dekat tangga" Sahut pak bada dari balik kamar nya.

"Oh— oke makasih Ayah" Jawab Adit dengan sopan.

"Gausah jangan antar gue" Sahut lestari datar sambil memandang Adit yang tidak biasa.

Adit menghiraukan omongan lestari sambil melewati nya, dia kekeh untuk mengantarkan nya pulang ke rumah "Gue panasin mesin mobil dulu"

"Tunggu —" Lestari menahan sebal.

Ibu Eni kembali menahan kepergian "Sebentar Tari, tante ke kamar dulu"

Lestari terhentak bingung menoleh ibu eni yang sudah menjauh darinya, Hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk ibu Eni kembali.

"Eh Tan — Apa ini"

"Tolong kamu terima ini, isinya uang yang lumayan buat kamu jajan" Kata ibu Eni sambil menodongkan amplop tebal tepat di depan perutnya lestari

"Maaf tari tidak bisa menerima ini, ambil lagi saja tante" Kata tari sambil mendorongkan sedikit amplop itu menjauh dari tubuhnya.

Ibu Eni mendorong nya kembali "Tidak apa-apa tante iklas ngasih, tari selama ini sudah banyak menyimpan luka, Tante tidak mau kamu sampai dendam ke Adit" Katanya memastikan.

"Tapi, tari tidak dendam ke Adit kok Tante" Lestari mengelak membuat ibu Eni membalik telapak tangan lestari keatas sambil menaruh amplop itu di tangan nya.

"Ini permintaan Tante, bukan permintaan dari Adit, tolong terima" Kata Bu Eni sambil menepuk-nepuk amplop nya.

"Baiklah, tari terima — makasih Tante"

"Ibu buat Fati mana" Protes Fatimah yang sedang memperhatikan dari arah sofa sambil mengerucutkan bibir sebal.

"Jatah kamu tidak ada, belajar yang benar, nilai kamu semakin lama semakin hancur" Protes nya malah dibalikin ibu Eni.

"Kan selalu bahas pelajaran" Kata Fatimah sebal membalik badannya kembali untuk menonton film yang sudah di mirror melalui ponsel nya.

Adit yang sudah memanaskan mobil dia langsung menghampiri lestari "Ayo tari keburu malam" Katanya sambil melihat amplop yang dipegang nya.

Adit sedikit mengerut dahi sejenak, kemudian tari keluar dan berpamitan.

Saat sudah keluar, lestari membawa Adit di samping rumahnya sambil mengeluarkan uneg-uneg yang dia pendam selama perjodohan berlangsung.

Perlahan air mata Lestari keluar dari pelupuk mata nya, mengalir deras di pipi tembem nya, karena tidak kuat menerima kenyataan pahit yang di alaminya.

"Puas lu sekarang buat hidup gue hancur, padahal gue sudah mulai mempercayai pria, tapi kenapa erza sama brengsek nya dengan lu, membongkar aib seenak jidat, ini terakhir kali dalam hidup gue buat percaya ke cowok"

Adit sedikit terpancing emosi, kalau sudah mendengar nama Erza yang masuk dalam telinga nya, Dia nampak tak segan-segan.

"Loh kok salahin gue, jangan samain gue dengan dia ya" Kata Adit dengan tatapan angker, Lestari tidak mau kalah dengan tatapan seram nya, Mereka saling bertatapan wajah dengan kebencian.

"Ciyeee mau ciuman nih ye"

Adit mengalihkan pandangan ke Fatimah yang sedang memperhatikan nya diam-diam.

"Ih seram jangan melotot gitu lah abang, Abang tidak tau tentang kak lestari ya, dipikir nya abang itu kak lestari senang menerima perjodohan" Omel Fatimah melenceng jauh dari topik.

"Lah lu ngomong apa sih bontot"

"CUKUP DEK FAT" Pekik lestari yang membuat ibu Eni keluar rumah.

"Aih ibu kira kalian sudah pergi, ternyata masih disini, terus pada ributin apa sih"

"Ibu ini Fatimah lagi gangguin pasangan mengobrol kan pernikahan, mereka nih lagi bahas mahar, mau adatnya seperti apa, terus dekorasi nya mau gimana, kaya abang Adit ga sabaran banget buat menikah" Lancar sekali mulut busuk Fatimah untuk berdusta.

"Tenang ibu dan ayah akan mempersiapkan semuanya untuk kamu dit" Jawab ibu Eni

Adit menganga hebat setelah mendengar ucapan dusta Fatimah yang sangat pintar beralibi.

1
gempi
j
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!