Kevin yang awalnya playboy dan tidak percaya dengan cinta, dan selalu mempermainkan wanita. Hal itu terjadi Karena keluarganya yang hancur. Namun kini kepercayaan itu kembali muncul ketika ada satu wanita yang membuatnya jatuh cinta dengan wanita yang berbeda.
"sejak kapan Lo ada disitu?" Tanya Aura kasar pada sosok paling menyebalkan di depannya itu.
Kevin pun tersenyum miring. "Santai dong! Gue kan cuma nanya! Lo jadi cewek bodoh banget bikin gue tertarik aja." Balas Kevin
Simak terus kisah kelanjutannya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. mengaku pacar tapi belum jadian
Dirumah sakit x
Setelah orangtua Aura datang, Kevin langsung menjelaskan semua kejadian di sekolah mengapa Aura sampai pingsan?
Kedua orangtua Aura pun menghela napasnya lega. Melihat penampilan Kevin yang urakan dan ada luka perban membuat dirinya khawatir jika Aura akan mengikuti pergaulan bebas dan berakhir celaka juga.
Namun penjelasan Kevin tadi membuat mama Wila dan papa Baron senang. Ia juga tau bahwa anak laki-laki SMA pasti banyak yang berpenampilan seperti Kevin. Termasuk baju di keluarkan.
Namun itu tak masalah dengan papa Baron dan mama Wila. Dulu papa Baron pun juga sering mengeluarkan baju nya saat sekolah.
"Em... Kalau boleh tau kamu teman Aura atau pacarnya? Melihat kamu yang bertindak seperti ini rasanya tidak mungkin jika kalian tidak ada hubungan apa-apa." Tanya mama Wila.
Tak mungkin kan ada seorang laki-laki yang rela membayar ruang VVIP dan uang itu tidak mau diganti?
Kevin pun diam dan berfikir sejenak. Senyuman terbit di bibirnya. Mengaku sebagai pacarnya Aura bukan masalah kan? Toh dia emang mau pacaran sama si Aura.
"Iya. Tante saya pacarnya Aura." Ucap Kevin membuat kedua orang tua Aura saling melempar pandangan. Lantas papa Baron tersenyum.
Inilah Kevin, seenaknya sendiri dan tidak mau diatur dan tidak ada yang bisa mengaturnya. Maunya selalu menang. Apa yang ia ingin dapatkan ya harus dapat.
Seperti saat ini dirinya sedang mengejar Aura. Tak peduli itu hanya untuk taruhan atau memang dari hati. Intinya harus dapat! Dan mungkin mengaku sebagai pacar Aura akan semakin mudah untuknya mendapatkan Aura. Hahaha... Maafin sifat Kevin ya....
"Om dan tante mengerti. Kami sih tidak apa-apa kalau Aura pacaran dengan kamu. Namanya juga anak remaja. Dan kalau bisa tolong jaga Aura." Ucap papa Baron.
Kevin yang mendengar itu pun jadi tidak bisa berkata-kata. Baru kali ini dia bertemu dengan orangtua dari si cewek yang ia ingin sandingkan di hatinya itu.
Rasanya deg-degan. Senang sudah pasti. Tapi ini beda. Apakah orang lain juga sesenang ini ketika dapat lampu ijo?
"Baik om, Tante. Saya akan berusaha untuk menjaga Aura dengan baik semampu saya." Ucap Kevin tegas dengan wajah yang bahagianya tak bisa di artikan.
Mama Wila dan papa Baron pun tersenyum. Meskipun mereka baru kenal dengan Kevin. Tapi mereka tak mau berfikir buruk tentang Kevin. Dan disatu sisi lain juga mereka juga pasti hati-hati dalam berkata seperti ini.
"Kevin... Kita sudah disini sekarang. Kamu pasti masih ada jam pelajaran kan?" Ucap mama Wila.
Kevin tersadar. "Ah, baiklah om dan Tante. Kalau begitu saya balik ke sekolah dulu. Kalau mau minta tolong untuk jagain Aura saya siap."
Papa Baron dan mama Wila terkekeh kecil. Tingkah anak remaja membuat nya senang. Jadi teringat masa muda. Yang dipikirkan anak remaja selalu senang-senang.
Setelah berpamitan dengan kedua orangtuanya Aura, Kevin pun kembali ke sekolah dengan keadaan hati yang bahagia.
****
Di SMA ESWE
Setelah Kevin mengatakan putus, ia langsung keluar dari rooftop. Clara meneriaki Kevin yang pergi namun Kevin tak menghiraukannya.
"Aarrggghh..." Teriaknya setelah Kevin Keluar melangkah ke rooftop. Ia berjongkok lalu menjambak rambutnya.
Rencananya untuk membuat Kevin luluh padanya dan menjadikan dirinya pacar satu-satunya sudah hilang. Bukannya lancar tapi malah kacau semuanya.
Ia pun diam sejenak lalu menyeka air matanya. "Nggak! Nggak akan gue biarin Lo jadi pacarnya si Kevin Ra!"
"Gue nggak akan menyerah! Gue cinta sama Kevin. Dan gue harus jadi pacar satu-satunya." Ucap Clara tegas lalu kemudian ia melangkah keluar dari pintu rooftop.
Teng teng teng
Jam pelajaran terakhir baru saja berbunyi. Clara mempercepat langkahnya untuk menunju ke kelasnya, 12 IPA 3.
Sesampainya di kelas, Clara langsung mendudukkan dirinya di kursi. Ia pun menghela napas dan langsung mengeluarkan buku pelajarannya.
Melia teman sebangkunya itu menatap heran pada Clara. Katanya tadi mau bertemu dengan Kevin harusnya ya bahagia. Tapi wajahnya mengapa murung?
"Eh, Lo kenapa Cla?" Tanya Melia menyikut tangan Clara.
Clara menghela nafasnya. "Gue putus sama Kevin." Ucapnya lirih.
Melia pun menatap sedih sahabatnya itu. Tak heran sih kalau putus karena Kevin bisa putus dengan pacarnya kapan pun ia mau.
"Ini resiko yang harus Lo tanggung Cla." Sahutnya. Lalu Clara pun melirik Melia.
"Lo tau kan penyebabnya karena siapa?" Tanya Clara. Melia pun menatap Clara seolah meminta jawaban langsung tanpa dirinya bertanya. "Karena si Aura cewek gila itu. Dan gue nggak akan biarin Aura mendapatkan Kevin gitu aja. Harus gue, harus gue yang menang dan menjadi satu-satunya orang paling di cintai Kevin." Ucapnya dengan wajah yang dendam.
Sedangkan Melia terkejut mendengar ucapan Clara yang begitu tegas. Yang berarti dirinya mau membuat ulah sama si Aura kan? Tapi semua orang juga tau bahwa Aura gimana anaknya? Jarang sekali ada orang yang mau buat masalah sama dia karena ujung-ujungnya mereka yang kalah.
"Lo mau buat masalah sama si Aura? Lo tau Aura itu cewek nakal, baddas banget. Lo yakin baik-baik aja setelah ngeganggu si Aura?" Tanya Melia wajahnya terlihat serius menatap Clara.
Clara berdecak. "CK. gue nggak takut. Lo lihat dong! Dia aja nggak sekuat itu. Nyatanya dia juga bisa masuk rumah sakit kan?" Ucap Clara.
Lalu melia pun manggut-manggut. Apa yang di bilang Clara benar. Semua manusia pasti punya kelemahan. Kenapa juga harus takut sama si Aura. "Bener juga sih."
Clara tersenyum nyengir. Ia sudah memikirkan untuk membalas Aura. "Kita bertindak setelah dia keluar dari rumah sakit. Pasti di belum begitu pulih." Ucap Clara dan di angguki oleh Melia.
Disaat yang sama
Jam di kelas Kevin kini kosong. Baru saja tadi seorang guru matematika masuk dan memberikan murid-murid nya tugas. Lalu keluar dari kelas karena ada rapat mendadak.
Dan di kelas 12 IPA 1 tentu ada yang mengerjakan namun juga ada yang tak peduli. Ada yang main game, ada yang tidur, dan ada yang bergosip.
Seperti Kevin yang saat ini tak peduli dan bermain game dengan teman-temannya. Dan tak lama dari itu mereka telah menyelesaikan permainan game nya.
"Gue udah tau kenapa si Aura di hukum sama si ketos tadi?" Ucap Kevin meletakkan ponselnya di atas meja.
"Kenapa?" Tanya Reyhan mengangkat sebelah alisnya.
Kevin pun tersenyum remeh. "Riyan lihat gue gendong Aura tadi. Dia ngira bahwa gue pacaran sama si Aura di UKS hahah. Bodoh kenapa dia nggak masuk aja ke UKS pas gue ada tadi."
Arya dan David tersenyum juga. "Si ketos nggak akan berani lah sama Lo bos. Kita juga punya senjata untuk si ketos hahaha." Ucap David.
"Terus apa rencana Lo?"
"Tunggu lihat aja nanti. Gue mau ketemu sama si Aura dulu nanti dan diskusi untuk membalas perbuatan ketos bajjing** itu."