Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balasan Rindu
Di pabrik pembuatan sepatu impor milik Ayah Haris. Zea masih di dalam mobilnya bersama sekertaris Ayahnya, Zea tak buru-buru turun namun sibuk mengirim pesan pada suami brondongnya yang sedang merajuk.
📨"Al, Please ku mohon maafkan aku. "
📨"Maaf, atas keadaanku dan kesibukan ku kemarin. "
📨"Sayang... 🥺"
📨"Please, maaf jangan begini, aku tak tenang bekerja. "
📨 " Kita sedang saling jauh, jangan buat sakit hati kita dengan saling marahan. "
📨"Aku butuh, pengertian mu, aku butuh dukunganmu sayang. "
📨"Aku juga lelah begini, aku rindu juga padamu, tapi keadaanku saat ini membuat kita harus bersabar terlebih dahulu. "
"Ckkkk Ya Tuhan, bocah itu masih tak mau membalas pesanku. Apa ini resiko menikahi bocah yang belum mengerti dunia kerja dan masih memiliki waktu luang. " Batin Zea mengusap wajahnya kasar.
"Mbak Nada, boleh ceritakan apa yang terjadi di pabrik ini, kenapa kita harus terjun ke pabrik ini, kenapa tidak menunggu laporan saja??? " Tatap Zea pada sekertaris sang ayah.
"Berdasarkan laporan dari manajer produksi cabang ada yang salah di bagian gudang Bu Zea. " Kata Sang sekertaris.
"Produksi sering terkendala bahan, padahal bahan impor sudah di kirim berkali-kali. Dugaan kami ada yang bermain di bagian gudang. " Jelas Nada sambil memarkirkan mobilnya.
"Ckkk, kenapa banyak sekali tikus tidak jujur di perusahaan Ayah, apa selama ini Ayah kurang mensejahterakan mereka?? " Zea kesal sendiri, selama beberapa waktu banyak hal janggal yang terjadi di perusahaan, sepertinya bayak pekerja yang tidak loyal terhadap Ayahnya.
"Maaf Bu Zea, bapak terserang jantung setelah mendapati kabar jika saham perusahaan mengalami penurunan dan investor banyak yang mengundurkan diri setelah mengetahui produksi kita yang terhambat dan tidak sesuai target. " Jelas sekertaris itu sambil menunduk.
"Astaghfirullah!!! Berat sekali meneruskan langkah Ayah ini!!! " Zea kesal dan turun dari mobilnya lalu membanting pintu kesal.
Braaaak
Semua pekerja yang sedang menata barang ke mobil untuk di kirim pun terkejut dengan datangnya Zea, mereka tidak mengenali Zea namun mengenal sekertaris Nada, sehingga tak ada yang menyapa atau pun menundukkan kepala pada Zea justru mereka menyapa pada Nada.
"Silahkan beri hormat pada Bu Zea, wakil direktur kita! " Kata Nada pada semua pekerja, sontak semua orang pun menunduk dan memberi hormat padanya, Zea membalas tersenyum lalu masuk ke ruang yang kerjanya di cabang ini.
"Panggil semua staff penting di sini kita rapat 15 menit lagi!! " Putus Zea pada sekretarisnya, Nada pun menghubungi kepala cabang itu untuk mengumpulkan staffnya.
Zea menghubungi Al Jovano lagi, sebelum rapat dirinya ingin mendengar suara brondongnya untuk membuat dirinya lebih semangat, namun nomor Al Jovano tak bisa di hubungi sama sekali.
Akhirnya Zea menghubungi Soe Jin untuk menanyakan kabar dan kegiatan suaminya itu. "Halo, Soe Jin?? " Kata Zea begitu di angkat.
"Hallo, Kak Zea. Ada apa ya?? " Tanya Soe Jin.
"Al dimana? sedang apa??" Tanya Zea penasaran.
"Al sedang melukis. " Jawab Soe Jin jujur.
"Kenapa Handphone Al tak aktif??? melukis dimana?? " Tanya Zea penasaran sekaligus kesal, hanya melukis saja mengapa sampai harus mematikan ponselnya.
"Handphone Al kehabisan daya. Kami melukis di pantai. " Jawab Soe Jin jujur namun tidak berani menyebutkan objek apa yang sedang di lukis, Soe Jin tak ingin membuat kekacauan yang akan memperparah hubungan keduanya Yang sedang tidak baik-baik saja.
"Ok, titip dia ya, jaga baik-baik, bilang padanya aku minta maaf dan amat merindukannya. " Ucap Zea lalu menutup panggilan setelah mendapat jawaban dari Seo Jin.
***
Di sudut lain bumi ini tepatnya di tepi pantai salah satu sisi di Korea, Al Jovano menahan nafas dan kesal pada objek lukisnya yang meresahkan.
"Ckkk kau yakin ingin ku lukis dengan pakaian semacam itu??? " Al Jovano sampai harus banyak minum untuk menahan mual di perutnya karena polah objek lukisnya.
"Yah, pacarku menyukai aku dengan pakaian seperti ini. " Jawab Kim Nana yang hanya memakai baju dari dada hingga paha itu, begitu saja bajunya lebih pantas di gunakan untuk menyaring teh di Indonesia, beruntung dia berpose dengan berlumpur pasir. sehingga tak mencolok.
"Ckkk, kau tau jika istriku tau aku melukis objek seperti kamu, dia akan berkata kalau aku melukis lumpur dosa. " Kesal Al Jovano berani meski objek di hadapannya itu seorang artis yang terkenal, Al Jovano tak peduli.
"Astaga?? kamu sudah menikah??? " Kim Nana lumayan terkejut karena jujur seandainya dirinya belum memiliki kekasih pelukis brondong ini seandainya tidak cacat akan menjadi kandidat kekasihnya.
"Berapa umurmu??? " Tanya Kim Nana semakin penasaran.
"Untuk apa menanyakan umur, yang penting karyaku pantas di bayar 150juta." Kata Al Jovano tak menjawab usianya, jujur dia tak ingin di pandang bocah apalagi pemuda yang seolah belum menikah, karena pada kenyataannya dirinya adalah suami dari wanita pujaannya.
"Ok!! Tunjukan padaku bahwa harga jasamu pantas dan sesuai hasilnya. " Kim Nana berpose menggoda di sana, Seo Jin nyaris tersedak di belakang Al Jovano.
Seo Jin merasa heran dengan Al Jovano mengapa biasa saja, seolah wanita molek dan rupawan di hadapannya itu hanya seonggok tubuh tak menarik.
"Sttt, Al??? Apakah kamu baik-baik saja??? Apa kamu tidak merasa panas melihat objek lukisan kali ini. " Bisik Seo Jin heran di telinga Al Jovano.
"Aku justru mual, bersihkan pikiranmu dari, pikiran kotor!! " Kata Al Jovano pelan agar tak terdengar oleh Kim Nana.
"Istrimu barusan menelfon, dia minta maaf dan menyampaikan kalau amat rindu padamu. " Kata Seo Jin mampu menghentikan kuas Al Jovano, senyumnya mengembang bahagia, namun sejurus kemudian kesalnya muncul lagi teringat bagaimana Zea mengacuhkannya.
"Al, cantik mana Kim Nana sama Zea??? " Bisik Seo Jin lagi.
"Mau ada 1000 artis berbaris tanpa busana di hadapanku bagiku yang paling cantik cuma Zea seorang. Mataku buta jika sama wanita lain, kau tak paham karena kamu gak tau bagaimana Cinta yang benar. " Ucap Al Jovano bangga membuat Seo Jin mencibir tak percaya.
"Heyyyy kalian berbisik apa???" Tegur Kim Nana kesal karena berdiam diri terus dengan posenya namun tak diajak mengobrol oleh pria muda di hadapannya itu.
"Urusan lelaki! " Jawab Al Jovano asal membuat Kim Nana kesal.
"Sudah!! " Kata Al Jovano lalu menaruh kuasnya, Kim Nana menghampiri Al Jovano dan langsung terkejut sekaligus terpesona pada karya luar biasa indah itu.
"Wooo ah... Aku akan minta meminta pacarku membayar sepuluh kali lipat dari harga yang ku keluarkan untuk karya luar biasa indah ini!!" Kim Nana bahagia sekali serta puas dengan karya Al Jovano.
"Akan aku transfer segera, tunggu beberapa menit ya. Ah senangnya hatiku. " Ucap Kim Nana lalu memotret Lukisan indah itu dan menempatkannya di akun sosialnya.
"Aku akan promosikan juga pada teman-teman ku. " Ucap Kim Nana yang langsung di sambut Seo Jin dengan senang, Seo Jin berharap Al Jovano makin terkenal, itu artinya gaji untuknya semakin banyak.
"Bos jangan lupa fee untuk ku?? " Kata Seo Jin cengengesan di hadapan Al Jovano.
"Tenang." Ucap Al Jovano lalu mencuci tangannya, bangga karena hari ini bisa memberikan nafkah yang lebih untuk Zea, selama ini dirinya justru lebih banyak bergantung pada Zea. Al Jovano ingin membuktikan bahwa jika dirinya sanggup menjadi suami yang layak dan bertanggung jawab.
***
Kak Vote dong...
Like dan Komen juga di harapkan...
Masih setia menunggu cerita inikah??
semoga alka memang kk nya Al jadi dia msh punya kluarga