Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Arthur memarkirkan mobilnya ditempat parkir khusus. Kemudian mereka keluar dari mobil.
Carla dan Carlos melihat ada beberapa orang sekuriti yang berjaga didepan pintu gerbang. Kemudian ia menoleh ke papa dan mamanya.
"Mengapa kita memilih sekolah yang jauh?" tanya Carlos.
"Karena ini milik Opa kalian," jawab Arthur.
"Papa?" tanya Carlina. Arthur menggeleng.
"Om Abigail suaminya Tante Lica," jawab Arthur.
Kemudian ia mengajak Carlina, Carla dan Carlos keluar. Saat didepan gerbang, sekuriti menunduk hormat.
Siapa yang tidak kenal tuan muda Henderson. Walaupun darah yang mengalir di Arthur adalah darah Abbas Atalarik Attar sang kakek buyutnya.
Namun orang-orang mengenalnya sebagai tuan muda Henderson. Karena orang tidak mengenal Abbas Atalarik Attar sang kakek buyut.
Saat mereka masuk, mereka menjadi pusat perhatian, para murid-murid sekolah. Namun mereka tidak peduli dan masih terus melangkah menuju ruang kepala sekolah.
Arthur mengetuk pintu ruangan tersebut, dan kemudian masuk setelah mendengar suara perintah dari dalam.
"Tuan muda, ada gerangan apa anda kemari?" tanya pak kepala sekolah sambil menunduk hormat.
Jadi ia tidak begitu memperhatikan Carlina, Carla dan Carlos. Namun saat ia berdiri, ia langsung dikejutkan dengan dua bocah yang begitu mirip dengan Arthur.
"Pak, apa disini masih menerima murid? Saya mau mendaftar kan anak saya di sekolah ini," tanya Arthur.
"An--anak? Bi--bisa tuan muda," jawab pak kepala sekolah gugup.
Pak kepala sekolah sampai lupa mempersilahkan mereka duduk. Saking gugupnya dan shock saat mendengar Arthur sudah memiliki anak.
Setelah melakukan pendaftaran, merekapun pamit pulang, dan akan masuk sekolah besok.
Pak kepala sekolah juga memberikan pakaian seragam sekolah untuk mereka sebagai permulaan. Nanti selebihnya baru beli sendiri.
"Kita beli pakaian seragam sekolah dan buku untuk mereka," kata Arthur.
Saat ini mereka sudah berada didalam mobil. Carlina hanya mengangguk mengiyakan.
"Eee ... Kamu tidak ke bekerja?" tanya Carlina.
"Kamu tanya siapa?" tanya Arthur balik.
"Kamu, ehh maksudku hubby," jawab Carlina.
Arthur tersenyum lalu menoleh kearah samping. Sumpah, ingin rasanya dia tertawa terbahak-bahak, saat Carlina seperti kesulitan menyebutkan dirinya.
"Aku masih cuti, setelah urusan ini selesai baru aku masuk kerja. Dan biasakan panggilan nya seperti itu," ucap Arthur.
Carlina mengangguk malu-malu. Saat diperjalanan Carlina melihat seorang wanita sedang dicegat oleh dua orang pria.
"Stop!"
Arthur segera mengerem mobilnya. Saat Carlina ingin keluar, ternyata kedua anaknya sudah lebih dulu keluar.
Keduanya berlari dan langsung menendang dua orang tersebut. Arthur dan Carlina hanya menyaksikan dari dalam mobil.
Mereka menghajar satu orang satu, hingga keduanya kabur karena tidak sanggup melawan Carla dan Carlos.
"Mama?" Carlina terkejut saat melihat orang yang sedang di begal ternyata adalah Alana.
"Nenek tidak apa-apa?" tanya Carla setelah berhasil mengalahkan pembegal tersebut.
Alana menggeleng. "Terima kasih, kalian sungguh berani meskipun masih kecil."
"Sama-sama, lain kali hati-hati Nek, kejahatan bisa terjadi dimana-mana dan tidak kenal tempat," kata Carla.
Alana kembali mengangguk, ia menyentuh pipi kedua anak itu. "Boleh Nenek peluk kalian?"
Carla dan Carlos mengangguk, Alana berjongkok menyamai keduanya. Kemudian setelah beberapa saat Alana pun melepaskannya.
Didalam mobil Carlina menangis melihat mamanya memeluk kedua anaknya. Tadinya ia ingin keluar, namun ia urungkan.
"Apa kamu tidak ingin menemui mama? Biar bagaimanapun beliau orang yang melahirkan mu."
"Belum saatnya, nanti aku sendiri yang akan menemui mereka. Aku akan datang ke rumah mereka."
Arthur tidak lagi menjawab, pembicaraan mereka terhenti saat mendengar pintu mobil tertutup.
"Kalian tidak apa-apa, kan?" tanya Arthur.
"Tidak Pa," jawab keduanya serentak.
Carlina segera menghapus airmata nya, ia takut ketahuan oleh kedua anaknya. Biar bagaimanapun kedua anaknya sulit untuk dibohongi.
"Kita jalan sekarang?" tanya Arthur.
"Hmmm," jawab keduanya serentak.
Alana yang berada didalam mobil hanya memperhatikan saat mobil yang ditumpangi Carla dan Carlos lewat.
"Anak kembar yang tampan dan cantik, lucu banget. Aku yakin orang tuanya pasti bangga memiliki anak pemberani yang suka menolong," monolog Alana.
Ia tersenyum karena selamat dari para pembegal, Alana sangat beruntung karena sudah ditolong oleh dua bocah kembar.
Alana tidak tahu kalau yang menolongnya adalah cucunya sendiri. Ia juga tidak bertanya lebih lanjut tentang kedua bocah itu.
Alana memilih pergi ke perusahaan suaminya. Tadinya ia ingin ke mall, namun tidak jadi.
Ia ingin menceritakan kejadian yang dialami nya ini kepada suaminya itu. Alana melajukan mobilnya menuju perusahaan suaminya itu.
"Suami saya ada?" tanya Alana pada pegawai resepsionis.
"Ada Nyonya," jawab pegawai resepsionis.
Alana pun segera masuk kedalam lift menuju lantai tempat suaminya bekerja. Alana mengetuk pintu saat sudah tiba didepan ruang kerja Julian.
"Pa!" panggil Alana. Julian mendongak, karena ia sedang memeriksa berkas untuk mencari investor yang mau bekerjasama dengannya.
"Ada apa Ma, mengapa Mama terlihat panik gitu?" tanya Julian.
Alana pun menceritakan kejadiannya, dari ia dibegal hingga diselamatkan oleh dua bocah kembar.
"Tapi wajahnya tidak asing Pa, seperti ...." Alana mencoba mengingat-ingat wajah bocah kembar itu.
"Siapa Ma?" tanya Julian penasaran.
"Seperti Arthur, ya seperti Arthur," jawab Alana.
"Tidak mungkin Arthur punya anak, sementara tidak ada kabar jika dia sudah menikah."
"Gak tau juga Pa, yang pasti wajah anak itu sangat mirip dengan Arthur."
"Sudahlah Ma, mumpung mama disini, bantu papa untuk mendapatkan investor. Perusahaan kita masih terombang-ambing akibat hacker misterius itu."
Alana pun membantu suaminya. Rekha? Jangan harap ia membantu orang tuanya. Untuk foya-foya adalah hobi nya.
Sementara yang mereka bicarakan sudah tiba di mall, Arthur menggandeng tangan anaknya.
Terlihat sekali mereka seperti keluarga bahagia. Saat masuk kedalam toko pakaian, pelayan menyambut mereka dengan ramah.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan, Nyonya?" tanya pelayan tersebut.
"Saya mau seragam sekolah untuk mereka berdua," jawab Arthur.
"Baik Tuan!" pelayan segera masuk kedalam tempat penyimpanan baju seragam sekolah.
Tidak berapa lama ia keluar dengan beberapa helai pakaian seragam sesuai keinginan Arthur.
"Silahkan dicoba dulu, takutnya nanti tidak pas," kata pelayan.
Keduanya pun mencoba pakaian tersebut. Setelah merasa cocok, Arthur meminta beberapa lagi untuk mereka.
Setelah membeli pakaian, mereka membeli sepatu, tas dan alat-alat tulis. Carlina memeriksa kembali takut ada yang kurang.
Dan ternyata sudah cukup, tidak terasa hari pun sudah siang ketika ini. Jadi mereka pun ingin makan siang terlebih dahulu.
"Mau makan apa?" tanya Carlina pada kedua anaknya.
"Apa saja deh, samakan juga boleh," jawab Carla.
"Carlos?" tanya Arthur.
"Samakan saja biar gak repot," jawabnya.
Arthur pun memesan makanan sesuai yang dikatakan Carlina kepadanya. pelayan pun mengangguk dan mencatat semuanya.
Yg aq nyaho mh kreker rasa keju 😁😁😁