Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melangkah pergi
" Hei.. Hei.. Hei... Jangan menatap ku seperti itu? " Ken pun tersentak.
" Tuan muda.. Apa anda sudah bisa melihat? " pekik Ken senang.
" Kemarilah!! Mendekat pada ku!! " pinta Jade.
Tanpa merasa curiga sedikit pun, Ken langsung mendekat tepat di depan Jade.
" Menunduk lah Ken!! " tangan Jade melambai, ingin Ken menunduk menyamai tingginya yang duduk di kursi.
PLETAK!!
" ADUH.. TUAN.. " pekik Ken kesakitan. Kepalanya baru saja digetok oleh tuan mudanya ini.
" Melihat dari mana? aku operasi saja belum. " kesal Jade. Asistennya ini memang minta di pukul dulu.
" Lalu, darimana anda tahu jika saya sedang melihat anda tadi? " tanya Ken kebingungan.
" Feeling, Ken.. You know feeling? " sentak Jade masih kesal.
Mulut Ken langsung membentuk huruf O. Baru teringat jika feeling tuan mudanya ini memang tak pernah meleset. Tapi tetap saja Ken merinding dibuatnya, karena Jade hampir tidak pernah salah kalau soal feeling.
' Jangan-jangan tuan muda ini cenayang? ' batin Ken bergidik ngeri.
" Jangan kasihani aku Ken.. Sungguh rasanya tak nyaman, itulah yang aku rasakan saat kau menatap ku tadi.. Lagipula kau itu salah paham.. " ucap Jade menjelaskan. Tak ingin jika ada kesalahpahaman disini hanya karena dia yang belum jelas mengatakan perasaannya.
" Hanya menyukai, tanpa cinta didalamnya. Ve, gadis yang baik saat pertama kali aku mengenalnya. Aku bisa merasakan jika dia itu murni. Feeling ku mengatakan jika Ve pasti akan menjadi terang untuk Griffin suatu hari nanti. Dan ternyata feeling ku benar. Ve, tetap bersinar apapun yang terjadi meskipun Griffin berbuat jahat padanya sekalipun. " Ken mengangguk-anggukan kepalanya.
" Tapi tuan muda.. Kalau saya boleh tahu, apa yang anda katakan pada tuan muda Griffin sampai beliau mengubah keputusannya? Bukankah awalnya beliau menolak membantu nyonya muda Cassano, hingga akhirnya nyonya muda meminta bantuan anda. " Jade terkekeh karena diingatkan kejadian malam itu.
" Yang aku katakan? " Jade menyeringai, " Hanya sedikit ancaman saja, dan Griffin benar-benar bertindak cepat karena ancaman ku itu. "
Flashback..
" Apa kau tahu kalau Ve mendapatkan lamaran dari keluarga kerjaan Belgia? " tanya Jade saat malam dimana mereka bertemu sebelum makan malam Ve dan Pangeran Delmian berlangsung.
" Hm.. Dia meminta ku untuk mengakui jika dia kekasih ku.. Konyol sekali bukan? " Griffin menggelengkan kepalanya.
" Aku tebak kau pasti menolaknya? " Jade mulai melempar umpan.
" Yap... Untuk apa juga aku menerimanya.. " Griffin terdengar santai sekali saat mengucapkannya.
" Oh.. Benar begitu?? Jadi, kalau aku yang datang ke sana menggantikan mu.... Tidak jadi soal kan? " Jade bertanya.
" Maksud mu? "
" Ve meminta tolong pada ku, dan setelah mendengar jawaban mu sepertinya tak ada masalah jika aku yang pergi ke sana dan mengakui kalau Ve kekasih ku... "
" Tapi Grifff,, apa kau yakin dengan keputusan mu itu? Jika kau tidak datang ke sana maka jangan salahkan aku jika menyanggupi permintaan Ve. Itu artinya, aku pasti akan menikah dengan Ve pada akhirnya. " Jade menyeringai, yakin dia jika Griffin sudah mulai memakan umpannya.
" Dengarkan aku, Griff... Patah hati yang sebenarnya bukan disaat kita putus cinta. Tapi saat kita terlambat mengetahui kalau ternyata kita telah jatuh cinta dan yang kita cintai sudah bersama orang lain.... "
" Jadi pikirkan baik-baik.. Jangan sampai kau menyesal nantinya.. "
Flashback off...
Ken selalu merasa takjub dengan kemampuan Jade selama ini. Tuan mudanya ini sangat pandai sekali mengatur strategi. Kapan memberi umpan, dan kapan mangsa akan memakan umpannya, Tuan mudanya ini selalu tepat.
Inilah sebabnya, Jade menjadi pengganti Lucifer memimpin klan mafia GN meski dia memiliki cacat fisik. Kebutaan yang dia miliki, sama sekali tidak membuatnya lemah. Justru dia memiliki insting dan kecerdasan di luar nalar manusia biasa.
" Eh... Tuan muda.. Sepertinya di sana ada ramai-ramai.. Apa perlu kita ke sana? " Ken melihat banyak orang bergerombol di sisi kanan bagian luar ballroom. Setahunya di sana ada sebuah kolam renang.
" Kau saja yang ke sana!! " perintah Jade, pun langsung Ken laksanakan.
*
*
Beberapa menit sebelumnya,
Veroya terlalu lelah sejak tadi menemani Griffin untuk menyapa para tamu undangan. Bayangkan saja, undangan yang hadir sekitar seribu orang lebih dan menyapa mereka satu persatu, rasanya Veroya benar-benar tak sanggup. Apalagi tubuhnya lemah sekali karena terus digempur Griffin sejak mereka resmi menjadi suami istri.
Veroya yang kelelahan, meminta izin pada Griffin untuk pergi ke area luar ballroom, untuk sekedar mencari udara segar. Tentunya Griffin mengizinkan karena paham betul jika istrinya ini kelelahan. Griffin ingin menawarkan agar Veroya kembali ke kamar mereka, tapi Veroya menolak dengan tegas.
Jadi disinilah Veroya berada, berdiri di tepian kolam renang yang ada disisi kanan ballroom. Veroya menikmati hembusan angin yang menerpa tubuhnya. Seakan angin itu membawa pergi semua lelah yang dirasakannya. Dengan ditemani segelas wine yang dibawanya, Veroya menikmati waktu sendirinya.
" Betapa beruntungnya diri mu, Ve... Bahkan bisa dikatakan, untuk anak seorang pengkhianat kau itu terlalu beruntung. " Veroya memutar bola matanya malas.
Gagal sudah ' me time ' Veroya karena datang seorang pengganggu yang tidak tahu malu. Malas menanggapi, Veroya pun memutar tumitnya meninggalkan tempat ini. Tapi suara pengganggu ini berhasil menghentikan niatannya untuk pergi.
" Tidak seharusnya mama mu menerima semua harta keluarga Keichiro disaat dulu saja dia meninggalkan semuanya. Terlalu tidak adil bukan, untuk mendiang ayah ku yang selama ini menjaga harta benda keluarga Keichiro, tapi hingga akhir hayatnya bahkan tidak mendapatkan apa-apa? " Rukia sepertinya tidak mau berhenti untuk memprovokasi Veroya.
" Lalu, apa hubungan semua itu dengan ku? " Veroya berbalik, menatap tajam Rukia.
" Aku harap kau masih memiliki malu, dan mengembalikan semua itu pada keluarga ku. " Rukia maju satu langkah, lebih dekat dengan Veroya.
" Atau, berikan saja suamimu untuk ku, dan kau boleh memiliki semua harta Keichiro. " bisik Rukia semakin memprovokasi Veroya.
" Damn!! " umpat Veroya kesal.
SYYYUUUUUURRRRRR
" Ahhh.. Kau!! " pekik Rukia. Veroya, baru saja menyiramkan wine tepat di atas kepalanya.
" Aku harap dengan disiram seperti ini otak mu itu bisa jernih kembali.. Apa kau bilang tadi? Ingin suami ku? Hanya dalam mimpi mu, wanita gila.. " desis Veroya mencoba menahan amarahnya. Veroya masih sadar jika saat ini dirinya ada di pesta perayaan pernikahannya dengan Griffin.
" Kau terlalu serakah, Veroya Vogt!! " Rukia akhirnya maju menerjang Veroya. Terjadilah aksi dorong mendorong dan jambak menjambak diantara kedua wanita ini.
Masih belum ada yang menyadari jika ada sebuah pertikaian di luar ballroom. Para tamu sepertinya asyik dengan kegiatan mereka masing-masing sampai terdengar bunyi sesuatu yang terjatuh ke dalam air begitu juga dengan suara teriakan dari luar.
BYYYUURRRR
AAARRRGGHHHH
" VEROYA!! APA YANG KAU LAKUKAN? " sentak Griffin yang kebetulan ada di dekat area kolam renang.
Tanpa mendengar penjelasan Veroya, Griffin langsung masuk ke dalam kolam renang untuk menolah Rukia.
Ya, yang tercebur ke kolam renang adalah Rukia. Aksi dorong mendorong mereka mengakibatkan Rukia terjun bebas ke dalam kolam. Secara kebetulan, Griffin berada di dekat sana karena mencari keberadaan istrinya.
Terkejut lah Griffin melihat Rukia tercebur ke kolam setelah didorong oleh Veroya. Dia pun langsung melompat masuk ke kolam renang untuk menyelamatkan Rukia yang sepertinya tidak pandai berenang.
" Jika kau menolongnya, aku akan marah pada mu, King.. " gumam Veroya tepat bersamaan dengan Griffin yang melompat ke dalam kolam.
Tes.. Tes..
Air maya Veroya terjatuh begitu saja. Bahkan suaminya sendiri justru melompat menyelamatkan wanita yang sudah menghinanya. Tak ingin terlihat menyedihkan, Veroya langsung pergi begitu saja mengabaikan semua tatapan orang yang melihat ke arahnya.
Rukia yang melihat kepergian dari Veroya langsung tersenyum tipis dalam pelukan Griffin. Hatinya sangat senang, karena berhasil memicu sebuah permasalahan diantara pasangan suami istri ini. Lebih senang lagi, karena mendapatkan kesempatan untuk sangat dekat dengan Griffin.
" Maaf tuan... Saya.... " Rukia langsung tak sadarkan diri.